Ini adalah cabang lain yang
menyempurnakan dua cabang itu dan memperkuat taubat. Yaitu: mengiringi keburukan
dengan kebaikan, sehingga dapat menghapus pengaruhnya dan membersihkan
kotorannya. Inilah yang diperintahkan oleh Rasulullah Saw kepada Abu Dzarr r.a.
ketika beliau mewasiatkan kepadanya dengan wasiat yang agung ini, dan
bersabda:
"Bertakwalah di manapun engkau berada, dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya ia akan menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik." [Hadits diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmizi dari Abi Dzar. Tirmizi berkata: hadits ini hasan sahih. Dan Al Hakim mensahihkannya atas syarat Bukhari dan Muslim, dan disetujui oleh Adz Dzahabi dan Al Baihaqi dalam Asy-Syu'ab. Dan Ahmad serta Tirmizi dan Al Baihaqi juga Thabrani meriwayatkannya pula Mu'adz. Adz Dzahabi berkata dalam kitab Muhadz-dzab: sanadnya adalah hasan. (Al Faidl: 1/121)]
Yang dimaksud adalah: seorang muslim,
jika ia melakukan maksiat, hendaknya segera mengiringinya dengan kebaikan.
Seperti shalat, shadaqah, puasa, perbuatan yang baik, istighfar, dzikr, tasbih
dan lainnya, dari macam-macam perbuatan yang baik. Seperti firman Allah SWT
:
"Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk." [QS. Huud: 114]
Ibnu Arabi berkata: kebaikan akan
menghapus keburukan, baik sebelumnya atau setelahnya. Pelaksanaan kebaikan
setelah keburukan itu lebih baik, karena perbuatan itu lahir dari hati, dan
berpengaruh dengannya. Maka jika ia melakukan kebaikan, itu menunjukkan hatinya
yang baik. Dan jika ia melakukan perbuatan yang baik, itu timbul dari pilihan
hati, sehingga menghapus keburukan yang dilakukan sebelumnya. Pengertian literer
sabda beliau: 'tamhuha' "akan menghapusnya", artinya dosa itu akan lenyap dari
catatan. Ada yang berpendapat: maksudnya adalah, tidak diancam dengan hukuman
atas dosanya itu. [Lihatlah: Faidlul Qadir: 1/120]
Jika kesalahannya itu adalah
membicarakan keburukan orang lain di hadapan seesorang tertentu, maka kebaikan
itu adalah memuji orang tadi dihadapan orang yang diajak berghibah sebelumnya,
atau ia beristighfar kepada Allah SWT baginya.
Jika keburukannya itu adalah mencela
seseorang di hadapan manusia, maka kebaikannya itu adalah menghormatinya,
memuliakannya serta menyebutnya dengan kebaikan.
Orang yang kejahatannya adalah membaca
buku-buku yang buruk, maka kebaikannya adalah membaca al Quran, kitab hadits
serta ilmu-ilmu Islam. Orang yang keburukannya adalah menghardik kedua orang
tua, maka kebaikannya itu adalah dengan berlaku sebaik-sebaiknya dengan keduanya
dan memuliakannya serta berbuat baik kepadanya, terutama saat mereka dalam usia
lanjut.
Orang yang keburukannya adalah
memutuskan silaturahmi, serta berbuat buruk kepada saudara, maka kebaikannya
adalah berbuat baik kepada mereka serta berusaha menjaga persaudaraan, walaupun
mereka memutuskannya, dan memberi mereka walaupun mereka belum pernah
memberi.
Jika keburukannya adalah duduk dalam
tempat hiburan, main-main dan melakukan yang haram, maka kebaikannya itu adalah
duduk di tempat kebaikan, dzikr dan ilmu yang bermanfaat.
Jika keburukannya itu adalah bekerja di
koran yang memusuhi Islam dan para da'inya, maka kebaikannya itu adalah bekerja
di koran yang melawan musuh-musuh Islam itu, dengan menyebarkan berita yang
jujur, serta pendapat yang lurus.
Jika keburukannya adalah mengarang kitab
yang menyesatkan, serta mengajak kepada kemungkaran dalam perkataan dan
perbuatan, menyebarakan pemikiran yang menyesatkan serta mengajak kepada
syahwat, maka kebaikannya itu adalah mengarang kitab yang melawan kecenderungan
itu, mengajak kepada kebaikan, memerintahkan kepada yang ma'ruf, serta melarang
dari kemunkaran.
Barang siapa yang kebaikannya adalah
menyebarkan nyanyian yang merangsang, serta mengundang nafsu yang rendah dengan
segala cara, maka kebaikannya adalah menyebarkan kebaikan, serta mengajak kepada
sifat malu dan menjaga kehormatan diri.
Barangsiapa keburukannya adalah
menzhalimi manusia, memusuhi orang-orang lemah, serta mengganggu kehormatan
mereka dan hak-hak material atau immaterial mereka, maka kebaikan mereka itu
adalah berusaha menegakkan keadilan, berlaku jujur kepada orang yang zhalim,
membela orang-orang yang lemah, dan berusaha memperjuangkan hak-hak
mereka.
Jika keburukannya adalah bergabung
dengan kelompok penguasa yang despotis dan mendukung kebohongan mereka, serta
membantu mereka menjalankan kezaliman mereka terhadap rakyat, maka kebaikannya
adalah membantah orang-orang yang zalim itu sedapat mungkin, serta membuka
kebobrokan mereka di hadapan massa, membongkar kelakuan buruk mereka serta
korupsi yang mereka lakukan, sehingga manusia menjauh dari
mereka.
Inilah kebaikan yang dapat menghapuskan
dosa orang yang melakukan keburukan semampu ia lakukan. Yaitu dengan melawannya,
menghilangkan pengaruhnya, serta membersihkan diri dari pengaruhnya. Yaitu
dengan meniti jalan yang berlawanan dari perbuatan buruk itu, seperti dijelaskan
oleh imam Al Ghazali. Karena orang yang sakit diobati dengan lawannya penyakit
itu.
Seluruh kezaliman yang naik ke hati
dengan kemaksiatan, maka ia tidak dapat dihapuskan kecuali dengan cahaya yang
naik dengan perbuatan baik, yang berlawanan dengan perbuatan buruk itu. Yang
berlawanan adalah yang berpasangan (baik-buruk). Demikianlah hendaknya, seluruh
keburukan dihapuskan dengan kebaikan yang sejenisnya, semampu mungkin. Cara
seperti ini dalam menghapus keburukan, lebih dipercaya dan lebih diyakini dari
pada secara terus menerus menjalankan suatu macam ibadah tertentu saja, meskipun
itu juga pada gilirannya akan menghapus dosanya.
Cara penghapusan dosa dengan lawannya
ini, diperkuat oleh syari'ah. Yaitu al Quran mewajibkan dalam kasus pembunuhan
karena kealpaan dengan membebaskan budak. Karena perbudakan adalah semacam
kematian seseorang, karena ia tidak mempunyai kebebasan. Dengan membebaskan
budak maka terdapat penghidupan maknawi di dalamnya. Karena manusia tidak
mungkin menghidupkan orang secara material dan langsung, maka ia dapat
menghidupkannya secara maknawi, yaitu dengan membebaskannya.
Semoga Bermanfaat. Salam Santun Silaturahmi - PATIMBER
0 Response to "Mengiringi Perbuatan Buruk dengan Perbuatan Baik"
Posting Komentar