Renungan





--------------------------------------------------------------------------------

PERINGATAN!!

Bab yang akan Anda baca ini mengungkapkan rahasia penting kehidupan Anda. Bacalah dengan saksama dan menyeluruh karena bab ini menyangkut permasalahan yang dapat merubah pandangan Anda terhadap dunia luar. Pokok bahasan bab ini bukan sekadar sudut pandang, pendekatan yang berbeda atau pemikiran filsuf tradisional, melainkan fakta yang harus diakui semua orang yang percaya ataupun tidak, dan telah dibuktikan pula oleh ilmu pengetahuan dewasa ini.


--------------------------------------------------------------------------------

INTISARI MATERI

Orang yang merenungkan sekelilingnya dengan kritis dan bijaksana akan menyadari bahwa segala sesuatu di alam semesta ini — benda hidup atau-pun mati — pasti diciptakan. Sehingga pertanyaannya adalah: "Siapakah pencipta semua ini?"

Jelas bahwa "fakta penciptaan" yang tampak dalam setiap aspek alam semesta, mustahil hasil ciptaan alam semesta itu sendiri. Contohnya, seekor kutu tidak bisa menciptakan dirinya sendiri. Sistem tata surya tidak dapat menciptakan atau mengorganisir diri sendiri. Tanaman, manusia, bakteri, sel darah merah dan kupu-kupu juga tidak dapat menciptakan diri sendiri. Kemungkinan bahwa semua ini bermula "secara kebetulan" bahkan tidak terbayangkan sama sekali.

Oleh karena itu, kita berkesimpulan: segala sesuatu yang kita lihat telah diciptakan. Akan tetapi, tidak ada satu pun yang kita lihat dapat menjadi "pencipta" diri sendiri. Pencipta berbeda dan lebih unggul daripada semua yang kita lihat. Kekuatan Pencipta tidak terlihat tetapi keberadaan dan tanda-tandanya terungkap dalam segala sesuatu yang ada di alam.

Orang-orang yang menolak keberadaan Allah tidak sependapat tentang hal ini. Orang-orang ini terkondisikan untuk tidak mempercayai keberadaan-Nya kecuali mereka melihat-Nya dengan mata kepala sendiri. Kaum ini, yang mengabaikan fakta "penciptaan", terpaksa mengabaikan aktualitas "penciptaan" yang terwujud di seluruh alam semesta dan secara keliru membuktikan bahwa alam semesta dan kehidupan di dalamnya tidak diciptakan. Teori evolusi merupakan contoh utama usaha mereka yang sia-sia.

Kesalahan mendasar dari mereka yang mengingkari Allah dilakukan pula oleh banyak orang yang sebenarnya tidak sungguh-sungguh menolak keberadaan Allah tetapi mempunyai persepsi salah tentang-Nya. Mereka tidak mengingkari penciptaan tetapi memiliki kepercayaan takhayul mengenai "di mana" Allah. Kebanyakan dari mereka berpikir bahwa Allah berada di "langit". Mereka diam-diam membayangkan bahwa Allah berada di belakang suatu planet sangat jauh dan sewaktu-waktu mencampuri "urusan duniawi". Atau barangkali Allah tidak turun tangan sama sekali: Dia menciptakan alam semesta lalu meninggalkannya begitu saja, dan manusia dibiarkan menentukan nasibnya sendiri.

Sementara itu, kalangan lain mendengar bahwa, Allah berada "di mana-mana", namun mereka tidak dapat memahami maknanya. Mereka berpikir bahwa Allah mengelilingi segala sesuatu seperti gelombang radio atau gas yang tidak dapat diraba dan dilihat.

Akan tetapi, semua gagasan ini dan juga kepercayaan lain yang tidak bisa menjelaskan "di mana" Allah (dan mungkin karena itu mengingkari keberadaan Allah) beranjak dari kesalahan yang sama. Mereka berprasangka tanpa dasar sehingga sampai pada pemahaman yang salah tentang Allah. Prasangka apakah itu?.

Prasangka ini tentang alam dan sifat-sifat materi. Kita demikian terbiasa dengan anggapan tentang keberadaan materi sehingga kita tidak pernah memikirkan apakah materi benar-benar ada atau hanya bayangan. Ilmu pengetahuan modern menghancurkan prasangka ini dan mengungkap sebuah realitas yang sangat penting dan mengesankan.

Dunia Sinyal-Sinyal Elektris

Semua informasi yang kita miliki tentang dunia tempat kita hidup disampaikan kepada kita melalui lima indra kita. Dunia yang kita ketahui terdiri dari apa yang dilihat mata, diraba tangan, dicium hidung, dikecap lidah, dan didengar telinga kita. Kita tidak pernah berpikir bahwa dunia "luar" mungkin berbeda dengan apa yang disampaikan indra kepada kita, karena kita telah bergantung hanya kepada kelima indra tersebut sejak lahir.

Akan tetapi, penelitian modern dalam berbagai bidang ilmu menunjukkan pemahaman sangat berbeda dan menimbulkan keraguan serius tentang indra kita serta dunia yang kita pahami dengannya.

Titik awal pendekatan ini adalah bahwa gagasan "dunia luar" yang terbentuk dalam otak kita hanya sebuah respon yang diciptakan oleh sinyal-sinyal elektris. Merahnya apel, kerasnya kayu, bahkan, ibu, ayah, keluarga Anda dan segala sesuatu yang Anda miliki, rumah, pekerjaan, kalimat-kalimat dalam buku ini, hanya terdiri atas sinyal-sinyal elektris.

Frederick Vester menjelaskan apa yang telah dicapai ilmu pengetahuan tentang subjek ini:

Pernyataan-pernyataan beberapa ilmuwan bahwa "manusia adalah sebuah citra, segala sesuatu yang dialaminya bersifat sementara dan menipu, dan alam semesta ini adalah bayangan", tampaknya dibuktikan oleh ilmu pengetahuan mutakhir.1

Untuk memperjelas permasalahan ini, mari kita pikirkan indra penglihatan kita, yang memberikan informasi paling luas tentang dunia luar.

Bagaimana Kita Melihat, Mendengar dan Mengecap?

Proses penglihatan terjadi melalui cara yang sangat canggih. Paket-paket cahaya (foton) yang melintas dari objek ke mata melewati lensa di bagian depan mata. Paket-paket cahaya ini terpecah-pecah dan jatuh terbalik pada retina di bagian belakang mata. Di sini, cahaya tersebut diubah menjadi sinyal-sinyal elektris, kemudian dikirimkan oleh sel-sel saraf ke bintik kecil yang disebut pusat penglihatan di bagian belakang otak. Sinyal listrik ini diterjemahkan sebagai sebuah citra setelah melalui serangkaian proses. Tindakan melihat sebenarnya terjadi dalam bintik kecil ini, yang merupakan tempat gelap pekat dan terisolasi total dari cahaya.

Sekarang, marilah kita kaji kembali proses yang tampaknya biasa dan tidak istimewa ini. Saat kita mengatakan "kita melihat", sebenarnya kita melihat efek impuls yang mencapai mata dan muncul di dalam otak setelah cahaya diubah menjadi sinyal listrik. Jadi ketika kita mengatakan "kita melihat" sebenarnya kita sedang mengamati sinyal-sinyal elektris di dalam otak kita.


Stimulasi dari sebuah objek diubah menjadi sinyal-sinyal elektris dan mempengaruhi otak. Ketika kita "melihat", kita sebenarnya menyaksikan efek dari sinyal-sinyal elektris ini dalam pikiran kita.

Semua citra yang kita lihat dalam kehidupan dibentuk di dalam pusat penglihatan, yang hanya beberapa kubik sentimeter dari keseluruhan volume otak. Baik buku yang sedang Anda baca maupun dataran tanpa batas yang Anda lihat ketika menatap cakrawala tercakup dalam ruangan kecil ini. Hal lain yang harus diingat adalah bahwa otak terisolasi dari cahaya, di dalamnya benar-benar gelap. Tidak ada kontak antara otak dengan cahaya itu sendiri.

Kita dapat menjelaskan situasi menarik ini dengan sebuah contoh. Andaikan ada sebuah lilin menyala di depan kita. Kita bisa duduk di depan lilin tersebut dan memperhatikannya untuk beberapa lama. Selama itu otak kita tidak pernah bersentuhan langsung dengan cahaya lilin. Bahkan ketika kita melihat cahaya lilin, bagian dalam otak kita gelap gulita. Kita melihat dunia yang berwarna-warni dan cerah di dalam otak kita yang gelap.

R.L. Gregory memberikan penjelasan berikut tentang aspek menakjubkan dari melihat, suatu kegiatan yang kita anggap biasa saja:

Kita begitu terbiasa dengan melihat sehingga diperlukan lompatan imajinasi untuk menyadari bahwa terdapat kerumitan di balik ini. Tetapi cobalah pikirkan hal ini. Mata kita diberi citra kecil dan terbalik, dan kita melihat benda-benda nyata di sekitar kita. Dari pola simulasi pada retina mata inilah kita memahami dunia benda, dan ini adalah suatu keajaiban.2

Hal yang sama berlaku pula bagi seluruh indra kita. Suara, sentuhan, rasa dan aroma seluruhnya dikirimkan dalam bentuk sinyal-sinyal listrik ke otak, di mana sinyal-sinyal ini diterjemahkan di pusatnya masing-masing.

Bahkan ketika kita merasakan cahaya dan panas nyala api, bagian dalam otak kita tetap gelap gulita dan suhunya tidak pernah berubah.

Berkas cahaya dari sebuah objek jatuh di retina secara terbalik. Di sini, bayangan diubah menjadi sinyal-sinyal elektris dan ditransmisikan ke pusat penglihatan di belakang otak. Karena otak terisolasi dari cahaya, tidak mungkin cahaya mencapai pusat penglihatan. Artinya, kita menyaksikan dunia yang penuh cahaya dan kedalaman dalam titik kecil yang terisolasi dari cahaya.


Proses mendengar terjadi dengan cara yang sama. Telinga luar menangkap suara melalui daun telinga dan membawanya ke telinga bagian tengah; telinga bagian tengah meneruskan dan memperkuat getaran suara ini ke telinga bagian dalam; telinga bagian dalam mengubah getaran suara ini menjadi sinyal-sinyal elektris dan mengirimkannya ke otak. Seperti halnya mata, tindakan mendengar berakhir di pusat pendengaran dalam otak. Otak kita terisolasi dari suara seperti halnya terisolasi dari cahaya. Oleh karena itu, bagaimanapun gaduhnya di luar, bagian dalam otak sunyi senyap.


Semua yang kita lihat sehari-hari dibentuk dalam "pusat penglihatan", di belakang otak kita, yang hanya berukuran beberapa sentimeter kubik. Baik buku yang sedang Anda baca, maupun pemandangan tanpa batas yang Anda saksikan ketika memandang horizon termuat dalam ruang kecil ini. Karenanya, kita tidak melihat objek dengan ukuran sebenarnya di luar, namun dalam ukuran yang ditangkap oleh otak.

Meskipun demikian, suara paling lemah pun bisa ditangkap dalam otak. Proses ini sangat presisi sehingga telinga orang sehat mampu mendengarkan suara apa pun tanpa gangguan atau interferensi asmosferik. Dalam otak yang terisolasi dari suara, Anda menangkap simfoni orkestra, kebisingan di tempat ramai dan semua jenis suara dalam rentang frekuensi yang lebar mulai dari desir dedaunan hingga deru pesawat jet. Namun jika pada saat itu tingkat suara dalam otak Anda diukur dengan suatu peralatan sensitif, akan didapati bahwa di dalam otak sepenuhnya sunyi.

Persepsi kita tentang aroma terbentuk dengan cara yang sama. Molekul-molekul 'volatil' (mudah menguap) yang dikeluarkan benda seperti vanila atau mawar mencapai reseptor (sensor penerima) berupa rambut-rambut lembut di daerah epitel hidung sehingga terjadilah interaksi. Interaksi ini disampaikan ke otak sebagai sinyal elektris dan dipahami sebagai aroma. Segala sesuatu yang kita cium, baik yang enak maupun tidak, pada hakikatnya adalah pemahaman otak terhadap interaksi molekul-molekul volatil yang diubah ke dalam sinyal-sinyal elektris. Anda menangkap bau parfum, bunga, makanan kegemaran, laut atau aroma lain yang Anda suka ataupun tidak, di dalam otak Anda. Molekul-molekul itu sendiri tidak pernah menyentuh otak. Jadi sama dengan pendengaran dan penglihatan, yang sampai ke otak Anda hanya sinyal-sinyal listrik. Dengan kata lain, semua aroma yang sejak lahir Anda anggap berasal dari objek-objek luar, sebenarnya hanya sinyal-sinyal elektris yang Anda rasakan melalui indra.

Demikian pula dengan empat macam reseptor kimiawi di bagian depan lidah manusia. Sensor-sensor ini menangkap rasa asin, manis, asam dan pahit. Setelah serangkaian proses kimia, sensor-sensor rasa mengubah persepsi rasa ini ke dalam sinyal elektris dan mengirimkannya ke otak. Sinyal-sinyal ini dipahami sebagai rasa oleh otak. Rasa yang Anda peroleh ketika Anda memakan coklat atau buah yang Anda suka merupakan interpretasi sinyal-sinyal elektris oleh otak. Anda tidak pernah dapat menjangkau objek di luar tersebut; Anda tidak pernah dapat melihat, mencium atau merasakan coklat itu sendiri. Sebagai contoh, jika saraf pengecap yang terhubung ke otak dipotong, apa pun yang Anda makan tidak akan sampai pada otak; Anda akan kehilangan kemampuan mengecap.

Sampai di sini, kita mendapati fakta lain: kita tidak pernah bisa yakin bahwa apa yang kita rasakan ketika kita mengecap makanan adalah sama dengan apa yang orang lain rasakan ketika dia mengecap makanan yang sama, atau apa yang kita tangkap ketika kita mendengar bunyi adalah sama dengan apa yang ditangkap orang lain ketika dia mendengar bunyi yang sama. Terhadap fakta ini, Lincoln Barnett mengatakan bahwa "tidak seorang pun dapat mengetahui apakah orang lain melihat warna merah atau mendengar nada C sama dengan yang dilihat dan didengarnya." 3

Indra peraba kita tidak berbeda dengan indra lainnya. Ketika kita meraba sebuah objek, semua informasi yang membantu kita mengenali dunia luar dan objek-objek dibawa ke otak oleh saraf pada kulit. Rasa sentuhan dibentuk dalam otak kita. Berlawanan dengan keyakinan umum, kita merasakan sentuhan bukan di ujung jari atau kulit melainkan di pusat sentuh di dalam otak. Sebagai hasil tafsiran otak terhadap stimulan-stimulan elektris yang datang dari suatu objek, kita menangkap rasa yang berbeda dari objek-objek tersebut seperti keras atau lunak, panas atau dingin. Kita mendapatkan semua detail informasi yang membantu kita mengenali sebuah objek dari stimulan seperti ini. Dua filsuf terkenal, B. Russell dan L. Wittgeinstein, mengungkapkan pemikiran mereka tentang fakta penting ini sebagai berikut:

Sebagai contoh, apakah sebuah jeruk benar-benar ada atau tidak dan bagaimana buah ini menjadi ada tidak bisa dipertanyakan dan diselidiki. Sebuah jeruk hanya terdiri dari rasa yang dikecap lidah, aroma yang dicium hidung, warna dan bentuk yang dilihat mata; dan hanya sifat-sifat inilah yang dapat dijadikan bahan pengujian dan penelitian. Ilmu pengetahuan tidak akan pernah tahu dunia fisik. 4

Tidak mungkin kita menjangkau dunia fisik. Semua objek di sekeliling kita adalah kumpulan persepsi dari penglihatan, pendengaran dan sentuhan. Dengan mengolah data di pusat penglihatan dan di pusat-pusat sensoris lain, seumur hidup otak kita berhadapan bukan dengan materi "asli" yang ada di luar kita, melainkan dengan tiruan yang terbentuk di dalam otak. Pada titik inilah kita keliru mengasumsikan bahwa tiruan-tiruan ini adalah materi-materi sejati di luar kita.

"Dunia Luar" dalam Otak Kita

Berdasarkan fakta-fakta fisik yang telah digambarkan sejauh ini, kita dapat meyimpulkan sebagai berikut: segala sesuatu yang kita lihat, sentuh, dengar dan indrakan sebagai "materi", "dunia" atau "alam semesta" tidak lain hanya sinyal-sinyal listrik dalam otak kita.

Seseorang yang memakan buah pada hakikatnya tidak berhadapan dengan buah sebenarnya tetapi dengan persepsi tentang buah dalam otak. Objek yang dianggap sebagai buah oleh orang tersebut sebenarnya terdiri dari kesan-kesan elektris di dalam otak mengenai bentuk, rasa, bau dan tekstur buah. Jika saraf penglihatan yang terhubung ke otak tiba-tiba rusak, citra buah akan hilang secara tiba-tiba. Putusnya saraf yang menghubungkan sensor-sensor di hidung dengan otak akan mengganggu proses penciuman. Singkatnya, buah hanyalah interpretasi sinyal-sinyal listrik oleh otak.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah kesan jarak. Jarak, misalnya antara Anda dan buku ini, hanya perasaan hampa yang terbentuk di dalam otak. Objek yang tampak jauh dalam pandangan seseorang terbentuk juga di dalam otak. Sebagai contoh, seseorang yang melihat bintang-bintang di langit beranggapan bahwa bintang-bintang tersebut berada dalam jarak jutaan tahun cahaya darinya. Akan tetapi, apa yang dia "lihat" sebenarnya adalah bintang-bintang dalam dirinya sendiri, yaitu di dalam pusat penglihatannya. Ketika Anda membaca kalimat-kalimat ini, Anda sebenarnya tidak berada di dalam ruangan yang Anda kira, sebaliknya ruanganlah yang berada di dalam diri Anda. Karena melihat tubuh Anda, Anda jadi berpikir bahwa Anda berada di dalamnya. Akan tetapi, Anda harus ingat bahwa tubuh Anda juga sebuah citra yang dibentuk di dalam otak.

Hal yang sama berlaku pada semua persepsi Anda lainnya. Sebagai contoh, ketika Anda berpikir bahwa Anda mendengar suara televisi di kamar sebelah, Anda sebenarnya sedang mendengarkan suara tersebut di dalam otak Anda. Anda juga tidak dapat membuktikan bahwa kamar tersebut benar-benar ada di sebelah kamar Anda, atau bahwa suara televisi datang dari kamar tersebut. Baik suara yang Anda pikir datang dari jarak beberapa meter maupun bisikan seseorang di sebelah Anda, ditangkap oleh pusat pendengaran yang berukuran hanya beberapa sentimeter persegi di dalam otak Anda. Terlepas dari pusat persepsi ini, tidak ada konsep seperti kanan, kiri, depan atau belakang. Jadi suara tidak datang pada Anda dari kanan, kiri atau dari udara; tidak ada arah dari mana suara tersebut datang.

Aroma yang Anda tangkap demikian pula; tidak satu aroma pun yang sampai kepada Anda dari jarak jauh. Anda beranggapan bahwa hasil akhir yang terbentuk di dalam pusat penciuman adalah aroma objek di luar. Akan tetapi, sebagaimana citra mawar di dalam pusat penglihatan Anda, aroma bunga ini pun berada di dalam pusat penciuman; tidak ada mawar atau aromanya di luar.

"Dunia luar" yang ditunjukkan oleh persepsi kita hanya kumpulan sinyal listrik yang sampai pada otak kita. Sepanjang hidup kita, sinyal-sinyal ini diproses oleh otak dan kita hidup tanpa menyadari bahwa kita telah keliru menganggap sinyal-sinyal tersebut sebagai wujud asli objek-objek yang berada di "dunia luar". Kita telah terpedaya karena kita tidak pernah dapat menjangkau materi itu sendiri dengan indra kita.

Lagi-lagi, otak kitalah yang menafsirkan dan memaknai sinyal-sinyal yang kita anggap sebagai "dunia luar". Sebagai contoh, marilah kita perhatikan indra pendengaran. Sesungguhnya otak kitalah yang mengubah gelombang suara di "dunia luar" menjadi sebuah simfoni. Sehingga dapat dikatakan bahwa musik adalah persepsi yang dibuat oleh otak kita. Dengan cara yang sama, ketika kita melihat warna, apa yang sampai pada mata kita hanya sinyal-sinyal listrik dengan beragam panjang gelombang. Sekali lagi otak kitalah yang mengubah sinyal-sinyal ini menjadi warna. Tidak ada warna di "dunia luar". Apel juga tidak merah, langit tidak biru atau pohon tidak hijau. Apel, langit dan pohon terlihat seperti itu hanya karena kita mengindranya seperti itu. "Dunia luar" sepenuhnya tergantung pada pengindraan seseorang.

Bahkan kerusakan kecil pada retina mata dapat menyebabkan buta warna. Ada orang yang menangkap warna biru sebagai hijau, ada yang menangkap merah sebagai biru dan ada pula yang melihat semua warna sebagai abu-abu dengan beragam intensitas. Dalam hal ini, tidak penting lagi apakah objek di luar berwarna atau tidak.
Pemikir terkemuka, Berkeley, juga mengungkapkan fakta ini:

Pada awalnya, dipercaya bahwa warna, aroma dan sebagainya "benar-benar ada", tetapi berangsur-angsur pandangan seperti itu ditinggalkan, dan kemudian dipahami bahwa hal-hal tersebut tergantung pada pengindraan kita.5

 Penemuan-penemuan fisika modern menunjukkan bahwa alam semesta merupakan suatu kumpulan persepsi. Pertanyaan berikut muncul pada sampul majalah ilmu pengetahuan Amerika terkenal, New Scientist yang mengangkat fakta ini dalam terbitan 30 Januari 1999: "Di Luar Realitas: Apakah Alam Semesta Sebenarnya Sebuah Pesiar Informasi dan Materi Hanyalah Fatamorgana?"


Pengetahuan Manusia Yang Terbatas

Makna lain dari berbagai kenyataan yang telah dipaparkan sejauh ini adalah bahwa sebenarnya, pengetahuan manusia tentang dunia luar sungguh sangat terbatas.

Pengetahuan itu terbatas pada kelima indra kita, dan tidak ada bukti bahwa dunia yang kita kenali melalui kelima indra itu sama persis dengan dunia "yang sesungguhnya".

Jadi, dunia tersebut bisa saja sangatlah berbeda dari apa yang kita kenali. Mungkin saja terdapat sangat banyak dimensi dan wujud lain yang belum kita ketahui. Sekalipun jika kita menjangkau titik-titik terjauh dari alam semesta, pengetahuan kita akan senantiasa tetap terbatas. Tuhan Yang Mahakuasa, Pencipta segala sesuatu, memiliki pengetahuan menyeluruh dan sempurna atas segala sesuatu yang, karena telah diciptakan Tuhan, mampu memiliki sebatas pengetahuan yang Dia izinkan.

Dalam hal ini, filsuf ilmu pengetahuan terkemuka, Bertrand Rusell, menulis:

Sentuhan yang terasa ketika kita menekan meja dengan jari-jari kita, yaitu gangguan elektris pada proton dan elektron di ujung jari kita. Menurut fisika modern, hal ini dihasilkan oleh kedekatan proton dan elektron pada meja. Jika gangguan elektris yang sama pada ujung jari kita ditimbulkan dengan cara lain, kita masih merasakan meja di ujung jari kita, walaupun meja tersebut tidak ada. 6

Memang kita mudah tertipu, mempercayai suatu persepsi walaupun dalam kenyataannya tidak ada materi yang berkaitan dengannya. Kita sering mengalami perasaan ini dalam mimpi. Dalam mimpi, kita mengalami kejadian, melihat orang, objek dan lingkungan yang tampak nyata. Tetapi semuanya hanya persepsi. Tidak ada perbedaan mendasar antara mimpi dan "dunia nyata"; keduanya dialami dalam otak.

Siapakah Sang Pelaku Pengindraan?


Otak adalah setumpuk sel yang terbuat dari proten dan molekul-molekul lemak. Otak terbentuk dari sel-sel saraf yang disebut neuron. Tidak ada kekuatan apa pun dalam potongan daging ini untuk mengamati imaji-imaji, untuk memberi kesadaran, atau untuk menciptakan keberadaan yang kita sebut "diri sendiri".


Seperti yang telah kita bahas sejauh ini, tidak ada keraguan terhadap fakta bahwa dunia yang kita pikir kita diami dan kita sebut "dunia luar" dibentuk di dalam otak kita. Akan tetapi, di sini muncul pertanyaan penting. Jika semua kejadian fisik yang kita ketahui, pada hakikatnya adalah persepsi, bagaimana dengan otak kita? Karena otak kita adalah bagian dari dunia fisik seperti halnya lengan, kaki atau objek lain, maka otak pun seharusnya merupakan persepsi seperti semua objek lainnya.

Sebuah contoh tentang mimpi akan membuat masalah ini menjadi lebih jelas. Mari kita pikirkan bahwa kita melihat mimpi dalam otak kita sesuai dengan apa yang telah dikatakan sejauh ini. Di dalam mimpi kita akan memiliki tubuh imajiner, lengan imajiner, mata imajiner dan otak imajiner. Jika selama mimpi kita ditanya "Di mana Anda melihat?", kita akan menjawab "Saya melihat di dalam otak saya". Meskipun sebenarnya tidak ada otak untuk kita bicarakan, hanya ada kepala imajiner dan otak imajiner. Yang melihat citra-citra ini bukan otak imajiner dalam mimpi, melainkan "sesuatu" yang jauh lebih superior daripadanya.

Kita tahu bahwa tidak ada perbedaan fisik antara situasi mimpi dan situasi yang kita sebut sebagai "kehidupan nyata". Jadi ketika dalam setting yang kita sebut "dunia nyata" kita ditanya "di mana Anda melihat" maka jawaban "di dalam otak" sama tidak berartinya dengan contoh di atas. Pada kedua kondisi, entitas yang melihat dan merasa bukan otak, yang bagaimanapun hanya seonggok daging.

Sejauh ini, kita telah berbicara berulang-ulang tentang bagaimana kita menyaksikan sebuah salinan dari dunia luar di dalam otak kita. Satu makna pentingnya adalah bahwa kita tidak pernah dapat merasakan dunia luar sebagaimana yang sesungguhnya.

Kenyataan berikutnya, dan yang tidak kalah penting adalah bahwa "wujud mandiri [kesadaran]" di dalam otak kita yang menyaksikan dunia ini tidaklah mungkin otak itu sendiri, yang menyerupai perangkat komputer terpadu: mengolah data yang sampai kepadanya, menerjemahkan ke dalam gambar, dan menampilkannya pada layar. Namun sebuah komputer tidak mampu menyaksikan wujudnya sendiri, tidak pula komputer itu sadar akan keberadaannya.

Ketika otak dianalisa, yang ditemukan hanya lipida dan protein, molekul yang juga terdapat pada organisme lain. Berarti di dalam sepotong daging yang kita sebut "otak", tidak ada apa pun yang dapat digunakan untuk mengamati citra, membangun kesadaran atau mencipta seseorang yang kita sebut "saya".

R. L. Gregory merujuk kekeliruan yang dilakukan orang-orang berkaitan dengan persepsi citra di dalam otak:

Ada godaan, yang harus dihindari, untuk mengatakan bahwa mata menghasilkan gambar di dalam otak. Gambar di dalam otak berarti memerlukan sejenis mata internal untuk melihatnya — tetapi mata internal ini akan memerlukan mata lain lagi untuk melihat gambarnya… dan seterusnya tanpa akhir antara mata dan gambar. Ini benar-benar absurd. 7

Fakta inilah yang menempatkan materialis — yang tidak mempercayai apa pun kecuali materi sebagai kebenaran — dalam kesulitan. Milik siapakah "mata di dalam" yang melihat, yang memahami apa yang dilihatnya dan bereaksi?

Karl Pribram juga menyoroti pertanyaan tentang siapakah sang pelaku pengindraan tersebut, suatu pertanyaan penting di dunia ilmu pengetahuan dan filsafat:

Sejak zaman Yunani, filsuf-filsuf telah berpikir tentang "hantu di dalam mesin", "orang kecil di dalam orang kecil" dan seterusnya. Di manakah "saya", orang yang menggunakan otaknya? Siapakah dia yang menyadari tindakan memahami? Seperti dikatakan Saint Francis of Assisi: "Yang kita cari adalah siapa yang melihat." 8

Sekarang mari kita renungkan: buku di tangan Anda, ruangan di mana Anda berada, singkatnya, semua citra di depan Anda dilihat di dalam otak. Apakah atom-atom yang melihat citra ini? Atom yang buta, tuli, dan tidak memiliki kesadaran? Apakah tindakan kita berpikir, memahami, mengingat, merasa senang, merasa tidak bahagia dan semua hal lainnya terdiri atas reaksi elektrokimia antara atom-atom ini?

Ketika kita memikirkan pertanyaan ini, kita melihat bahwa mencari kehendak dalam atom adalah tidak masuk akal. Jelas bahwa sesuatu yang melihat, mendengar dan merasa adalah wujud supramaterial. Wujud ini "hidup" dan dia bukan materi atau citra materi. Wujud ini berhubungan dengan persepsi di depannya dengan menggunakan citra tubuh kita.

Wujud ini adalah "jiwa".

Wujud berakal yang menulis dan membaca kalimat-kalimat ini bukan kumpulan atom dan molekul — serta reaksi kimia di antaranya — melainkan sebuah "jiwa".


Wujud Mutlak yang Nyata

Semua fakta ini membawa kita langsung pada pertanyaan yang sangat penting. Jika sesuatu yang kita akui sebagai dunia materi hanya terdiri dari persepsi-persepsi yang dilihat oleh jiwa, lalu apa sumber persepsi-persepsi ini?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus mempertimbangkan fakta berikut: materi tidak memiliki kemampuan untuk mengatur eksistensinya sendiri. Karena materi adalah sebuah persepsi, maka materi bersifat "artifisial". Keberadaan persepsi ini harus disebabkan oleh kekuatan lain, yang berarti bahwa persepsi sebenarnya diciptakan. Selain itu, penciptaan ini harus kontinu. Jika tidak ada penciptaan kontinu dan konsisten, maka apa yang kita sebut materi akan menghilang dan musnah. Mirip dengan televisi, di mana sebuah gambar akan ditayangkan selama sinyal dipancarkan.

Jadi siapa yang membuat jiwa kita melihat bintang, bumi, tanaman, orang, badan kita dan semua yang kita lihat?

Sangat jelas bahwa ada Pencipta Agung, yang telah menciptakan seluruh dunia materi, yaitu kumpulan persepsi, dan yang meneruskan penciptaan-Nya tiada henti. Karena Pencipta ini menunjukkan penciptaan yang demikian hebat, Dia pasti memiliki daya dan kekuatan abadi.

Pencipta ini mengenalkan diri-Nya kepada kita. Dia telah meurunkan sebuah kitab dalam semesta pengindraan yang telah diciptakan-Nya. Melalui kitab tersebut Dia telah menggambarkan diri-Nya sendiri, alam semesta dan alasan keberadaan kita.

Pencipta ini adalah Allah dan nama kitab-Nya adalah Al Quran.

Fakta bahwa langit dan bumi atau alam semesta tidak kekal, bahwa keberadaannya dimungkinkan hanya oleh penciptaan Allah dan bahwa alam semesta akan musnah ketika Dia mengakhiri penciptaan ini.

Jika Tuhan tidak berkehendak menampilkan gambar dunia ini kepada otak kita, maka seluruh alam semesta tidak akan ada lagi untuk kita, dan kita tidak akan pernah mampu menjangkaunya.

Kenyataan bahwa kita tidak pernah mampu berhubungan langsung dengan alam semesta yang bersifat materi ini juga menjawab pertanyaan "Di mana Tuhan?" yang menyibukkan pemikiran banyak orang.

Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian awal, banyak orang tidak memiliki pemahaman yang benar tentang Allah sehingga mereka membayangkan-Nya sebagai suatu wujud yang ada di suatu tempat di langit dan tidak sepenuhnya mencampuri urusan duniawi. Dasar logika ini sebenarnya terletak pada pemikiran bahwa alam semesta adalah kumpulan materi dan Allah berada di "luar" dunia materi ini, yaitu di tempat yang sangat jauh. Pada agama-agama palsu, kepercayaan terhadap Allah terbatas pada pemahaman ini.

Akan tetapi, persis sebagaimana ketidakmampuan kita bersentuhan langsung dengan alam semesta yang bersifat materi ini, tidak pula kita mampu memiliki pengetahuan menyeluruh tentang intisari alam semesta tersebut. Semua yang kita tahu adalah keberadaan Pencipta Yang memunculkan segala sesuatu ini menjadi ada—dengan kata lain, Tuhan. Untuk mengungkapkan kebenaran itu, para ulama Islam seperti Imam Rabbani telah berkata bahwa satu-satunya wujud mutlak adalah Tuhan; dan segala sesuatu lainnya, kecuali Dia, hanyalah wujud bayangan [maya/fana].

Karena masing-masing wujud material adalah persepsi, mereka tidak dapat melihat Allah; tetapi Allah melihat materi yang Dia ciptakan dalam segala bentuknya. Dalam Al Quran, fakta ini dinyatakan dengan: "Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Anaam, 6: 103).

Kita tidak dapat menangkap keberadaan Allah dengan mata kita, tetapi Allah secara menyeluruh meliputi diri kita, baik bagian dalam maupun bagian luar, termasuk penglihatan dan pemikiran kita. Kita tidak dapat mengucapkan satu kata atau menarik satu napas pun kecuali dengan pengetahuan-Nya.

Ketika seseorang berpikir bahwa tubuhnya tersusun atas "materi", dia tidak dapat memahami fakta penting tersebut. Jika dia menjadikan otaknya sebagai "dirinya", maka tempat yang dia maksud sebagai luar hanyalah 20-30 senti-meter darinya. Namun, ketika dia memahami bahwa materi sebenarnya tidak ada dan bahwa segala sesuatu hanya imajinasi, maka pengertian seperti luar, dalam atau dekat akan kehilangan arti. Allah meliputinya dan Dia "sangat dekat" dengannya.

Allah memberitahu manusia bahwa Dia berada sangat dekat dengan mereka melalui ayat "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat..." (QS. Al Baqarah, 2: 186). Ayat lain berkaitan dengan fakta yang sama: "Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: 'Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia'." (QS. Al Isra, 17: 60).

Manusia keliru dengan berpikir bahwa wujud yang terdekat dengannya adalah dirinya sendiri. Allah sebenarnya lebih dekat dengan kita dari-pada kita sendiri. Sebagaimana disampaikan dalam ayat tersebut, orang-orang hidup tanpa menyadari fakta luar biasa ini karena mereka tidak melihat dengan mata mereka.

Sebaliknya, manusia yang hanya berupa wujud bayangan tidak mungkin memiliki kekuatan dan kehendak lepas dari Allah. Allah memberi wujud bayangan ini perasaan bahwa dirinyalah yang melempar. Dalam kenyataannya, Allah yang melakukan semua tindakan. Jadi jika seseorang beranggapan bahwa apa yang diperbuatnya adalah perbuatan dirinya sendiri, sebenarnya ia menipu dirinya.

Ini adalah kenyataan. Seseorang mungkin tidak mau mengakui kenyataan ini dan berpikir bahwa dirinya adalah wujud yang tidak bergantung kepada Allah; namun sikap ini tidak mengubah apa pun.

Segala Sesuatu yang Anda Miliki pada Hakikatnya Adalah Ilusi

Sebagaimana terlihat dengan jelas, merupakan fakta ilmiah dan logis bahwa "dunia luar" tidak memiliki realitas materialistis tetapi merupakan kumpulan citra yang dihadapkan secara terus-menerus kepada jiwa kita oleh Allah. Akan tetapi, orang biasanya tidak memasukkan, atau cenderung tidak mau memasukkan segala sesuatu ke dalam konsep "dunia luar".

Jika Anda memikirkan hal ini dengan tulus dan berani, Anda akan menyadari bahwa rumah, perabotan di dalamnya, mobil yang mungkin baru saja dibeli, kantor, perhiasan, rekening di bank, koleksi pakaian, suami atau istri, anak-anak, rekan sejawat, dan semua yang Anda miliki sebenarnya termasuk dalam dunia luar imajiner yang diproyeksikan kepada Anda. Segala sesuatu yang Anda lihat, dengar, atau cium — singkatnya, Anda tangkap dengan kelima indra adalah bagian dari "dunia imajiner" ini. Suara penyanyi favorit Anda, kerasnya kursi yang Anda duduki, parfum yang aromanya Anda suka, matahari yang menghangatkan tubuh Anda, bunga dengan warna yang indah, burung yang terbang di depan jendela Anda, speedboat yang bergerak cepat di atas air, kebun Anda yang subur, komputer yang Anda gunakan di tempat kerja, hi-fi dengan teknologi tercanggih di dunia....

Ini adalah kenyataan, karena dunia ini hanyalah kumpulan citra yang diciptakan untuk menguji manusia. Manusia diuji sepanjang hidupnya yang terbatas dengan persepsi-persepsi yang tidak mengandung realitas. Persepsi-persepsi ini sengaja dihadirkan secara menggoda dan memikat.

Sebagian besar orang mengabaikan agamanya karena daya tarik kekayaan, rumah, timbunan emas dan perak, uang, perhiasan, rekening bank, kartu kredit, lemari penuh dengan pakaian, mobil model terbaru; singkatnya, semua bentuk kemakmuran yang mereka miliki atau mereka usahakan untuk memilikinya. Orang-orang seperti ini hanya memikirkan dunia ini dan melupakan hari akhir. Mereka tertipu oleh wajah dunia yang cantik dan gemerlap ini, dan tidak menegakkan shalat, memberi sedekah kepada kaum miskin, melakukan ibadah yang akan membuat mereka bahagia di hari akhir. Mereka mengatakan, "Masih ada yang harus saya kerjakan", "Saya memiliki cita-cita", "Saya punya tanggung jawab", "Saya tidak punya banyak waktu", "Saya harus menyelesaikan pekerjaan", "Saya lakukan nanti saja". Mereka mengisi hidup dengan berusaha hanya untuk bahagia di dunia ini.


Jika seseorang merenungkan dalam-dalam semua yang disampaikan di sini, dia akan segera menyadari sendiri situasi yang luar biasa dan menakjubkan ini: bahwa semua kejadian di dunia tak lebih dari imajinasi belaka...

Fakta yang kami gambarkan dalam bab ini, yaitu bahwa segala sesuatu adalah citra, merupakan hal yang sangat penting karena implikasinya membuat semua nafsu dan batas-batas menjadi tidak berarti. Pembuktian fakta ini memperjelas bahwa segala sesuatu yang dimiliki dan diusahakan orang, kekayaan yang diperoleh dengan tamak, anak-anak yang mereka banggakan, suami atau istri yang mereka anggap sebagai bagian terdekat, teman-teman mereka, tubuh mereka, kedudukan tinggi yang mereka pertahankan, sekolah yang telah mereka ikuti, liburan yang mereka lalui: semuanya hanyalah ilusi. Oleh karena itu, semua usaha yang dikerahkan, waktu yang dihabiskan serta ketamakan mereka, terbukti tidak berguna.

Itulah mengapa sebagian orang secara tidak sadar mempermainkan diri sendiri ketika mereka membanggakan kekayaan dan harta, atau "kapal pesiar, helikopter, pabrik, perusahaan, rumah dan tanah" mereka, seolah-olah semuanya benar-benar ada. Orang-orang kaya ini dengan bangga bepergian dengan kapal pesiar mereka, memamerkan mobil-mobil mereka, terus membicarakan kekayaan mereka, menganggap bahwa jabatan menempatkan status mereka lebih tinggi dari orang lain, dan terus berpikir bahwa mereka sukses karena semua itu. Orang-orang ini seharusnya memikirkan status apa yang akan mereka dapati bagi diri mereka setelah menyadari bahwa kesuksesan itu bukan apa-apa melainkan ilusi belaka.

Dalam kenyataannya, pemandangan ini sering terlihat dalam mimpi pula. Dalam mimpi, mereka pun memiliki rumah, mobil balap, perhiasan sangat mahal, gulungan uang, serta timbunan emas dan perak. Dalam mimpi, mereka juga menempati status sosial tinggi, memiliki pabrik dengan ribuan pekerja, memiliki kekuasaan untuk mengatur banyak orang, berpakaian yang membuat setiap orang kagum. Seperti halnya membanggakan kepemilikan dalam mimpi membuat seseorang menjadi bahan ejekan, ia pasti akan dipermalukan juga jika membanggakan citra yang dilihatnya di dunia ini. Bagaimanapun juga, baik yang dilihatnya dalam mimpi maupun yang dimilikinya di dunia ini hanyalah citra dalam otak.

Sama halnya, cara orang bereaksi terhadap kejadian-kejadian yang dialami di dunia akan membuat mereka malu ketika menyadari kenyataan sebenarnya. Mereka yang saling bertengkar sengit, berteriak-teriak marah, menipu, menerima suap, terlibat pemalsuan, berbohong, rakus menimbun uang, berbuat salah terhadap orang lain, memukul dan mengutuk orang lain, menjadi penindas, berambisi pada pekerjaan dan status, iri hati, pamer, menganggap diri sendiri suci, dan sebagainya, akan malu ketika menyadari bahwa mereka telah melakukan semua perbuatan ini dalam mimpi.

Karena Allah lah yang menciptakan semua citra ini. Dia lah pemilik akhir segala sesuatu. Menyingkirkan agama demi nafsu imajiner adalah kebodohan besar yang menyebabkan hilangnya kesempatan untuk kehidupan penuh berkah di surga.

Sampai tahap ini, ada satu hal yang harus dipahami dengan baik: di sini tidak dikatakan bahwa fakta yang Anda hadapi menyatakan "semua kepemilikan, kekayaan, anak, suami/istri, teman-teman, status yang menjadikan Anda kikir akan lenyap cepat atau lambat, dan oleh karena itu, semuanya tidak berarti". Yang tepat adalah bahwa "semua hal yang tampaknya Anda miliki sebenarnya tidak ada sama sekali, seluruhnya hanya sebuah mimpi dan tersusun atas citra yang diperlihatkan Allah untuk menguji Anda". Bisa Anda lihat, ada perbedaan besar antara kedua pernyataan di atas.

Meskipun seseorang tidak langsung mau mengakui fakta ini dan lebih suka menipu diri sendiri dengan berasumsi bahwa segala sesuatu yang dimilikinya benar-benar ada, pada akhirnya ia akan mati dan segala sesuatu akan menjadi jelas pada saat ia diciptakan kembali di hari akhir nanti. Akan tetapi, jika ia menghabiskan waktu hidupnya mengejar tujuan-tujuan imajiner, ia akan berharap tidak pernah menjalani hidup tersebut .

Apa yang harus dilakukan oleh manusia bijak, di lain pihak, adalah mencoba memahami kenyataan terbesar alam semesta di sini, di dunia ini, ketika ia masih memiliki waktu. Jika tidak, ia hanya akan menghabiskan hidupnya untuk mengejar mimpi dan menghadapi hukuman pedih di akhirat kelak.

Logika Pendek Materialis

Sejak awal bab ini, dengan jelas dinyatakan bahwa materi bukan wujud mutlak seperti yang dikatakan materialis, melainkan kumpulan rasa yang diciptakan Allah. Materialis menolak mentah-mentah realitas yang merusak filsafat mereka dan mengajukan antitesis yang tidak berdasar.

Sebagai contoh, salah satu pendukung filsafat materialisme abad ke-20, seorang Marxis tulen bernama George Politzer memberikan "contoh bis" sebagai "bukti terkuat" keberadaan materi. Menurutnya, filsuf-filsuf yang berpikir bahwa materi adalah persepsi, akan lari ketika mereka melihat bis (yang akan menabrak mereka), dan ini bukti eksistensi fisik materi.9

Ketika seorang materialis terkenal lainnya, Johnson, diberitahu bahwa materi hanya kumpulan persepsi, dia mencoba "membuktikan" eksistensi fisik batu dengan menendangnya.10

Contoh serupa diperlihatkan oleh Friedrich Engels, pembimbing Politzer dan pendiri materialisme dialektik bersama Marx. Ia pernah menulis "jika kue yang kita makan hanya persepsi, maka kue itu tidak akan menghilangkan rasa lapar kita".11

Masih banyak contoh dan kalimat kasar lainnya seperti "Anda akan mengerti eksistensi materi setelah Anda ditampar" dalam buku-buku materialis terkenal seperti Marx, Engels, Lenin dan lainnya

Kekacauan pemahaman yang menyebabkan materialis memberikan contoh-contoh di atas adalah karena penjelasan "materi adalah persepsi" dipahami sebagai "materi adalah permainan cahaya". Mereka berpikir bahwa konsep persepsi hanya pada penglihatan dan bahwa persepsi seperti sentuhan memiliki korelasi fisik. Contoh bis yang menabrak orang membuat mereka berkata, "Lihat, terjadi tabrakan, jadi itu bukan persepsi". Mereka tidak memahami bahwa semua persepsi yang dialami dalam tabrakan bis seperti hantaman, benturan, dan rasa sakit terbentuk dalam otak.

Mimpi sebagai Contoh

Contoh terbaik untuk menjelaskan realitas ini adalah mimpi. Seseorang dapat mengalami kejadian yang sangat nyata dalam mimpinya. Dia bisa jatuh dari tangga sehingga kakinya patah, mengalami kecelakaan mobil yang fatal, tergilas bis, atau makan kue dan merasa kenyang. Kejadian-kejadian dalam kehidupan sehari-hari itu juga dialami dalam mimpi secara meyakinkan dan menimbulkan perasaan yang sama pula.

Seseorang yang bermimpi bahwa dirinya tertabrak bis dapat membuka matanya kembali di rumah sakit masih dalam mimpinya dan menyadari bahwa dirinya cacat, tetapi semuanya hanya mimpi. Dia juga bisa bermimpi bahwa dia meninggal dalam sebuah tabrakan mobil, malaikat maut mengambil jiwanya, dan kehidupannya di alam baka dimulai. (Kejadian yang sama dialami dengan cara yang sama dalam kehidupan ini, yang sebenarnya hanya persepsi seperti mimpi tersebut.)

Orang ini dengan sangat jelas menangkap citra, suara, rasa benturan, cahaya, warna, dan semua perasaan lain yang berkaitan dengan kejadian yang dialaminya di dalam mimpi. Persepsi yang diterima dalam mimpinya sama wajarnya dengan persepsi dalam kehidupan "nyata". Kue yang dimakannya di dalam mimpi mengenyangkannya, meskipun kue tersebut hanya persepsi, sebab rasa kenyang pun merupakan persepsi. Padahal pada saat itu, dalam kenyataan, orang ini sedang berbaring di tempat tidur. Sebenarnya tidak ada tangga, lalu lintas, dan bis. Orang yang bermimpi mengalami serta melihat persepsi dan perasaan yang tidak ada di dunia luar. Kenyataan bahwa di dalam mimpi, kita mengalami, melihat, dan merasakan kejadian-kejadian tanpa korelasi fisik dengan "dunia luar", secara jelas mengungkapkan bahwa "dunia luar" sebenarnya hanya terdiri dari persepsi-persepsi.

Mereka yang meyakini filsafat materialisme, dan terutama penganut Marxisme, menjadi sangat marah ketika kenyataan ini diungkapkan. Mereka mengutip contoh-contoh pemikiran dangkal dari Marx, Engels, atau Lenin dan membuat pernyataan yang emosional.

Akan tetapi, orang-orang ini mesti berpikir bahwa mereka juga dapat membuat pernyataan ini di dalam mimpi mereka. Dalam mimpi, mereka juga dapat membaca "Das Kapital", menghadiri pertemuan, berkelahi dengan polisi, terkena pukulan di kepala, bahkan merasakan sakit pada luka-luka mereka. Ketika mereka ditanya dalam mimpi, mereka akan berpikir bahwa apa yang mereka alami dalam mimpi juga terdiri atas "materi absolut"— sebagaimana mereka menganggap segala sesuatu yang mereka lihat ketika bangun adalah "materi absolut". Akan tetapi, baik dalam mimpi atau dalam kehidupan sehari-hari, semua yang mereka lihat, alami atau rasakan hanya terdiri atas persepsi-persepsi.


DUNIA DI DALAM MIMPI

Bagi Anda, realitas adalah semua yang dapat disentuh dengan tangan dan dilihat dengan mata. Di dalam mimpi, Anda juga dapat "menyentuh dengan tangan dan melihat dengan mata Anda", namun dalam kenyataan, Anda tidak memiliki tangan dan mata, juga tidak ada yang dapat disentuh atau dilihat. Tidak ada realitas material yang membuat hal ini terjadi kecuali otak Anda. Anda telah tertipu.

Apakah yang memisahkan kehidupan nyata dengan mimpi? Pada dasarnya kedua bentuk kehidupan tersebut terjadi di dalam otak. Jika kita dengan mudah dapat hidup dalam dunia tak nyata selama bermimpi, hal yang sama dapat terjadi di dunia yang kita diami. Ketika kita terbangun dari sebuah mimpi, tidak ada alasan logis untuk tidak berpikir bahwa kita telah memasuki mimpi yang lebih panjang yang kita sebut "kehidupan nyata". Anggapan kita bahwa mimpi adalah khayalan dan dunia sadar adalah dunia sesungguhnya, merupakan kebiasaan dan praduga. Jadi bisa saja kita dibangunkan dari kehidupan di bumi — yang kita anggap tempat kita hidup sekarang — sebagaimana kita dibangunkan dari sebuah mimpi.



Contoh Penyambungan Saraf secara Paralel

Marilah kita pikirkan tabrakan mobil yang dicontohkan Politzer. Dalam kecelakaan ini, jika saraf orang yang tertabrak — yang menghubungkan kelima indra dengan otaknya — dihubungkan dengan otak orang lain, misalnya otak Politzer, melalui sambungan paralel, maka pada saat bis menabrak orang tersebut, bis yang sama akan menabrak Politzer yang sedang duduk di rumahnya. Dengan kata lain, semua perasaan yang dialami orang tersebut akan dialami oleh Politzer, seperti halnya lagu yang sama didengarkan dari dua pengeras suara yang terhubungkan ke tape recorder yang sama. Politzer akan merasa, melihat dan mengalami bunyi rem bis, benturan bis pada tubuhnya, gambaran lengan patah dan darah tertumpah, nyeri patah tulang, gambaran dirinya memasuki ruang operasi, kerasnya gips dan lemahnya tangan.

Setiap orang yang terhubung ke saraf tersebut secara pararel, akan mengalami kejadian yang sama dari awal hingga akhir seperti Politzer. Jika orang dalam kecelakaan tersebut mengalami koma, mereka semua akan mengalami koma. Bahkan jika semua persepsi yang berkaitan dengan kecelakaan direkam dalam suatu alat dan jika semua persepsi ini ditransmisikan ke seseorang, maka bis akan menabrak orang ini berkali-kali.

Dengan demikian, bis penabrak manakah yang benar-benar ada? Filosofi materialis tidak memiliki jawaban konsisten untuk pertanyaan ini. Jawaban yang benar adalah mereka semua mengalami kecelakaan mobil secara mendetail di dalam pikiran mereka sendiri.

Prinsip yang sama berlaku pada contoh kue dan batu. Jika saraf dari organ indra Engels, yang merasa puas dan kenyang setelah makan kue, dihubungkan secara pararel ke otak orang kedua, maka orang ini juga akan merasa kenyang seperti Engels. Jika saraf Johnson, yang merasakan kakinya sakit ketika menendang batu dengan keras, dihubungkan ke orang kedua secara paralel, orang ini juga akan merasakan sakit yang sama.

Jadi, kue atau batu mana yang benar-benar ada? filsafat materialis kembali tidak mampu memberikan jawaban konsisten untuk pertanyaan ini. Jawaban yang benar dan konsisten adalah: baik Engels dan orang kedua telah memakan kue dalam pikiran mereka dan merasa kenyang; baik Johnson dan orang kedua mengalami saat-saat menendang batu dalam pikiran mereka.

Mari kita buat perubahan dalam contoh kasus Politzer. Kita hubungkan saraf orang yang tertabrak bis ke otak Politzer, dan sebaliknya kita hubungkan saraf Politzer yang duduk di rumah ke otak orang yang tertabrak bis. Dalam kasus ini, Politzer akan merasa bahwa bis telah menabraknya meskipun dirinya sedang duduk di rumah; sedangkan orang yang sebenarnya tertabrak tidak akan pernah merasakan akibat kecelakaan tersebut dan merasa bahwa dirinya sedang duduk di rumah Politzer. Logika yang sama berlaku pula untuk contoh kue dan batu.

Sebagaimana terlihat, manusia tidak mungkin melampaui dan terlepas dari indranya. Dalam hal ini, jiwa manusia dapat dihadapkan pada semua macam situasi meskipun tidak memiliki tubuh, tidak berwujud materi dan tidak memiliki bobot materi. Tidak mungkin manusia menyadari hal ini karena ia berasumsi bahwa citra tiga dimensi ini benar-benar ada dan sangat meyakini keberadaannya karena setiap orang tergantung pada persepsi yang dibentuk oleh organ-organ sensorinya.

Filsuf Inggris terkemuka, David Hume mengungkapkan pemikirannya tentang fakta ini:

Sejujurnya, ketika saya menempatkan diri pada apa yang saya sebut ‘diri sendiri’, saya selalu mengakui persepsi tertentu yang berhubungan dengan panas atau dingin, terang atau gelap, cinta atau benci, asam atau manis atau konsep-konsep lainnya. Tanpa keberadaan persepsi, saya tidak pernah dapat menemukan diri sendiri pada waktu tertentu dan saya tidak dapat mengamati apa pun. 12

Kita tidak akan pernah mampu melangkah lebih jauh dari pengindraan ini dan merasakan materi sebagaimana "wujud aslinya", sehingga sama sekali tidaklah masuk akal untuk merumuskan pemikiran [filsafat] apa pun yang menganggap materi sebagai wujud mutlak yang dapat kita rasakan langsung. Sebagai sebuah teori, materialisme benar-benar tidaklah memiliki landasan, sejak awal kemunculannya.

Pembentukan Persepsi dalam Otak Bukan Filsafat
Melainkan Fakta Ilmiah

Materialis mengatakan bahwa apa yang telah kita bahas dalam buku ini adalah pandangan filsafat. Akan tetapi, pernyataan bahwa "dunia luar" merupakan kumpulan persepsi adalah fakta ilmiah yang jelas, bukan sebentuk filsafat. Bagaimana citra dan perasaan terbentuk di dalam otak telah diajarkan secara detail di semua sekolah kedokteran. Fakta-fakta tersebut, yang telah dibuktikan oleh ilmu pengetahuan abad ke-20, khususnya bidang fisika, dengan jelas menunjukkan bahwa materi tidak memiliki realitas absolut dan bahwa setiap orang dapat dikatakan sedang mengamati "monitor di dalam otaknya".

Setiap orang yang meyakini ilmu pengetahuan, baik ia ateis, penganut Buddha, atau meyakini pandangan lain, harus menerima fakta ini. Seorang materialis mungkin mengingkari keberadaan Pencipta namun ia tidak dapat menolak kenyataan ilmiah ini.

Ketidakmampuan Karl Marx, Friedrich Engels, Georges Politzer dan lainnya memahami fakta sederhana dan jelas ini masih mengejutkan, sekalipun pemahaman dan kemungkinan ilmu pengetahuan di masa mereka memang tidak mencukupi. Di masa sekarang, kemajuan ilmu dan teknologi serta penemuan-penemuan terakhir mempermudah kita memahami fakta ini. Akan tetapi, materialis justru diliputi ketakutan untuk memahami fakta ini dan menyadari bagaimana keyakinan mereka akan hancur karenanya.


Ketakutan Besar Materialis

Pokok bahasan ini mengungkapkan fakta bahwa materi hanya suatu persepsi. Untuk sementara waktu, tidak ada serangan balik yang substansial dari kalangan materialis Turki terhadap pemikiran-pemikiran yang diungkapkan di sini. Karenanya, kami mendapat kesan bahwa maksud kami belum mereka tangkap dengan jelas dan diperlukan penjelasan lebih lanjut. Akan tetapi, belum lama ini, terungkap bahwa materialis merasa gelisah atas kepopuleran pemikiran ini dan bahkan sangat takut padanya.

Materialis dengan gencar mengungkapkan ketakutan dan kepanikan mereka melalui berbagai terbitan, konferensi dan diskusi panel. Wacana mereka yang propagandis dan tanpa harapan menyiratkan bahwa mereka mengalami krisis intelektual yang hebat. Keruntuhan ilmiah teori evolusi, yang menjadi dasar keyakinan mereka, telah sangat mengejutkan mereka. Sekarang mereka mulai menyadari bahwa mereka mulai kehilangan materi itu sendiri, inti keyakinan yang lebih penting daripada Darwinisme. Ini membuat mereka lebih terpukul. Mereka menyatakan bahwa selain merupakan "ancaman terbesar" bagi mereka, permasalahan ini juga "merusak struktur budaya mereka".


Penulis materialis Turki, Rennan Pekunlu mengatakan bahwa "teori evolusi tidaklah sepenting ini, ancaman sesungguhnya adalah subjek ini", karena meniadakan materi, satu-satunya konsep yang diyakininya.






Salah seorang materialis yang menyatakan kepanikan dan kecemasan secara terang-terangan adalah Renan Pekunlu, akademisi dan penulis majalah Bilim ve Utopya (Ilmu Pengetahuan dan Utopia). Dalam artikel majalah yang membela materialisme ini dan diskusi panel yang diikutinya, Rennan Pekunlu menyatakan buku Keruntuhan Teori Evolusi (Evolution Deceit) sebagai "ancaman" nomor satu terhadap materialisme. Ia sudah cukup risau dengan bab-bab yang meruntuhkan Darwinisme, tetapi bagian yang Anda baca sekarang adalah bagian yang paling mengganggunya. Kepada para pembaca dan (hanya segelintir) peserta diskusinya, Pekunlu berpesan, "Jangan biarkan diri Anda hanyut dalam indoktrinasi idealisme dan jagalah keyakinan Anda pada materialisme". Ia merujuk Vladimir I. Lenin, pemimpin revolusi berdarah di Rusia, sebagai panutan. Sambil menyarankan setiap orang membaca buku Lenin yang berjudul Materialism and Empirio-Criticism dan sudah berumur satu abad, Pekunlu hanya dapat mengulang kata-kata Lenin: "Jangan memikirkan persoalan ini, atau Anda akan kehilangan materialisme dan terhanyut oleh agama". Dalam sebuah artikel yang ditulisnya pada majalah Bilim ve Utopya, Pekunlu mengutip pernyataan Lenin berikut:

Sekali Anda menolak realitas kebendaan, menyerah pada pengindraan, Anda telah kehilangan segala daya untuk melawan fideisme*), karena Anda telah tergelincir kepada agnotisisme**) atau subjektivisme***) — hanya itu yang dibutuhkan fideisme. Satu cakar saja terjerat, seekor burung tertangkap. Dan semua pengikut kita akan terjerat dalam idealisme, yaitu fideisme yang tidak kentara; mereka terjerat segera setelah menganggap "pengindraan" bukan lagi suatu citra dunia luar tetapi sebagai "unsur" khusus. Pengindraan, pikiran, jiwa dan keinginan bukan seperti itu adanya. 13

Kata-kata ini secara eksplisit menunjukkan bahwa fakta yang menggusarkan Lenin dan ingin ia keluarkan dari pikirannya dan "kameradnya"; yang juga meresahkan materialis dewasa ini. Akan tetapi, Pekunlu dan materialis lain mengalami keadaan lebih menyusahkan; karena mereka sadar bahwa sekarang fakta ini dikemukakan dengan cara dan bentuk lebih eksplisit dan meyakinkan daripada 100 tahun lalu. Untuk pertama kalinya dalam sejarah dunia, persoalan ini dijelaskan dengan cara yang tidak mungkin ditolak.

Meski demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa sejumlah besar ilmuwan materialis tidak sungguh-sungguh menanggapi fakta bahwa "materi hanyalah ilusi". Persoalan yang dijelaskan dalam bab ini adalah salah satu persoalan paling penting dan menarik yang pernah dijumpai seseorang dalam hidupnya. Mereka pasti belum pernah menghadapi persoalan sepenting ini sebelumnya. Namun, reaksi ilmuwan-ilmuwan itu atau sikap mereka dalam ceramah dan artikel mereka mengisyaratkan betapa dangkalnya pemahaman mereka.

Reaksi sebagian materialis terhadap permasalahan yang didiskusikan di sini menunjukkan bahwa ketaatan buta terhadap materialisme telah merusak logika mereka, sehingga semakin sulit memahami persoalan ini. Sebagai contoh, Alaettin Senel, yang juga seorang akademisi dan penulis untuk Bilim ve Ãœtopya, berpesan seperti Rennan Pekunlu: "Lupakan keruntuhan Darwinisme, ancaman sungguhnya adalah persoalan ini". Dia juga membuat tuntutan seperti "Buktikan saja apa yang Anda katakan" karena merasa bahwa filsafatnya sendiri tidak berdasar. Yang lebih menarik adalah dalam salah satu tulisannya, ia menyatakan bahwa dirinya sama sekali tidak dapat memahami fakta yang dianggapnya sebagai ancaman ini.

Dalam sebuah artikel yang ditulis khusus membahas masalah ini, Senel menerima bahwa dunia luar ditangkap oleh otak sebagai sebuah citra. Akan tetapi, kemudian ia menyatakan bahwa citra terbagi menjadi dua jenis yaitu citra berkorelasi fisik dan citra yang tidak berkolerasi fisik, dan bahwa citra dunia luar termasuk ke dalam citra yang berkolerasi fisik. Untuk mendukung pernyataannya, ia memberikan "contoh telepon". Ringkasnya, ia menulis: "Saya tidak tahu apakah citra dalam otak saya berkolerasi dengan dunia luar atau tidak, tetapi hal yang sama berlaku ketika saya berbicara di telepon. Ketika saya berbicara di telepon, saya tidak dapat melihat orang yang saya ajak bicara, tetapi saya dapat mengkonfirmasikan percakapan tersebut ketika saya bertemu langsung dengannya." 14

Dengan pernyataan di atas, Senel sebenarnya bermaksud menyatakan: "Jika kita meragukan persepsi kita, kita dapat melihat pada materi itu sendiri dan memeriksa realitasnya". Konsep ini jelas-jelas salah karena kita tidak mungkin menjangkau materi itu sendiri. Kita tidak dapat keluar dari pikiran kita dan mengetahui apakah "luar" itu. Apakah suara dalam telepon berkorelasi atau tidak, dapat dikonfirmasikan pada lawan bicara di telepon. Namun, konfirmasi ini juga hanya persepsi yang dialami otak kita.

Sebenarnya, orang-orang ini juga mengalami kejadian yang sama di dalam mimpi mereka. Sebagai contoh, Senel dapat saja melihat dalam mimpinya bahwa ia berbicara di telepon dan kemudian meminta orang yang ia ajak bicara mengkonfirmasikan pembicaraan tersebut. Atau Pekunlu dalam mimpinya mengalami "ancaman serius" dan menyarankan orang-orang membaca buku-buku Lenin yang sudah kuno. Apa pun yang mereka lakukan, para materialis ini tidak dapat memungkiri kenyataan bahwa kejadian-kejadian yang mereka alami dan orang-orang yang mereka ajak bicara di dalam mimpi hanyalah persepsi belaka.

Lalu kepada siapakah seseorang dapat mengkonfirmasi bahwa citra di dalam otak berkorelasi atau tidak? Apakah kepada wujud bayangan di dalam otaknya lagi? Tak diragukan lagi, materialis mustahil menemukan sumber informasi yang dapat memberikan data mengenai keadaan di luar otak dan mengkonfirmasikannya.

Mengakui bahwa semua persepsi terbentuk di dalam otak, tetapi juga mengasumsikan bahwa seseorang dapat melangkah "keluar" dari otak dan mengkonfirmasikan persepsi ini pada dunia luar, menunjukkan kapasitas pemahaman yang terbatas dan penalaran yang terganggu.

Sebenarnya fakta yang dijelaskan di sini dapat dengan mudah ditangkap oleh orang dengan tingkat pemahaman dan penalaran normal. Setiap orang yang berpikiran lurus akan mengetahui, sehubungan dengan semua yang telah kita bicarakan, bahwa ia mustahil menguji keberadaan dunia luar dengan indranya. Namun, terlihat jelas bahwa ketaatan buta terhadap materialisme telah mengganggu penalaran manusia. Oleh karenanya, materialis kontemporer menunjukkan gangguan logika berat seperti guru-guru mereka yang mencoba "membuktikan" keberadaan materi dengan menendang batu atau memakan kue.

Seperti telah dikatakan sebelumnya pula, kondisi ini bukan sesuatu yang mengherankan; sebab ketidakmampuan memahami adalah sifat umum semua orang yang tidak beriman.

Materialis Telah Terperosok dalam Perangkap Terbesar
Sepanjang Sejarah

Di Turki, gelombang kepanikan yang melanda kalangan materialis, seperti beberapa contoh terdahulu, menunjukkan bahwa materialis menghadapi kekalahan telak yang belum pernah mereka hadapi sepanjang sejarah. Fakta bahwa materi hanyalah persepsi telah dibuktikan oleh ilmu pengetahuan modern. Fakta ini dikemukakan dalam sangat jelas, jujur dan kuat. Yang tersisa bagi materialis hanya keruntuhan seluruh dunia materi, dunia yang mereka percayai secara buta dan menjadi sandaran selama ini.

Sepanjang sejarah manusia, pemikiran materialis selalu hadir. Mereka menentang Allah yang menciptakan mereka karena sangat yakin pada diri sendiri dan filsafat yang mereka pegang. Skenario yang mereka rumuskan menyatakan bahwa materi tidak bermula dan tidak pula berakhir, dan semua materi tidak mungkin memiliki Pencipta. Mereka mengingkari Allah hanya karena kesombongan, dengan berlindung di balik materi yang mereka anggap memiliki keberadaan nyata. Mereka begitu meyakini filsafat ini sehingga menganggap tak mungkin ada penjelasan yang membuktikan sebaliknya.

Semua alasan di atas menjelaskan mengapa fakta-fakta yang disajikan dalam buku ini, yang berkaitan dengan sifat-sifat sejati materi, sangat mengejutkan mereka. Penjelasan buku ini telah menghancurkan dasar filsafat mereka dan tak menyisakan apa pun untuk dibicarakan lagi. Materi, yang telah menjadi dasar pemikiran, kehidupan, kesombongan dan penolakan mereka, lenyap tiba-tiba. Bagaimana materialisme bisa bertahan jika materi tidak ada?

Allah menjebak materialis dengan membuat mereka berasumsi bahwa materi benar-benar ada, dan mempermalukan mereka dengan cara-Nya. Materialis beranggapan bahwa harta benda, status, jabatan, masyarakat lingkungan mereka, seluruh dunia dan lain-lainnya benar-benar ada, dan dengan mengandalkan semua itu mereka menjadi sombong terhadap Allah. Mereka menentang Allah dengan kesombongan yang melengkapi ketidakpercayaan mereka. Mereka sepenuhnya bergantung pada materi. Akan tetapi, mereka benar-benar tidak memahami bahwa Allah meliputi segala sesuatu.

Barangkali inilah kekalahan terbesar sepanjang sejarah. Sementara materialis menjadi sombong atas kemauan sendiri, mereka mengobarkan peperangan terhadap Allah, dengan cara memunculkan sesuatu yang berlebih-lebihan untuk melawannya.

Ketika orang-orang yang tidak beriman mencoba menyusun rencana, mereka tidak menyadari sebuah fakta penting sebagaimana ditekankan dengan kalimat "mereka hanya menipu diri mereka sendiri sedang mereka tidak menyadarinya" dalam ayat tersebut. Faktanya, segala sesuatu yang mereka alami adalah gambaran yang sengaja dirancang untuk mereka tangkap, dan seluruh rencana yang mereka susun hanyalah citra yang terbentuk di dalam otak mereka, seperti juga seluruh tindakan yang mereka lakukan. Kebodohan telah membuat mereka lupa bahwa tidak ada yang bersama mereka selain Allah, dan karenanya, mereka terjebak dalam rencana jahat mereka sendiri.

Sebagaimana kaum tidak beriman di zaman dahulu, kaum tidak beriman yang hidup sekarang juga menghadapi kenyataan yang akan menghancurkan rencana jahat mereka sampai ke akar-akarnya.

Begitu pula materialisme, menjadi "fatamorgana" bagi para pembangkang seperti yang disebutkan dalam ayat itu; ketika mereka menemukan jalan keluar, yang mereka dapati hanya ilusi. Allah telah menipu mereka dengan fatamorgana seperti itu, dan memperdaya mereka untuk menerima kumpulan citra ini sebagai suatu kenyataan. Semua orang "penting" tersebut; profesor, ahli astronomi, ahli biologi, ahli fisika dan lain-lain, apa pun pangkat dan jabatan mereka, benar-benar telah tertipu seperti anak-anak, dan dipermalukan karena mereka mempertuhankan materi. Mereka membangun filsafat dan ideologi di atas asumsi bahwa kumpulan citra tersebut absolut. Mereka terlibat dalam pembicaraan serius dan menyebutnya wacana "intelektual". Mereka menganggap diri mereka cukup bijaksana untuk menawarkan suatu argumentasi tentang kebenaran alam semesta, bahkan membantah Tuhan dengan kecerdasan mereka yang terbatas.

Bisa saja mereka lolos dari jebakan lain; tetapi rencana yang telah ditetapkan Allah untuk orang-orang tidak beriman begitu sempurna sehingga tidak ada jalan untuk meloloskan diri. Apa pun yang mereka lakukan atau kepada siapa pun mereka meminta pertolongan, mereka tidak akan pernah menemukan penolong selain Allah.

Materialis tidak pernah menyangka akan jatuh ke dalam perangkap seperti ini. Berbekal seluruh kecanggihan abad ke-21, mereka mengira dapat bertahan dengan pengingkaran mereka dan mengajak orang lain untuk ingkar pula.

Fakta yang disampaikan ayat ini berarti: materialis harus menyadari bahwa segala sesuatu yang mereka miliki hanya ilusi, dan karenanya semua itu telah dihancurkan. Saat mereka menyaksikan seluruh harta benda, pabrik, emas, uang, anak, suami/istri, teman, pangkat dan status, bahkan tubuh mereka, semua yang mereka anggap ada, terlepas dari genggaman, mereka telah "dihancurkan".

Tidak diragukan lagi, menyadari kebenaran ini mungkin merupakan hal terburuk bagia materialis. Fakta bahwa segala sesuatu yang mereka miliki hanyalah ilusi, adalah sama dengan — menurut istilah mereka — "kematian sebelum ajal" di dunia ini.

Mereka yang menjadikan materi sebagai tuhannya telah datang dari Allah dan akan kembali pada-Nya. Mau atau tidak, mereka telah menyerahkan kehendak mereka kepada Allah. Sekarang mereka menunggu Hari Perhitungan di mana setiap orang akan dipanggil untuk diadili. Betapa pun mereka tidak berkeinginan untuk memahaminya.


Kesimpulan

Topik yang telah kami jelaskan sejauh ini merupakan salah satu kebenaran terbesar yang pernah Anda temui dalam hidup Anda. Dengan membuktikan bahwa seluruh dunia materi ini sesungguhnya hanyalah "wujud bayangan", topik ini menjadi kunci untuk memahami keberadaan Allah dan penciptaan oleh-Nya, di samping untuk memahami bahwa Dialah satu-satunya wujud mutlak.

Mereka yang memahami permasalahan ini sadar bahwa dunia ini bukanlah tempat seperti anggapan orang pada umumnya. Dunia bukanlah tempat mutlak yang benar-benar ada, seperti yang dipikirkan oleh mereka yang mengembara tanpa tujuan di jalanan, yang bertengkar di klab-klab, yang menyombongkan diri di kafe-kafe mewah, yang membanggakan rumah dan tanah, atau yang mengabdikan hidup mereka untuk tujuan palsu. Dunia hanyalah kumpulan persepsi, sebuah ilusi. Semua orang yang telah kami kutip sebelumnya hanya wujud bayangan yang menyaksikan persepsi ini di dalam otak mereka: meskipun demikian mereka tidak menyadari hal ini.

Konsep ini sangat penting karena meruntuhkan filsafat materialis yang menolak keberadaan Allah, dan menghancurkan filsafat tersebut. Inilah sebabnya materialis seperti Marx, Engels, dan Lenin menjadi panik dan gusar, dan memperingatkan pengikut mereka "untuk tidak memikirkannya" jika ada orang yang menyampaikan konsep ini. Sesungguhnya orang-orang seperti ini cacat mentalnya sehingga tidak dapat memahami fakta bahwa persepsi terbentuk dalam otak. Mereka menganggap dunia yang mereka saksikan di dalam otak adalah "dunia luar". Mereka tidak dapat memahami bukti-bukti yang menunjukkan sebaliknya.

Anda dapat mengkaji lebih jauh lagi dengan menggunakan kekuatan refleksi pribadi Anda. Untuk itu Anda harus berkonsentrasi, memusatkan perhatian dan merenungkan cara Anda melihat benda-benda di sekeliling Anda dan cara Anda menyentuhnya. Jika Anda berpikir dengan penuh konsentrasi, Anda dapat merasakan bahwa wujud bijak yang melihat, mendengar, menyentuh, berpikir, dan membaca buku pada saat ini hanyalah jiwa. Jiwa ini pula yang menyaksikan persepsi yang disebut "materi" pada sebuah layar. Orang yang telah memahami hal ini dianggap telah beranjak dari tataran dunia materi yang telah menipu sebagian besar kemanusiaan, dan masuk ke dalam tataran eksistensi sesungguhnya.

Dalam zaman kita hidup, fakta ini telah teruji secara empiris berdasarkan bukti-bukti ilmiah. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, fakta bahwa alam semesta adalah wujud bayangan telah digambarkan secara nyata, jelas dan eksplisit.

Dengan alasan inilah, abad ke-21 akan menjadi titik balik sejarah di mana manusia pada umumnya akan memahami realitas ilahiah dan akan berbondong-bondong menuju Allah, satu-satunya Wujud Mutlak. Dalam abad ke-21, paham materialistis abad ke-19 akan dibuang ke keranjang sampah sejarah, eksistensi dan penciptaan Allah akan dipahami, seperti dipahaminya fakta ketiadaan ruang dan waktu, manusia akan terbebaskan dari selubung, penipuan dan takhayul kuno yang menyelimuti mereka.

Tidak mungkin kenyataan tak terbantahkan ini dapat dihalangi oleh suatu wujud bayangan.


xx


--------------------------------------------------------------------------------

1. Frederic Vester, Denken, Lernen, Vergessen, (Munih: Dtv, 1978), hal. 6
2. R. L. Gregory, Eye and Brain: The Psychology of Seeing, (New York: Oxford University Press Inc., 1990), hal. 9
3. Barnett, The Universe and Dr. Einstein, (New York: Mentor Books, 1952), hal.24
4. Orhan Hancerlioglu, Dusunce Tarihi (The History of Thought), (Istanbul: Remzi Bookstore, 6th edition, 1995) hal. 447
5. George Berkeley, A Treatise Concerning the Principles of Human Knowledge, Internet edition,
http://eserver.org/18th/berkeley.txt
6. Bertrand Russell, ABC of Relativity, (London: George Allen and Unwin, 1964), hal. 161-162
7. R. L. Gregory, Eye and Brain: The Psychology of Seeing, (New York: Oxford University Press Inc., 1990), hal. 9
8. Ken Wilber, Holographic Paradigm and Other Paradoxes, (New York: Random House, 1982), hal. 20
9. George Politzer, Principes fondamentaux de Philosophie, (Paris: Editions Sociales, 1954), hal. 65
10. Orhan Hancerlioglu, Dusunce Tarihi (The History of Thought), (Istanbul: Remzi Bookstore, 6th edition, 1995) hal. 261
11. George Politzer, Principes fondamentaux de Philosophie, (Paris: Editions Sociales, 1954), hal. 65
12. David Hume, A Treatise of Human Nature, Book I, Section IV: Of Personal Identity, Internet edition
13. Rennan Pekunlu, "Aldatmacanin Evrimsizligi," (Non-Evolution of Deceit), Bilim ve Utopya, December 1998 (V. I. Lenin, Materialism and Empirio-criticism, (Moscow: Progress Publishers, 1970), hal. 334-335)
14. Alaettin Senel, "Evrim Aldatmacasi mi?, Devrin Aldatmacasi mi?," (Evolution Deceit or Deceit of the Epoch?), Bilim ve Utopya, December 1998






0 Response to "Renungan"

Posting Komentar

KUMPULAN HADISTH:
KATA PENGANTAR:
Alhamdulillah dengan rasa syukur ke hadirat Allah swt yang dengan rahmat dan inayah-Nya, kami dapat menyelesaikan buku Himpunan Hadist Qudsi sebagai bekal da'wah dan pembina pribadi muslim untuk disebarluaskan di kalangan masyarakat, dan khususnya sebagai bekal pelengkap yang sederhana bagi para muballigh dan da'i di masyarakat kita. Kandungan isi buku ini hanya berisi haidist - hadist yang berhubungan dengan pembinaan akhlaqul karimah dan pembinaan pribadi muslim. Tegur sapa dari para arif bijaksana, sangat kami harapkan untuk perbaikan buku ini selanjutnya, dan sebelumnya kami ucapkan banyak terima kasih. Kepada Allah SWT kami mohan taufiq dan hidayah­Nya, semoga usaha ini senantiasa dalam keridlaan-Nya. Amien. Rembang, 12 Rabi'ul Awwal 1420 Penyusun
ALLAH MEMPERBOLEHKAN UMAT MUHAMMAD MELAKUKAN SUJUD DI HARI QIYAMAT:
"Dari Abu Rurdah dari ayahnya, ia berkata : Rasulullah saw. bersabda: "Apabila Allah mengumpulkan makhluk pada hari Qiyamat, maka Allah mengizinkan umat Muhammad untuk bersujud, lalu mereka sujud lama, Kemudian diucapkan : "Angkatlah kepalamu, karena Kami telah menjadikan hari-harimu itu sehagai tebusanmu dari neraka (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah)"
ALLAH MENGGENGGAM BUMI .... KEMUDIAN BERFIRMAN : "AKULAH RAJA":
"Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : "Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Allah menggenggam bumi dan rnelipat langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian bertirman : "Akulah Raja, dimanakah raja-raja bumi ?" (Hadits ditakhrij oleh Rukhari) "Dari Abdullah bin Umar ra. Sesungguhnya Allah menggenggam bumi atau bumi-bumi dan langit-langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian Dia berfirman : "Aku Raja". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). "Dari Abdullah ra. dia berkata : "Datanglah salah seorang pendeta kepada Rasulullah saw. pendeta itu berkata : "Wahai Muhammad, sesungguhnya kami dapati bahwa Allah menjadikan langit atas satu jari dan bumi-bumi atas satu jari, pohon atas satu jari dan semua makhluk atas satu jari, dan Allah berfirman : "Akulah Raja". Nabi saw tertawa sehingga tampak gigi taring beliau, membenarkan kata-kata pendeta itu, kemudian Rasulullah saw. membaca : "Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya, Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). "Dari Ubaidillah bin Muqassim, bahwasanya dia melihat kepada Abdullah bin Umar ra., bagaimana Rasulullah mengisahkan, beliau bersabda : "Allah mengambil langit dan bumi-bumi dengan keduanya-Nya dan berfirman : "Akulah Allah sambil menggenggam jari-jari-Nya serta membentangkannya, Akulah Raja", sehingga saya melihat mimbar, bahagian bawahnya itu bergerak, sampai saya berkata : "Apakah mimbar itu akan menjatuhkan Rasulullah saw. ?". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah). "Dari Ibnu Umar ra. bahwasanya ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda diatas mimbar : "Allah Yang Maha Pemaksa itu mengambil langit dan bumi­bumi dengan kedua tangan-Nya dan menggenggam dengan tangan-Nya. Ia mulai menggenggam dan membentangkannya, kemudian berfirman : "Akulah Pemaksa, dimanakah para tukang paksa ? dimanakah orang-orang yang sombong?". Rasulullah mencontohkan dengan tangan kanannya dan dengan tangan kirinya, sehingga saya melihat mimbar bergerak dari bahagian bawahnya, sampai aku berkata : "Apakah mimbar itu akan jatuh, wahai Rasulullah saw. ?". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah). "Dari Ibnu Umar ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Allah menggulung langit pada hari Qiamat, kemudian Ia mengambil dengan tangan kanan-Nya, lalu Allah berfirman "Akulah Raja, dimanakah para tukang paksa ? Dimanakah orang-orang yang sombong ? Kemudian Dia menggulung bumi-bumi, kemudian mengambilnya. Ibnu 'Ala' berkata: "Dengan tanganNya yang lain lalu berfirman : "Akulah Raja, dimanakah para tukang paksa ? Dimanakah orang­-orang yang sombong?". (Hadits ditakhrij oleh Abu Dawud).
BALASAN MEMUSUHI WALI-2 ALLAH & SE-UTAMA-2 AMAL UNT MENDEKAT KAN DIRI KPD ALLAH TA'ALA:
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda : "Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman: "Barangsiapa yang memusuhi waliKu, maka Aku telah mengumumkan perang kepadanya. HambaKu tidak mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang paling Aku sukai dari pada sesuatu yang Aku fardhukan atasnya. HambaKu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan sunnat-sunnat sampai Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya maka Aku menjadi pandangan yang untuk mendengarnya, penglihatan yang untuk melihatnya, tangan yang untuk menamparnya dan kaki yang untuk berjalan olehnya. Jika ia memohon kepadaKu, niscaya Aku benar­benat memberinya. Jika ia memohon kepadaKu, niscaya Aku benar-benar melindunginya. Dan Aku tidak bimbang terhadap sesuatu yang Aku iakukan seperti kebimbanganKu terhadap jiwa hambaKu yang beriman yang mana ia tidak senang mati sedang Aku tidak senang berbuat buruk terhadapnya". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
BELAS KASIH & DO'A NABI BAGI UMAT BELIAU:
Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra. bahwasanya Nabi saw membaca firman Allah tentang Ibrahim saw. : "RABBI INNAHUNNA ADL-LALNA KATSIRAN MINAN NAASI FAMAN TABIANII FA INNAHU MINNI" (Wahai Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan dari pada manusia, maka barang siapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan Ku). (Ibrahim : 36). Dan 'Isa saw berkata : “IN TU’ADZDZIBHUM FA INNAHUM IBAADUKA WA IN TAGHFIR LAHUM FA INNAKA ANTAL ‘AZIIZUL HAKIIM" (Jika engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana). (Al Maidah : 118). Beliau mengangkat kedua tangan seraya bersabda : "Wahai Umatku, ... umatku", dan beliau menangis, Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad - sedang Tuhanmu lebih mengetahui - tanyalah kepadanya : "Apakah yang menyebabkan kamu menangis ?". Jibril as datang kepada beliau lalu bertanya kepada beliau, maka utusan Allah itu memberitahukan kepadaNya akan apa yang disabdakan beliau, - padahal Allah lebih mengetahui, - lalu Allah Ta'ala berfirman kepada Jibril : "Pergilah kepada Muhammad dan katakan : "Sesungguhnya Kami akan ridha terhadap umatmu dan Kami tidak berbuat buruk kepadamu". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Tsauban, ia berkata : Rasulullah saw: bersabda : "Sesungguhnya Allah memperlihatkan bumi kepadaku, lalu aku melihat timur dan baratnya, dan sungguh kerajaan umatku akan sampai kepada bumi yang ditampakkan kepadaku. Aku diberi dua perbendaharaan yaitu merah dar putih. Sungguh aku mohon kepada Tuhanku bagi umatku agar tidak dihancurkan dengan tahun yang umum, dan tidak dikuasai oleh musuh selain diri mereka sendiri, lalu ia memusnahkan golongan mereka". Sesungguhnya Tuhanku berfirman : "Wahai Muhammad, sesungguhnya apabila saya menetapkan suatu ketetapan maka ketetapan itu tidaklah tertolak. Dan sesungguhnya Aku memberi kamu akan umatmu tidak Aku hancurkan dengan tahun yang umum, dan Aku tidak menguasakan musuh atas mereka selain diri mereka sendiri yang memusnahkan golongan mereka, walaupun berkumpul atas mereka dari seluruh penjuru" - atau Dia berfirman : "Dari seluruh penjuru bumi - sehingga sebagian dari mereka menghancurkan sebagian yang lain, dan sebagian dari mereka menawan terhadap sebagian yang lain". (Hadits ditakhrij oleh Muslim)
BARANG SIAPA YG SENANG UNT BERTEMU DG ALLAH MAKA ALLAH SENANG UNT BERTEMU DG-NYA:
bersabda : "Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Apabila hamba-Ku senang bertemu dengan Ku, maka Aku senang untuk bertemu dengan-Nya, apabila ia benci bertemu dengan-Ku, maka Aku benci bertemu dengannya. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Ubaidah bin Ash Shamit ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Barang siapa yang senang untuk bertemu dengan Allah, maka Allah senang untuk bertemu dengannya, dan barang siapa yang benci untuk bertemu dengan-Nya (Allah), maka Allah benci untuk bertemu dengannya". Aisyah atau sebagian isteri beliau berkata : "Sesungguhnya kami tidak senang kematian". Beliau bersabda : "Bukan begitu, tetapi seorang Mu'min apabila kedatangan maut (mati) diberi khabar gembira dengan keridhaan dan kemurahan Allah, sehingga tidak ada sesuatu yang lebih disukai dari pada apa yang dihadapinya, maka ia senang bertemu dengan Allah dan Allah senang bertemu dengannya. Dan sesungguhnya orang-orang katir, apabila kedatangan maut diberi khabar gembira dengan azab dan siksaan Allah, maka tidak ada sesuatu yang lebih dibenci dari pada apa yang dihadapinya. Ia tidak senang bertemu dengan Allah dan Allah tidak senang bertemu dengannya". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Nabi saw, beliau bersabda : "Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah, maka Allah senang bertemu dengannya, dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah, maka Allah benci bertemu dengannya". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Aisyah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah maka Allah senang bertemu dengannva, dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah, maka Allah benci bertemu dengannya . Sedang mati adalah sebelum bertemu dengan Allah". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Aisyah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah, maka Allah senang bertemu dengannya. Dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah maka Allah benci bertemu dengannya. Saya berkata : "Wahai Nabi Allah, apakah benci mati itu ? "Masing-masing dari kami membenci mati". Beliau bersabda : "Bukanlah demikian, tetapi orang Mu'min apabila diberi khabar gembira dengan rahmat dan keridhaan Allah serta surga-Nya, maka ia senang bertemu dengan Allah, dan A'lah senang bertemu dengannya, dan sesungguhnya orang kafir apabila diberi khabar gembira dengan siksa Allah dan kemurkaan-Nya, maka ia benci bertemu dengan Allah dan Allah benci bertemu dengannya". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah, maka Allah senang bertemu dengannya, dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah, maka Allah benci bertemu dengannya". Syuraih berkata : Saya datang kepada Aisyah ra. saya berkata : "Wahai Ummul Mu'minin, saya mendengar Abu Hurairah menyebutkan sebuah hadits dari Rasulullah saw., jika demikian, kami telah binasa". Aisyah berkata : "Sesungguhnya orang yang binasa adalah orang yang binasa dengan sabda Rasulullah saw Apakah itu ?". Ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah maka Allah senang bertemu dengannya. Dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah, maka Allah benci bertemu dengannya. Tidak seorang pun diantara kami melainkan ia benci kematian". Aisyah bekata : Rasulullah saw telah menyabadakannya ; Bukan seperti pendapatmu tetapi apabila penglihatan telah membalik, dada telah kembang kempis, kulit telah menggigil, dan jari-jari telah menggenggam, ketika itulah .... "Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah maka Allah senang bertemu dengannya. Dan barang siapa benci bertemu dengan Allah maka Allah benci bertemu dengannya". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : "Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : "Apabila hamba-Ku senang bertemu dengan Ku, maka Aku senang bertemu dengan-Nya, dan jika ia benci bertemu dengan-Ku, maka Aku benci bertemu dengannya". (Hadits ditakhrij oleh Malik).
BESOK DIHARI QIYAMAT AKAN DIKATAKAN KPD ADAM : "KELUARKAN KETURUNANMU YG MASUK NERAKA":
Dari Abu Said Al Khudri ra., ia berkata : Nabi saw bersabda : "Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman pada hari Qiyamat : "Wahai Adam". Adam lalu menjawab : "Ya", wahai Tuhan kami", dan Adam dipanggil dengan suara : "Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk mengeluarkan utusan dari keturunanmu ke neraka". Ia menjawab: "Wahai Tuhanku, berapa utusan keneraka itu ?" Dia berfirman : "Dari setiap seribu Aku kira sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang, ketika itu orang yang hamil melahirkan kandungannya dan anak menjadi beruban, kamu melihat orang-orang itu mabuk, namun (sebenarnya) mereka tidak mabuk tetapi siksa Allah itu amat hebat, dimana hal itu menyempitkan manusia sehingga wajah-wajah mereka berubah. Nabi saw bersabda : "Dari Ya'juj dan Ma'juj sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan dari kamu seorang, kemudian kamu dikalangan manusia seperti rambut hitam dilambung lembu putih atau seperti rambut putih di lambung lembu hitam. Dan sungguh aku berharap kamu menjadi seperempat penghuni syorga". Maka kami bertakbir. Kemudian "sepertiga" penghuni syorga, maka kami bertakbir, kemudian "Separoh" penghuni syorga", maka kami bertakbir". Abu Usamah berkata dari Al A'masy, kamu lihat manusia itu mabuk, namun mereka tidaklah mabuk". Beliau bersabda : "Dari setiap seribu orang sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
BERDIRINYA HAMBA DI HADAPAN TUHAN PADA HARI QIYAMAT & PARA NABI DITANYA TENTANG TABLIGH:
Dari Adi bin Hatim ra., ia berkata : Dulu saya disisi Rasulullah saw kemudian datanglah dua orang laki-laki : Salah satunya mengadukan kemiskinan dan yang lain mengadukan penyamun. Maka Rasulullah saw bersabda : "Adapun penyamun, sesungguhnya datang kepadamu hanya sedikit, sehingga keluarlah kafilah ke Makkah tanpa penjaga. Dan kemiskinan, maka sesungguhnya Qiyamat itu tidak terjadi sehingga seseorang diantaramu mengedarkan sedekahnya, ia tidak mendapati orang yang mau menerima sedekahnya itu. Kemudian sungguh seseorang diantaramu berdiri dihadapan Allah, yang diantaranya dan diantara Tuhan tidak ada tabir dan tidak ada penterjemah yang menterjemahkannya. Kemudian sungguh Dia berfirman kepadanya : "Tidakkah aku memberikan harta kepadamu ?" Maka sungguh ia menjawab : "Ya". Lalu sungguh Tuhan berfirman lagi : "Tidakkah diutus kepadamu seorang Rasul ?" Maka sungguh dia menjawab : "Ya". Kemudian dia melihat ke kekanannya, maka dia tidak melihatnya kecuali api. Lalu ia melihat ke kirinya, maka dia tidak melihatnya kecuali api, maka hendaklah seseorang diantaramu takut kepada neraka walaupun dengan separuh kurma, dan jika dia tidak mendapati, maka dengan kata­kata yang baik". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Shafwan bin Muhriz, ia berkata : "Ketika Ibnu Umar sedang thawaf, tiba-tiba datanglah seorang lelaki, lalu berkata : "Wahai ayah Abdur Rahman, atau ia berkata "Wahai Ibnu Umar, apakah engkau mendengar Nabi saw tentang percakapan ?". Maka Ibnu Umar menjawab : "Saya mendengar Nabi saw bersabda : "Orang mu'min dekat dari TuhanNya - Dan Hisyam berkata : orang mu'min dekat yakni dari Tuhannya, sehingga Dia meletakkan lambung Nya atasnya, lalu ia mengakui dosa-dosanya : "(Tuhan berfirman) : Mengakui". Ia berkata : "Tuhan, saya mengakuinya", dua kali. Tuhan berfirman : "Aku menutupi dosa-dosa itu di dunia, dan hari ini Aku mengampuninya”, Kemudian dilipat lembaran (catatan) kebaikan-kebaikannya, adapun orang-orang lain - atau orang-orang kafir, mereka itu dipanggil diatas para saksi yaitu: 'HA-ULA-ILLADZIINA KADZABUU ‘ALLA RABBI­HIMALAA LA’NATULLAAHI ‘ALAZHZHAALIMIIN" (Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka. Ingatlah la'nat Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zhalim). (Hud : 18). (Hadits ditakharij oleh Bukhari).
DORONGAN UNTUK MENGERJAKAN KEUTAMAAN & LARANGAN DARI MELAKUKAN KEHINAAN:
Dari Rib'i bin Hirasy bahwasanya Hudzaifah ra. bercerita kepada mereka : "Rasulullah saw. bersabda : Malaikat menemui Ruh seseorang sebelummu, mereka bertanya : "Tahukah kamu, apakah kamu mengamalkan kebaikan barang sedikit ?". Ia menjawab : "Tidak". Mereka berkata : "Ingat-ingatlah !". Ia berkata : "Saya menghutangi manusia, lalu saya menyuruh bujang-bujangku untuk memberi tangguh kepada orang-orang yang sulit dan memaafkan orang yang dalam kemudahan". Beliau bersabda : "Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Maafkanlah dia !". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Hudzaifah ra., ia berkata : "Allah mendatangi salah seorang hambaNya yang telah diberiNya harta". Lalu Dia berfirman kepadanya: "Apakah yang kamu kerjakan di dunia ? ". Ia berkata : "Allah tidak menyembunyikan pembicaraan". Ia menjawab : "Wahai Tuhanku, Engkau memberikan harta Mu kepadaku, lalu saya berjual beli kepada manusia, termasuk peri laku saya adalah memaafkan. Aku memudahkan kepada orang yang kaya dan memberi tangguh kepapa orang yang sedang dalam kesulitan'. Maka Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Maafkanlah hamba-Ku". Uqbah bin Amir Al Juhanni dan Abu Mas'ud al Anshari berkata : "Demikianlah saya mendengarnya dari mulut Rasulullah saw". Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Pada hari Qiyamat Allah berfirman : "Di manakah orang­orang yang senang kepada kebesaran Ku ?", pada hari ini Aku menaunginya dalam naunganKu, pada hari tidak ada naungan selain naungan Ku". (HR. Muslim). Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. bahwasanya ada seseorang meninjau saudaranva di desa lain. Maka Allah mengintaikan Malaikat di jalannya dengan bertanya : "Mau kemanakah kamu?". Ia menjawab : "Saya mau (pergi) kepada saudaraku di desa ini'. Malaikat bertanya : "Apakah ada kenikmatan yang kamu peroleh ?". Ia menjawab : "Tidak hanya saya mencintainya karena Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar". Malaikat berkata : "Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, karena Allah telah mencintaimu sebagaimana kamu mencintainya karena Allah". Dari Mu'adz bin Jabal ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : "Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : "Pastilah kecintaan Ku bagi orang-orang yang cinta karena Ku, orang-orang yang duduk karena Aku, orang-orang yang berkunjung karena Aku, dan orang-orang yang memberi karena Aku". (Hadits ditakhrij oleh Malik). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman pada hari Qiyamat : "Wahai anak Adam, Aku sakit namun kamu tidak menjenguk Ku". Ia berkata : "Wahai Tuhan saya, bagaimana saya menjenguk Mu sedang Engkau adalah Tuhan semesta alam ?". Dia berfirman : "Tidakkah kamu mengetahui bahwa hambaKu Fulan sakit, namun kamu tidak menjenguknya ?, Tidakkah kamu mengetahui, seandainya kamu menjenguknya niscaya kamu mendapati Aku di sisi nya. Wahai anak Adam Aku minta makan kepadamu namun kamu tidak memberi makan kepadaKu". Ia berkata : "Wahai Tuhan saya, bagaimanakah saya memberi makan kepadaMu, sedangkan Engkau Tuhan semesta alam ?". Allah berfirman : "Tidakkah kamu mengetahui bahwasanya hambaKu si Fulan minta makan kepadamu, tetapi kamu tidaklah memberi makan kepadanya ? Apakah kamu tidak mengetahui bahwasanya seandainya kamu memberi makan kepadanya, niscaya kamu mendapatkannya di sisi Ku ? Wahai anak Adam, Aku minta minum kepadamu, tapi kamu tidak memberi minum kepada Ku". Ia berkata : "Bagaimanakah saya memberi minum kepada Mu sedang kamu adalah Tuhan alam semesta ?". Allah berfirman : "Hamba Ku si Fulan minta minum kepadamu, tetapi kamu tidak memberinya minum, niscaya kamu mendapatinya di sisi Ku". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Abu Dzar ra. dari Nabi saw. dalam hal yang diriwayatkan dari Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi bahwasanya Dia berfirman: "Wahai hamba Ku, sesung­guhnya Aku mengharamkan kezhaliman atas diriKu dan zhalim itu Aku haramkan di antara kalian, maka janganlah kalian zhalim menzhalimi. Wahai hambaKu, masing-masing dari kamu itu sesat kecuali orang yang Aku beri petunjuk kepadamu. Wahai hambaKu, masing-masing dari kamu itu lapar kecuali orang yang Aku beri makan, mintalah makan kepadaKu, maka Aku memberi makan kepadamu. Wahai hambaKu, masing-masing dari kamu itu telanjang, kecuali orang yang Aku beri pakaian, mintalah pakaian kepadaKu maka Aku memberi pakaian. Wahai hambaKu, sesung­guhnya kamu bersalah siang dan malam, sedang Aku mengampuni seluruh dosa, mintalah ampun kepadaKu, maka Aku mengampunimu. Wahai hambaKu, sesung­guhnya kamu tidak akan terhindar dari kemadharatan Ku, maka berlindunglah dari kemadharatan Ku dan kamu tidak akan memperoleh kemanfa'atan-Ku maka mohonlah kemanfaatan kepadaKu. Wahai hambaKu seandainya or­ang yang pertama dan terakhir dari kamu, jin dan manusia dari kalanganmu itu berada pada hati seseorang yang paling taqwa dari padamu, hal itu tidak menambah kerajaanKu sedikit juapun. Wahai hambaKu, seandainya orang yang awal dan terkemudian dari padamu, manusia dan jin itu ada pada orang yang paling jahat dari padamu niscaya tidaklah berkurang dari kerajaanKu barang sedikit juapun. Wahai hambaKu, seandainya orang yang pertama dan terkemudian, manusia dan jin di kalanganmu berdiri di satu bukit lalu minta kepadaKu, dan Aku beri setiap or­ang akan permintaannya, maka hal itu tidak mengurangi apa yang ada di sisi Ku melainkan seperti berkurangnya air laut apabila dimasukkan jarum kepadanya. Wahai hambaKu, itu amal-amalmu, Aku hitung semuanya untukmu, kemudian Aku sempurnakan bagimu. Barangsiap yang mendapatkan kebaikan maka pujilah Allah, dan barangsiapa yang mendapati selain itu maka janganlah mencela selain dirinya". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Abu Dzar ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda Allah Ta'ala berfirman : "Wahai hambaKu, masing-masing dari kamu itu sesat, kecuali orang yang Aku beri petunjuk, mintalah petunjuk maka Aku akan memberimu petunjuk. Masing-masing dari kamu itu fakir kecuali orang yang Aku beri kekayaan, mintalah kepadaKu maka Aku akan memberimu. Masing-masing dari kamu berdosa kecuali orang yang Aku ampuni. Barangsiapa di antaramu yang mengetahui bahwa Aku mempunyai kekuasaan untuk mengampuni, lalu ia minta ampun kepadaKu, maka Aku mengampuninya dan Aku tidak mengindahkan (kesalahan itu). Seandainya orang yang pertama dan terkemudian dari padamu, yang hidup dan mati dari padamu, basah dan keringmu itu terkumpul pada hati orang yang paling taqwa dari hamba Ku, maka hal itu tidak menambah kerajaan Ku sesayap nyamuk. Dan seandainya orang yang pertama dan terakhir dari padamu, yang hidup dan mati dari padamu, basah dan keringmu berkumpul pada satu padang lalu setiap orang dari padamu minta apa yang diangan­angankannya, dan Aku memberi setiap orang yang minta itu akan permintaanya maka hal itu tidak mengurangi kerajaan Ku, kecuali seperti seandainya salah seorang di antaramu melewati lautan lalu memasukkan jarum di dalamnya, kemudian jarum itu di tariknya. Demikian itu karena Aku Maha Pemurah dan Dermawan, Aku berbuat apa yang Aku kehendaki, pemberianKu adalah satu perkataan, dan siksaan Ku adalah satu perkataan, karena urusanKu adalah apabila Aku menghendaki sesuatu maka Aku ucapkan : "Jadilah, maka sesuatu itupun menjadi ada". (Hadits ditakhrij oleh Abu Isa At Tirmidzi). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : "Rasulullah saw. bersabda : "Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Sombong itu selendang Ku dan kebesaran itu sarung Ku, barangsiapa yang melawan Ku dalam salah satunya maka ia Aku lemparkan ke dalam neraka". (Hadits ditakhrij oleh Abu Dawud).
DIMUDAHKAN BACAAN AL QUR'AN:
Dari Ubay bin Ka'ab ra. bahwasanya Rasulullah saw. berada di Bani Ghifar, datanglah Jibril as. berkata : "Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar menyuruh engkau untuk membacakan Al Qur'an kepada umatmu atas satu huruf (Qira'at). Beliau bersabda : "Aku memohon kepada Allah akan maaf dan ampunan-Nya, karena sesungguhnya umatku tidak mampu atas yang demikian itu". Jibril datang yang kedua kalinya dan berkata : "Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar menyuruh engkau agar membacakan Al Qur'an kepada umatmu atas dua huruf (Qira'at)". Beliau bersabda : "Aku mohon kepada Allah akan ma'af dan ampunan-Nya, karena sungguh umatku tidak mampu atas yang demikian itu". Kemudian Jibril datang pada beliau untuk yang ketiga kalinya, lalu berkata : "Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar memerintahkan engkau untuk membacakan Al Qur'an kepada umatmu atas tiga huruf (Qira'at). Beliau bersabda : "Sesungguhnya umatku tidak mampu atas yang demikian itu". Kemudian Jibril datang kepada beliau yang keempat kalinya, lalu ia berkata : "Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar memerintahkan engkau untuk membacakan Al Qur'an kepada umatmu atas tujuh huruf (Qira'ah), huruf (Qira'ah) manapun (dari tujuh itu) yang mereka baca maka mereka telah betul". (Hadits ditakhrij oleh An Nasa'i.)
DIKUMPULKANNYA MAKHLUQ DENGAN KETAKUTANNYA:
Dari Ibnu Abbas ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Sesungguhnya kamu dikumpulkan dengan kaki terbuka, telanjang dan tidak berkhitan. Kemudian beliau membaca : "Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya, itulah suatu janji yang pasti Kami tepati". Orang yang pertama kali diberi pakaian pada hari qiamat adalah Ibrahim as. sesungguhnya beberapa shahabatku dituntut sebagai golongan kiri, maka aku katakan : "Shahabatku, shahabatku, lalu dikatakan : "Sesungguhnya mereka senantiasa berbalik atas tumit mereka sejak kamu berpisah dengan mereka". Maka aku katakan sebagaimana yang dikatakan oleh hamba yang shalih : "Dan aku menjadi saksi terhadap mereka selama aku berada diantara mereka ... sampai firman Allah. Sesungguhnya Engkaulah Maha Kuasa Lagi Maha Bijaksana". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
DIKUMPULKANNYA HAMBA & MEREKA DISERU OLEH TUHAN:
Dari Ibnu Unais ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : Allah mengumpulkan hamba-hamba, lalu Allah memanggil mereka dengan suara yang didengar oleh orang yang jauh sebagaimana yang didengar oleh orang yang dekat : "Akulah Maha Raja, Akulah yang memberi balasan". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
FIRMAN ALLAH KEPADA RAHIM:
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : "Allah menciptakan makhluq, ketika selesai dari padanya rahim berdiri lalu memegangi ikat pinggang Allah Yang Maha Pemurah. Allah berfirman kepadanya : "Jangan". Ia menjawab : "Ini adalah tempat orang yang berlindung kepadaMu dari memutuskan". Allah berfirman : "Tidakkah kamu rela, Aku menyambung orang yang menyambungmu, dan Aku memutuskan orang yang memutuskanmu?". Ia berkata "Ya, wahai Tuhanku". Allah berfirman : "Itulah untukmu". Abu Hurairah berkata : Bacalah jika kamu mau : "FAHAL ASAITUM IN TAWALLAITUM AN TUF­SIDUU FIL ARDLI WATUQATHTHI-'UU ARHAA­MAKUM" (Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?) (Muhammad : 22). (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abdur Rahman bin Auf ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : Allah berfirman : "Akulah Allah, Akulah Yang Maha Pemurah, Aku menciptakan rahim (persaudaraan) dan Aku pecahkan dari namaKu, barangsiapa yang menyambungnya maka Aku menyambung orang itu, dan barangsiapa yang memutuskannya maka Aku putuskan dia". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi). Dari Abdur Rahman bin Auf ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Allah berfirman : Akulah Yang Maha Pemurah, dan dia adalah rahim (persaudaraan) aku ambilkan namanya dari namaKu. Barangsiapa yang manyambungnya maka Aku menyambungnya, dan barangsiapa yang memutuskannya maka Aku putuskan ia". (Hadits ditakhrij oleh Abu Dawud).
FIRMAN ALLAH : APAKAH MEREKA TERTIPU DENGANKU ? ATAU MEREKA BERANI TERHADAPKU:
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Di akhir masa akan keluar beberapa orang yang mengambil keduniaan dengan Agama, mereka mengenakan kulit kambing kepada manusia karena halusnya. Lidah mereka lebih manis dari pada gula, namun hati mereka seperti hati serigala. Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Apakah mereka tertipu dengan Ku, ataukah mereka berani terhadap-Ku ? Demi Aku, Aku bersumpah, sungguh akan Aku bangkitkan fitnah kepada mereka dari kalangan mereka, yang meninggalkan kebingungan kepada orang yang penyantun dari mereka". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi). Dari Abdullah bin Umar, Nabi saw. bersabda : "Sesung­guhnya Allah berfirman : "Sungguh Aku telah menciptakan makhluk, yang mana lidah mereka lebih manis dari pada madu dan hati mereka lebih pahit dari pada pahitan. Demi Aku, Aku bersumpah akan Aku pastikan fitnah bagi mereka yang meninggalkan kebingungan bagi orang yang penyantun di antara mereka. Tertipulah mereka denganKu? ataukah mereka berani terhadapKu ?" (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi). Dari Anas bin Malik ra. bahwasanya Rasulullah saw. membaca ayat : "Huwa Ahlut Taqwa wa Ahlul maghfirah". Beliau bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Aku layak untuk tempat bertaqwa, maka janganlah menjadikan Tuhan lain bersamaKu, maka barangsiapa yang menjaga untuk tidak menjadikan Tuhan lain bersamaKu maka Aku layak untuk memberi ampun kepadanya". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
FIRMAN ALLAH KEPADA PENGHUNI SORGA:
Dari Atha' bin Yasar dari Abu Sa'id Al Khudri ra., ia berkata : "Rasulullah saw. bersabda : "Sesungguhnya Allah berfirman kepada penghuni sorga : "Wahai penghuni sorga". Mereka menjawab : "Kami perkenankan panggilan Mu, dan kebahagian Mu, wahai Tuhan kami". Tuhan berfirman : "Apakah kalian ridha ?" Mereka menjawab : "Mengapa kami tidak ridha, sedangkan Engkau telah memberikan kepada kami sesuatu yang tidak diberikan kepada seseorang dari makhluk Mu ?" Tuhan berfirman : "Aku memberikan kepadamu yang lebih utama dari itu". Mereka berkata : "Wahai Tuhan, apakah yang lebih utama dari itu?". Tuhan berfirman : "Aku tempatkan keridhaan Ku atasmu, Aku tidak murka kepadamu selamanya". (Hadits ditakhirj oleh Bukhari).
HUSNUZH ZHAN (BAIK SANGKA) KEPADA ALLAH TA'ALA:
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : "Allah Ta'ala berfirman : "Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. jika ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya Allah berfirman : "Aku menurut dugaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. (Hadits ditakhrij oleh Turmidzi). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : Allah swt. berfirman : "Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Jika ia mengingatKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia mengingatKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari padanya. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepadaKu sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil". (Hadits ditakhrij oleh At Turmidzi). Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saw, bersabda : "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman : "Aku bersama hambaKu apabila ia ingat kepadaKu dan kedua bibirnya bergerak (mengucapkan dzikir) kepadaKu". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasuulullah saw. bersabda : "Allah swt. berfirman : "Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku ingat kepadanya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang banyak maka Aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari padanya. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil''. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
INFAQ & KEUTAMAANNYA:
Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda : Allah berfirman : "Wahai anak Adam belanjakanlah, maka Aku akan memberi belanja kepadamu". (Hadits ditakhrij olah Bukhari). Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Belanjakanlah maka Aku memberi belanja kepadamu". Beliau bersabda : "Tangan Allah itu penuh, tidak terkurangi oleh nafkah, terus memberi siang dan malam". Beliau bersabda : "Tahukah kaliari sesuatu yang sudah di nafkahkanNya sejak Dia menciptakan langit dan bumi, sesungguhnya apa yang di tanganNya tidaklah berkurang, pada waktu itu singgasanaNya di atas air dan ditanganNya memegang timbangan (mizan)". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra. sampai kepada Nabi saw, beliau bersabda: "Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : "Wahai anak Adam, berikanlah nafkah maka Aku beri nafkah atasmu". Beliau bersabda : "Tangan Kanan Allah itu penuh, banyak memberi di siang dan malam hari, dan tidak kurang sedikit pun karenanya". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Anas bin Malik ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Ketika Allah menciptakan bumi, bumi itu goyang, maka Dia menciptakan gunung-gunung, lalu bumi itu menjadi tetap (tidak bergoyang). Maka Malaikat heran terhadap kehebatan gunung, mereka bertanya : "Wahai Tuhanku, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada gunung ?" Dia berfirman: "Ya, besi". Mereka bertanya : "Wahai TuhanKu, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada besi ?" Dia berfirman : "Ya, api". Mereka bertanya : "Wahai TuhanKu, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada api ?" Dia berfirman : "Ya, air". Mereka bertanya : "Wahai TuhanKu, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada air. ?" Dia berfirman : "Ya, angin". Mereka bertanya : "Wahai TuhanKu, adakah dari makhlukMu yang lebih hebat dari pada angin ?"Dia berfirman : "Ya, anak Adam yang tangan kanannya mensedekahkan sesuatu dengan tersembunyi dari tangan kirinya". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
IKHLAS DALAM BERAMAL, CELAAN RIA & MENINGGALKAN NAHI MUNGKAR:
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : "Rasulullah saw. bersabda : "Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Aku adalah penyekutu yang paling tidak membutuhkan sekutu, barang siapa yang beramal suatu amal di dalamnya ia mensekutukan kepada selain Ku, maka Aku meninggalkannya dan sekutunya". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : "Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Aku adalah penyekutu yang paling tidak membutuhkan sekutu, barang siapa yang beramal sesuatu amal ia mensekutukan kepada selainKu, maka Aku terlepas dari padanya, amal itu untuk sesuatu yang ia sekutukan". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah). Dari Abi Sa'id bin Abu Fadhalah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Apabila Allah mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan terkemudian pada hari Qiyamat, suatu hari yang tidak diragukan lagi, maka berserulah penyeru : "Barang siapa yang mensekutukan dalam amal yang dikerjakannya karena Allah maka mintalah pahalanya kepada selain Allah, karena Allah itu penyekutu yang paling tidak membutuhkan sekutu".
KEUTAMAAN DZIKIR & KALIMAH TAUHID:
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Ra;uluilah saw bersabda : "Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang mondar mandir di jalan mencari ahli dzikir. Apabila mereka mendapat kaum yang sedang berdzikir kepada Allah mereka memanggil-manggil : "Marilah kepada keperluanmu". Beliau bersabda : "Malaikat itu mengitari dengan sayap mereka ke langit dunia. Beliau bersabda : Tuhan mereka berfirman pada hal Dia lebih mengetahui tentang mereka : "Apakah yang diucapkan oleh para hambaKu?". Beliau bersabda : Malaikat menjawab : "Mereka sedang me Maha Sucikan Mu, me Maha Besarkan Mu, memujiMu dan me Maha Muliakan Mu". Tuhan berfirman : "Apakah mereka melihat Ku?". Beliau bersabda : "Mereka menjawab : "Tidak, demi Allah mereka tidak melihatMu". Beliau bersabda : "Tuhan berfirman : "Bagaimana seandainya mereka melihatKu?". Beliau bersabda : "Mereka menjawab: "Seandainya mereka melihatMu, niscaya mereka lebih beribadah kepadaMu, lebih memuliakan, lebih memuji dan lebih mensucikanMu". Beliau bersabda : Tuhan berfirman : "Apakah yang mereka pinta kepadaKu?". Beliau bersabda : "Mereka meminta surga kepada Mu". Beliau bersabda : "Mereka menjawab : "Apakah mereka melihatnya?" Beliau bersabda : Malaikat menjawab : "Tidak, demi Allah mereka tidak melihatnya". Tuhan berfirman : "Bagaimanakah seandainya mereka melihatnya ?". Beliau bersabda : "Mereka menjawab : "Seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka lebih loba terhadapnya, lebih meminta dan lebih gemar terhadapnya". Tuhan berfirman : "Terhadap apa mereka berlindung ?". Beliau bersabda : Malaikat menjawab : "Dari neraka". Beliau bersabda : Tuhan berfirman: "Apakah mereka melihatnya ?". Beliau bersabda : "Mereka menjawab : "Tidak, demi Allah wahai Tuhan, mereka tidak melihatnya". Beliau bersabda : Tuhan berfirman : "Bagaimanakah seandainya mereka melihatnya ?". Beliau bersabda" : Mereka menjawab : "Seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka lebih sangat lari dan sangat takut". Beliau bersabda : "Tuhan berfirman : "Aku persaksikan kepadamu bahwa Aku telah mengampuni mereka". Beliau bersabda : "Salah satu malaikat berkata: "Diantara mereka ada Fulan yang bukan dari golongan mereka. Kedatanganya hanya karena ada keperluan". Tuhan berfirman : "Mereka teman-teman duduk, dimana orang yang duduk bersama mereka tidak celaka". (HR. Bukhari) Dari Abu Hurairah ra. dan Abu Said Al Khudri ra. berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang berkelana di bumi sebagai tambahan dari para pencatat manusia. Apabila mereka menjumpai kaum yang berdzikir kepada Allah, mereka memanggil-manggil : "Marilah kepada tujuanmu". Malaikat berdatangan, dan mengitari mereka kelangit dunia. Allah berfirman : "Kalian tinggalkan hamba-hamba Ku sedang mengerjakan apa ?". Mereka menjawab : "Kami tinggalkan mereka sedang memujiMu, memuliakan Mu dan berdzikir kepadaMu". Beliau menjawab : Dia berfirman " "Apakah mereka melihat Aku ?". Mereka menjawab : "Tidak". Dia berfirman : "Bagaimanakah seandainya mereka melihat Aku ?". Beliau bersabda : Mereka menjawab : "Seandainya mereka melihat Mu niscaya mereka lebih memujiMu, lebih memuliakan Mu dan lebih berdzikir kepadaMu". Beliau bersabda : Dia berfirman : "Apakah yang mereka inginkan ?" Beliau bersabda : "Mereka berkata : "Mereka memohon surga". Beliau bersabda: "Dia berfirman : "Apakah mereka melihatnya ?". Beliau bersabda : "Dia berfirman : "Bagaimanakah seandainya mereka melihatnya ?". Beliau bersabda : "Mereka menjawab : "Seandainya mereka melihatnva niscaya mereka lebih meminta dan loba atasnya". Beliau bersabda : "Dari apakah mereka berlindung ?" Mereka menjawab : "Seandainya mereka melihatnya niscaya mereka lebih lari, lebih takut dan lebih mohon perlindungan dari padanya". Beliau bersabda : Dia berfirman : "Sungguh Aku mempersaksikan kepadamu bahwa Aku mengampuni mereka". Mereka menjawab : "Sesungguhnya di kalangan mereka terhadap Fulan yang salah yang datang hanya karena keperluan". Dia berfirman : "Mereka adalah kaum yang teman duduknya tidak celaka". (HR. Tirmidzi). Dari Abu Ishaq dari Al Agharr Abu Muslim bahwasanya ia menyaksikan Abu Hurairah dan Abu Said Al Khudri ra., bahwasanya kedua orang itu menyaksikan Rasulullah bersabda : "Apabila hamba mengucapkan : 'LAA ILAAHA ILLALLAAH WALLAHU AKBAR " (Tidak ada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar). Beliau bersabda : Allah yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Benarlah hambaKu, tidak ada Tuhan selain Aku, dan Akulah Allah Maha Besar". Apabila hamba mengucapkan : 'LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAH" (Tiada Tuhan selain Allah sendiri). Dia berfirman : "Benarlah hambaKu, tiada Tuhan selain Aku sendiri". Apabila hamba mengucapkan : 'LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYA­RIIKA LAH " (Tiada Tuhan selain Allah, sendirian tiada sekutu bagiNya). Dia berfirman : "Benarlah hamba-Ku, tiada Tuhan selain Aku, dan tidak ada sekutu bagiKu". Apabila hamba mengucapkan : 'LAA ILAAHA ILLALLAAHLAHUL MULKU WALA­HUL HAMDU" (Tiada Tuhan selain Allah, bagiNya kerajaan itu, dan bagiNya segala puji). Dia berfirman : Benarlah hambaKu, tiada Tuhan selain Aku, bagiKu kerajaan itu dan bagiKu segala puji". Apabila hamba mengucapkan : 'LAA ILAAHA ILLALLAAH WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH" (Tiada Tuhan selain Allah, dan tiada daya dan kekuatan melainkan pertolongan Allah) Dia berfirman : "Tiada Tuhan selain Aku, dan tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Ku". Abu Ishaq berkata : Kemudian Al Agharr mengatakan sesuatu yang tidak saya pahami. Ia Berkata : Lalu saya bertanya kepada Abu Ja'far : "Apakah yang ia ucapkan ?". Ia berkata : "Barang siapa yang pada waktu menjelang mati mengucapkan kalimat-kalimat itu maka ia tidak tersentuh neraka". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah). Dari Abdullah bin Umar ra., bahwasanya Rasulullah saw bercerita kepada mereka bahwa salah seorang hamba Allah mengucapkan : "YAA RABBI LAKAL HAMD U YANBAGHII LIJALAA­LI WAJHIKA WALI 'AZHIIMI SULTHAANIKlA" (Wahai Tuhanku, hanya bagimulah segala puji, sebagaimana seyogya dengan kebesaran DzatMu dan keagungan kekuasaanMu ), maka bersungguh-sungguhlah dua malaikat namun mereka tidak tahu bagaimana mencatatnya. Lalu keduanya naik ke langit dan berkata : "Wahai Tuhan kami, sesungguhnya hambaMu mengucapkan dzikir, kami tidak mengetahui bagaimana mencatatnya. Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman pada hal Dia lebih mengetahui terhadap apa yang dikatakan oleh hambaNya : "Apakah yang diucapkan hambaKu ?". Keduanya menjawab : "Bahwasanya ia mengucapkan : "Wahai Tuhanku, hanya bagiMu segala puji sebagaimana seyogya dengan kebesaran Dzat Mu dan keagungan kekuasaan Mu". Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Tulislah seperti apa yang diucapkan oleh hamba-Ku, sehingga ia menjumpai Aku, lalu Aku membalasnya dengan apa yang diucapkan itu". (Hadits ditakhrij oleh An Nasa'i). Dari Aisyah ra., ia berkata : Rasulullah saw memperbanyak ucapan: "SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI ASTAGH­FIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIH" (Maha Suci Allah, dengan pujiNya saya memohon ampun kepada Allah dan saya bertaubat kepada-Nya). Saya bertanya : "Wahai Rasulullah, saya melihat engkau memperbanyak ucapan : "Maha Suci Allah dengan pujiNya saya memohon ampun kepada Allah dan saya bertaubat kepadaNya". Beliau bersabda: "Tuhanku Yang Maha Mulia dan Maha Besar memberitakan kepadaku bahwa aku akan melihat tanda pada umatku. Apabila aku telah melihatnya maka aku memperbanyak ucapan : "SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI ASTAGH­FIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIH" Saya telah melihatnya : "IDZAA JAA-A NASHRULLAAHI WALFATHU WARA-AITANNAASA YADKHULUUNA FII DIINI­LLAAHI AFWAAJAN FASABBIHBIHAMDI RABBIKA WASTAGHFIRHU INNAHU KAANA TAWWAABA" (Apabila datang pertolongan Allah dan penaklukan (Kota Mekah). Dan kamu melihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong. Maka bertasbilah dengan memuji Tuhanmu dan memohon ampunlah kepadaNya karena sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat). Dalam riwayat Muslim dari Aisyah ada tambahan : 'ALLAAHUMMAGHFIR LII YATA-AWWALUL QUR­AANA " (Wahai Allah ampunilah saya, karena mengamalkan perintah Al Qur'an). (HR. Muslim). Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya Allah akan membersihkan salah seorang umatku atas para kepala makhluk pada hari qiyamat. Lalu Allah menebarkan sembilan puluh sembilan catatannya. Setiap' catatan seperti pandangan mata. Kemudian Dia berfirman : "Apakah kamu mengingkari hal ini barang sedikit ?". Apakah tukang catatKu Malaikat Hafazhah menganiaya kamu ?". Ia menjawab : "Tidak wahai Tuhan". Dia berfirman : "Apakah kamu punya alasan ?" Ia menjawab : "Tidak". Dia berfirman : "Baiklah, kamu mempunyai kebaikan. Sesungguhnya pada hari ini tidak ada penganiayaan atasmu". Maka dikeluarkan secarik kertas yang didalamnya terdapat : 'ASYHADUALLAA ILAAHA ILLALLAH WA ASYHA­DUANNA MUHAMMADAN 'ABDUHU WARA­SUUL UH" (Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan saya bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusanNya). Dia berfirman : "Datangkan timbanganmu". Ia menjawab : "Wahai Tuhanku, apakah (artinya) secarik kertas ini dibandingkan dengan catatan-catatan ini ?". Dia berfirman : "Sungguh kamu tidak dizhalimi". Beliau bersabda : "Catatan-catatan itu diletakkan pada sebuah piringan neraca dan secarik kertas itu di dalam piringan neraca. Secarik kertas itu berat, karena tidak ada sesuatu yang mempunyai timbangan berat dibandingkan dengan sesuatu yang bersama nama Allah". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi). Dari Anas bin Malik ra., ia berkata : Rasulullah saw. . . bersabda : "Dua malaikat Hafazhah menghadapkan kepada Allah akan apa yang ia jaga baik siang maupun malam, di mana Allah mendapatkan baik pada awal dan akhir halaman itu, kecuali Allah berfirman : "Sesungguh Aku meinpersaksikan kepadamu bahwa Aku mengampuni " hambaKu yang tercatat di antara dua ujung halaman (catatan) ini". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi). Dari Anas ra dari Nabi saw., beliau bersabda : Allah berfirman : "Keluarkanlah dari neraka orang yang ingat kepadaKu pada suatu hari atau takut kepadaKu pada suatu tempat". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi). Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Sesungguhnya Allah berfirman : "Wahai anak Adam (manusia) luangkanlah waktu untuk ibadah kepadaKu maka Aku isi dadamu dengan kekayaan, dan Aku tutup kekafiranmu. Jika tidak demikian maka Aku isikan kesibukan di mukamu dan Aku tidak menutup kefakiranmu". (Hadits ditakhrij oleh At Tirmidzi) Dari Uqbah bin Amir ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : "Tuhanmu kagum. terhadap penggembala kambing di ujung bukit yang di kala didengungkan adzan ia mendirikan Shalat". Lalu Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Lihatlah hambaKu ini, didengungkan adzan kemudian ia shalat karena takut terhadapKu, Aku telah mengampuni hambaKu dan memasukkannya ke Sorga". (Hadits di takhrij oleh An Nasa'i). Dari Iyadh bin Khammar saudara Bani mujasyi', ia berkata : Rasulullah saw. pada suatu hari berdiri di tempat kami dengan berkhuthbah, lalu beliau bersabda : "Sesungguhnya Tuhanku menyuruh aku dan meneruskan hadits itu seperti hadits Hisyam dari Qatadah dan ia menambahNya : "WA ANNALLAAHA AUHA ILAYYA AN TAWAADLA 'UU HATTAA LAA YAFKHARA AHADUN ‘ALAA AHADIN WALAA YABGHII AHADUN 'LAA AHADIN" (Sesungguhnya Allah memberi wahyu kepadaku agar kamu merendahkan diri, sehingga seseorang tidak berbangga terhadap orang lain, dan seseorang tidak menganiaya terhadap orang lain). Dan menurut haditsnya beliau saw bersabda : "WAHUM FIIKUM TABA’AN LAA YABGHUUNA AHLAN WALAA MAALAN" (Mereka sebagai pengikutmu, dengan tidak mencari keluarga dan harta). Lalu aku bertanya : "Kedaannya demikian itu wahai Abu Abdillah?" Ia menjawab : "Ya, demi Allah aku telah menjumpai mereka pada masa Jahiliyah, dan seseorang laki­laki menggembala di kampung, yang ada hanya ibunya dimana ia mensetubuhinya". (HR. Muslim).
KEMURAHAN ALLAH TA'ALA DALAM MELIPAT GANDAKAN PAHALA AMAL SALEH:
Dari Ibnu Abbas ra. dari Nabi saw bersabda dalam apa yang diriwayatkan dari Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Besar : "Sesungguhnya Allah mencatat kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan". Kemudian Beliau menjelaskan hal itu : "Barang siapa yang bermaksud kebaikan namun tidak mengamalkannya maka Allah mencatat di sisiNya sebagai kebaikan yang sempurna untuknya. Jika ia bermaksud baik lalu mengamalkannya maka Allah mencatat di sisiNya sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus lipat sampai banyak. Barang siapa yang bermaksud buruk namun tidak mengamalkannya maka Allah mencatat di sisi-Nya suatu kebaikan yang sempurna. Jika ia bermaksud buruk lalu mengamalkannya maka Allah mencatatnya sebagai satu keburukan". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : Allah berfirman : "Apabila hamba-Ku berkehendak untuk beramal buruk maka jangan kamu catat sehingga ia mengamalkannya. Jika ia mengamalkannya maka catatlah serupa itu. Jika ia meninggalkannya karena Aku maka catatlah sebagai satu kebaikan. Jika hamba-Ku mau berbuat kebaikan namun tidak mengamalkannya maka tulislah satu kebaikan baginya. Jika mengamalkannya maka catatlah sepuluh kalinya sampai tujuh ratus lipat. Dan dalam sebagian riwayat ada tambahan sampai kelipatan yang banyak" . (Hadits ditkhrij oleh Bukhari) . Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Apabila hambaKu bermaksud pada keburukan maka jangan kamu catat. Jika ia melakukannya maka catatlah satu keburukan. Apabila ia bermaksud pada kebaikan namun tidak melakukannya maka catatlah satu kebaikan. Jika ia mengamalkannya maka catatlah sepuluh lipat". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw., beliau bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Apabila hamba Ku bermaksud pada kebaikan namun tidak mengamalkannya maka Aku catat sebagai satu kebaikan baginya sampai tujuh ratus kali. Apabila ia bermaksud pada keburukan dan tidak mengamalkannya maka Aku tidak mencatatnya. Jika ia melakukannya maka Aku catat satu keburukan". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Ibnu Abbas ra. dari Rasulullah saw dalam apa yang diriwayatkan dari Tuhannya Yang Maha Mulia dan Maha Besar bersabda: "Sesungguhnya Allah mencatat kebaikan dan keburukan". Kemudian beliau menjelaskan : Barang siapa yang bermaksud pada kebaikan namun tidak mengamalkannya maka Allah mencatat di sisiNya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia bermaksud pada keburukan lalu mengamalkannya maka Allah mencatatnya satu keburukan". Dalam riwayat yang lain ia menambahkan : 'AU MAHAAHALLAAHU WALAA YAHLIKU ‘ALALLAAHIILLAHA HAALIKUN" (atau Allah menghapusnya dan tidak membinasakan Al­lah kecuali orang yang berbuat kebinasaan). (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. berkata : "Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman dan firmanNya itu benar : "Apabila hamba Ku bermaksud pada kebaikan maka catatlah sebagai satu kebaikan. Jika ia melakukannya maka catatlah sepuluh lipat baginya. Apabila ia berrhaksud pada keburukan maka jangan kamu mencatatnya, jika ia melakukannya maka catatlah serupa itu, jika ia meninggalkannya - barangkali Tuhan berfirman : "Tidak melakukannya" maka catatlah baginya satu kebaikan". Kemudian ia membaca : 'MAN JAA-A BILHASANATI FALAHU 'ASYRU AMTSAALIHAA" (Barang siapa yang membawa satu kebaikan maka baginya sepuluh kalinya). (Hadits ditakhrij oleh At Turmidzi). Dari Abu Dzar ra. ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : "Barangsiapa yang membawa kebaikan maka baginya sepuluh kalinya atau Aku tambah. Barangsiapa yang membawa keburukan maka balasan keburukan itu keburukan yang semisal dengannya atau Aku ampuni. Barangsiapa yang mendekatkan diri kepadaKu sejengkal maka Aku mendekatkan Diri kepadanya satu hasta. Dan barangsiapa yang mendekatkan diri kepadaKu satu hasta maka Aku mendekatkan Diri kepadanya satu depa. Barangsiapa yang datang kepadaKu berjalan, maka Aku mendatanginya dengan lari-lari kecil. Barangsiapa yang menemui Aku dengan kesalahan sepenuh bumi maka aku menemuinya dengan ampunan". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
KECINTAAN ALLAH TA'ALA TERHADAP HAMBANYA & PENGARUHNYA KEPADA KECINTAAN MAKHLUK:
Dari Abu Hu.airah dari Nabi saw. bersabda : "Apabila Allah mencintai hamba, maka Jibril memanggil : "Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah ia". Maka Jibril mencintainya. Lalu Jibril memanggil penghuni langit : "Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah ia". Maka penghuni langit mencintainya, kemudian di bumi ia menjadi orang yang diterima". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya apabila Allah mencitai seorang hamba, maka dia memanggil Jibril ra., seraya berfirman : "Sesungguhnya Aku mencintai Fulan, maka cintailah dia". Beliau bersabda : "Maka Jibril mencintainya. Kemudian Jibril memanggil (penghuni langit) di langit, lalu berkata : "Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah ia". Maka penghuni langit mencintainya. Beliau bersabda : "Kemudian di bumi ia diterima": Apabila Allah membenci hamba, maka Dia memanggil Jibril seraya berfirman : "Sesungguhnya Aku membenci Fulan, maka bencilah ia". Lalu ia di benci oleh Jibril. Kemudian Jibril memanggil penghuni langit : "Sesungguhnya Allah membenci Fulan, maka bencilah kamu sekalian terhadapnya". Beliau bersabda : "Kemudian ia di bumi dibenci oleh orang-orang". (Hadits ditakhrij oleh Imam Muslim). Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : "Apabila Allah mencintai hamba maka Dia berfirman kepada Jibril : - "Saya mencintai Fulan maka cintailah ia". Maka Jibril mencintainya. Kemudian ia memanggil terhadap. penghuni langit : "Sesungguhnya Allah telah mencintai Fulan, maka cintailah ia". Maka penghuni langit mencitainya. Kemudian di bumi ia diterima. Jika Allah membenci hamba -Malik- berkata : "Saya tidak menduga, hanya saja dalam kebencian itu Dia berfirman seperti itu". (Hadits ditakhrij oleh Imam Malik). Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : "Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Allah memanggil Jibril: "Sesungguhnya Aku mencintai Fulan maka cintailah ia". Beliau bersabda: "Jibril memanggil di langit, kemudian turunlah kecintaan baginya oleh penduduk bumi. Itulah firman Allah : "INNALLADZIINA AAMANUU WA 'AMILUSH SHAALIHAATI SAYAJALULAHUMURRAHMAANU WUDDAA " (Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati mereka) rasa kasih sayang). Apabila Allah membenci seseorang hamba maka Allah memanggil Jibril : "Sesungguhnya Aku membenci Fulan dan dikumandangkan panggilan di langit; kemudian turunlah kebencian terhadapnya oleh penduduk bumi". (Hadits ditakhrij oleh Turmudzi).
KEUTAMAAN SHALAT DHUHA KEUTAMAAN SHALAWAT & SALAM ATAS NABI SAW.:
Dari Abu Darda dan Abu Dzarr ra. dari Rasulullah saw. dari Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : Wahai anak Adam, ruku'lah (Shalatlah) kepadaKu di awal siang dengan empat raka'at maka Aku akan mencukupimu di akhir siang itu". (hadist ditakhrij olej Tirmidzi) Dari Na'im bin Hammaz ra., ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda : "Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Wahai anak Adam, janganlah kamu lemah terhadaKu dari (melakukan) empat rakaat di awal harimu, maka Aku cukupkan kamu di akhir hari itu". (Hadits ditakhrij oleh Abu Dawud). Dari Abdullah bin Abu Thalhah dari ayahnya ra., ia berkata : Bawasanya Rasulullah saw. pada suatu hari datang dengan wajah gembira, lalu kami berkata : "Sesungguhnya kami melihat kegembiraan di wajah engkau". Beliau bersabda : "Sesungguhnya datanglah Malaikat kepadaku. Ia berkata : "Wahai Muhammad, bukankah menjadikan engkau ridha, bahwasanya tidaklah seseorang membaca shalawat (memohon rahmat) atasmu melainkan Aku melimpahkan rahmat atasnya sepuluh kalinya, dan tidak seorangpun memohon keselamatan atasmu, melainkan Aku mem­berikan keselamatan atasnya sepuluh kalinya". (Hadits ditakhrij oleh An Nasa'i).
MEMBENARKAN AKIDAH:
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : "Rasulullah saw. Bersabda : "Allah berfirman : "Bani Adam (manusia) mencaci maki masa, Akulah masa, di tangan Akulah siang dan malam". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : Allah Ta'ala berfirman : "Anak Adam (manusia) men­dustakan Aku dan tidak pantas hal itu padanya. Ia mencaci maki Aku dan tidak pantas hal itu baginya. Adapun pendustaannya kepadaku adalah perkataannya : "Tuhan tidak akan mengembalikan aku sebagaimana ia telah menciptakan aku", padahal menciptakan pada mula pertamanva tidak mudah atasKu dari pada mengembalikannva. Adapun caciannya kepadaKu adalah perkataannya : "Allah mengambil anak dan Akulah Yang Maha Esa dan tempat meminta. Aku tidak melahirkan, tidak dilahirkan dan tidak ada satupun yang menyamai Aku". (Hadits ditakhrij oleh Al Bukhari). Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw., beliau bersabda : Allah vang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Anak Adam mendustakan Aku dan tidak seyogya baginya untuk mendustakan Aku. Anak Adam mencaci maki Aku dan tidak seyogya baginya untuk mencaci maki Aku. Adapun pendustaannya kepadaKu adalah perkataannya : "Sesungguhnya Aku tidak mengembalikannya sebagaimana Aku menciptakannya pada hal akhir penciptaan itu tidaklah lebih sukar atasKu dari pada menciptakan pertama kalinya. Adapun caciannya kepadaKu adalah perkataannya : "Allah mengambil anak, dan Akulah yang Maha Esa dan tempat meminta, Aku tidak dilahirkan, tidak melahirkan dan tidak ada satupun yang menyamai Aku". (Hadits ditakhrij oleh An Nasa'i) Dari Zaid bin Khalid Al Juhanni ra., ia berkata : Rasulullah saw shalat Subuh untuk kami di Hudaibiyah mengiringi langit malam. Ketika Nabi saw. berpaling, beliau menghadap ke arah orang-orang seraya bersabda : "Apakah kalian mengctahui sesuatu yang difirmankan oleh Tuhanmu ?". Mereka menjawab : "Allah dan RasulNya lebih mengetahui" Dia berfirman : "Dari hambaKu ada vang masuk pagi beriman kepadaKu dan sorenya kafir". Adapun orang yang berkata : "Kami diberi hujan dengan karunia dan rahmat Allah". Itulah yang beriman kepadaKu dan kafir terhadap bintang. Adapun orang yang berkata : "Kami diberi hujan karena bintang ini dan ini"., itulah orang yang kafir kepadaKu dan Iman kepada bintang". (Hadits ditakhrij oleh Al Bukhari). Dari Zaid bin Khalid Al Juhanni ra., ia berkata : Nabi saw diberi hujan lalu beliau bersabda : Allah berfirman : "Dari hambaKu ada yang kafir kepadaKu dan iman kepadaKu". (Hadits ditakhrij oleh Al Bukhari). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Aku tidak memberi kenikmatan kepada hamba Ku kecuali sekelompok dari mereka menjadi kafir dengan mengu­capkan : "Bintang dan karena bintang". (Hadits di takhrij oleh An Nasa'i). Dari Zaid bin Khalid Al Juhanni ra., ia berkata : Nabi saw. diberi hujan lalu beliau bersabda : "Tidakkah kalian mendengar apa yang difirmankan Allah tadi malam ?" Dia berfirman : "Aku tidak memberikan keni'matan kepada hambaKu kecuali sekelompok dari mereka menjadi kafir, dengan berkata : "Kami diberi hujan oleh bintang ini dan ini". Adapun orang yang beriman kepadaKu dan memujiKu atas diturunkannya hujan itu, maka itulah orang yang beriman kepadaKu dan kafir terhadap bintang. Dan barang siapa yang berkata : "Kami diberi hujan oleh bintang ini dan ini, itulah orang yang kafir kepadaKu dan iman kepada bintang". (Hadits ditakhrij oleh An Nasa'i). Dari Abu Zur'ah, ia mendengar Abu Hurairah ra. berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat seperti buatanKu, maka hendaklah ia membuat semut kecil, atau membuat biji dan gandum". (HR. Al Bukhari). Dari Anas bin Malik ra. dari Rasulullah saw., beliau bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Sesungguhnya umatmu senantiasa berkata : "Apakah ini, apakah ini ?", sehingga mereka berkata : Ini adalah Allah, yang menciptakan makhluk. Maka siapakah yang menciptakan Allah?" (Hadits ditakhrij oleh Imam Muslim). Dari Jundub ra. bahwasanya Rasulullah saw. bercerita bahwa seseorang berkata : "Demi Allah, Allah tidak mengampuni Fulan". Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman : "Siapakah yang bersumpah atas Ku bahwa Aku tidak mengampuni Fulan, sesungguhnya Aku telah mengampuni Fulan dan Aku menghapus amal atau seperti apa yang ia ucapkan". (Hadits ditakhrij oleh Imam Muslim). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : "Dua orang Bani Israil saling bersaudara (orang lain yang sudah diangkat sebagai saudara). Salah satunya berdosa dan yang lain tekun beribadah. Orang yang tekun beribadah itu melihat orang lain itu selalu berdosa lalu ia berkata kepadanya : "Hentikanlah". Ia menjawab : "Biarkanlah saya dan Tuhan saya. Apakah kamu diutus sebagai pengawas atasKu?". Lalu ia menjawab : "Demi Allah, Allah tidak mengampuni kamu, atau Allah tidak memasukkan kamu ke sorga". Lalu Allah mencabut ruh dua orang itu, dan keduanya berkumpul di hadapan Tuhan semesta alam. Allah berfirman kepada orang yang tekun ini : "Apakah kamu mengetahui tentang Aku ?" Ataukah kamu kuasa terhadap apa yang ada dalam tangan (kekuasaan) Ku ?". Allah berfirman kepada orang yang berbuat dosa : "Pergilah kamu, masuklah ke sorga dengan rahmat Ku, dan berkata kepada yang lalu : "Bawalah ia ke neraka". Abu Hurairah berkata : Demi Dzat yang diriku di tangan (kekuasaan) Nya sungguh ia mengatakan kalimat yang menghancurkan dunia dan akhiratnya. (Hadits ditakhrij Abu Dawud).
MANUSIA YANG PERTAMA KALI DIADILI PADA HARI QIYAMAT:
Dari Abu Hurairah ra., diceritakan : Orang-orang berkelompok-kelompok dari Abu Hurairah, Natil penduduk Syam berkata padanya : "Wahai Tuan, ceritakanlah kepadaku sebuah hadits yang engkau dengar dari Rasulullah saw. !". Ia berkata : "Ya, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : "Sesungguhnya orang yang paling pertama diadili pada hari qiyamat adalah seseorang yang mati syahid, ia didatangkan dan ditanyakan ni'mat­-ni'matnya, lalu ia mengakuinya. Dia berfirman : "Apakah yang kamu amalkan di dunia ? ". Ia menjawab : "Saya berperang sampai mati syahid". Dia berfirman : "Kamu berdusta, tetapi kamu berperang agar dikatakan sebagai pemberani dan itu telah dikatakan". Kemudian ia diperintahkan, lalu wajahnya ditarik sehingga ia dilemparkan kedalam neraka. Seorang yang memperlajari Ilmu, mengajarkannya dan membaca Al Qur'an di­datangkan. Nikmat-nikmatnya, ditanyakan dan ia mengakuinya. Dia berfirman : "Apakah yang kamu kerjakan di dunia ?". Ia menjawab : "Saya mempelajari Ilmu, mengajarkannya, dan saya membaca Qur'an karena-Mu". Dia berfirman : "Kamu berdusta, karena kamu mempelajari Ilmu agar dikatakan pandai dan kamu membaca Al Qur'an agar dikatakan sebagai qari', dan itu semua telah diucapkan". Kemudian diperintahkan, lalu wajahnya ditarik sampai dicampakkan kedalam neraka. Dan seorang yang diberi kelapangan oleh Allah dan diberi berbagai macam seluruh harta didatangkan dan ditanyakan ni'mat-ni'matnya lalu ia mengakuinya. Dia berfirman : "Apakah yang kamu kerjakan di dunia ?". Ia menjawab : "Saya tidak meninggalkan jalan yang mana engkau senang untuk di infakkannya (harta) melainkan saya menginfakkannya karena-Mu". Dia berfirman : "Kamu berdusta, tetapi kamu kerjakan agar dikatakan sebagai dermawan, dan itu telah dikatakan". Ia diperintahkan, lalu ditarik wajahnya kemudian dilemparkan kedalam neraka". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Abu Said ra., ia berkata : "Rasulullah saw bersabda : "Seseorang diantaramu janganlah menghina dirinya". Mereka berkata : "Wahai Rasulullah, bagaimanakah salah seorang dari pada kami menghinakan dirinya ?". Beliau bersabda : "Ia melihat urusan Allah yang didalamnya ada tempat untutk berpendapat, ia tidak berpendapat. Besok pada hari Qiyamat Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman kepadanya: "Apakah yang mencegah kamu untuk berpendapat begini dan begitu?". Ia menjawab : "Karena takut kepada manusia : "Dia berfirman : "Hanya Akulah yang berhak ditakuti". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
NERAKA MENGADU KEPADA TUHANNYA:
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Neraka mengadu kepada Tuhan, lalu berkata : "Tuhan, sebahagianku makan sebahagian yang lain". Maka Tuhan mengizinkan bagi neraka dua nafas yaitu : Nafas pada musim dingin dan nafas pada mu sim panas, maka itulah panas yang sangat panas yang kamu dapati, dan itulah dingin yang sangat dingin yang kamu dapati". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
ORANG-ORANG MU'MIN MELIHAT TUHAN & ALLAH BERFIRMAN KEPADA PENGUNI SORGA:
Dari Syuhaib ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Ketika penghuni sorga masuk ke sorga", beliau bersabda : "Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman : "Kamu menghendaki agar aku menambahkah sesuatu untukmu ?" Mereka berkata : "Tidakkah Engkau mencemerlangkan wajah kami ? Tidakkah Engkau memasukkan kami ke sorga ? dan menyelamatkan kami dari neraka ?". Rasulullah saw. bersabda : "Maka dibukalah tirai dan tidaklah mereka diberi sesuatu yang lebih mereka sukai dari pada melihat Tuhan mereka". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Jabir bin Abdullah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Ketika penghuni sorga dalam keni'matannya tiba-tiba memancar cahaya kepada mereka, maka mereka mengangkat kepala, tiba-tiba Tuhan telah muncul di hadapan mereka dari atas, lalu berfirman : "Selamat sejahtera wahai penghuni sorga", Rasulullahlah saw. bersabda: "Itulah firman Allah : “SALAAMUN QAULAM MIRRABBIRRAHIIM" (Kepada mereka dikatakan) : "Salam", sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. (Yaasiin : 58). Rasulullah saw. bersabda : "Maka Tuhan melihat mereka dan mereka melihat Nya ; dan mereka tidak menghiraukan keni'matan keni'matan lain, selama mereka melihat Nya, sehingga Tuhan tertutup dari mereka dan tetaplah cahaya dan keberkahan Nya pada mereka di tempat-tempat mereka itu. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
ORANG YANG SIBUK DENGAN AL QUR'AN & DZIKIR HINGGA LUPA DARI MEMINTA KEPADAKU:
Dari Abu Sa'id Al Khudri ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda: Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfinnan : "Barang siapa yang sibuk membaca Al Qur'an dan dzikir kepada Ku dengan tidak memohon kepada Ku, maka ia Aku beri sesuatu yang lebih utama dari pada apa yang Aku berikan kepada orang yang minta". Kelebihan firman Allah atas seluruh perkataan seperti kelebihan Allah atas seluruh makhlukNya". (Hadits ditakhrij oleh Turmudzi). Dari Abu Sa'id Al Khudri ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda: "Nabi datang bersama dua orang, dan Nabi bersama tiga orang, lebih banyak dan lebih sedikit dari itu ; Kemudian dikatakan kepadanya : "Apakah engkau telah tabligh kepada kaummu ?". Dia menjawab : "Ya" Lalu kaumnya dipanggil dan ditanyakan : "Apakah kalian telah diberi tabligh ?". "Mereka menjawab : "Tidak", lalu ditanyakan : "Siapakah yang menjadi saksi bagimu ?". Dia menjawab : "Muhammad dan ummatnya". Maka ummat Muhammad di panggil lalu ditanyakan : "Apakah orang ini telah tabligh ?" Mereka menjawab : "Ya". Tuhan berfirman : "Apakah tahunya tentang hal itu ?". "Mereka menjawab : "Nabi kami memberitakan kepada kami tentang hal itu, bahwa Rasul-Rasul telah tabligh, lalu kami membenarkannya". Rasulullah saw. bersabda : Itulah firman Allah Ta'ala : : "WAKADZALIKA JA'ALNAAKUM UMMATAN WASATHAN LITAKUUNUU SYUHADAA-A'ALANNSI" (Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (ummat Islam), ummat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu). (Al Baqarah : 143). (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
PANGGILAN ALLAH KEPADA PARA HAMBANYA UNTUK MEMOHON (BERDO'A) & BERHARAP KEPADANYA:
Dari Abu Hurairah ra., bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : "Tuhan kami yang Maha Suci dan Maha Tinggi setiap malam turun ke langit dunia ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. Dia berfirman : "Barangsiapa yang bermohon kepadaKu maka Aku perkenankan. Barangsiapa yang mohon kepadaKu maka Aku beri, dan barangsiapa yang mohon ampun kepadaKu maka Aku ampuni". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra. Dari Rasulullah saw. bersabda : "Allah setiap malam turun ke langit dunia sampai lewat sepertiga malam yang pertama. Dia berfirman : "Akulah Raja. Akulah Raja. Barangsiapa yang berdo'a kepadaKu, maka Aku memperkenankannya, barangsiapa yang minta kepadaKu maka Aku memberinya. Barangsiapa yang mohon ampun kepadaKu maka Aku mengampuninya". Dan senantiasa demikian sampai fajar bersinar". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Anas bin Malik ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Allah berfirman : "Wahai anak Adam ( manusia ), sesungguhnya selama kamu berdo'a dan mengaharap kepadaKu, Aku memberi ampuman kepadamu terhadap apa (dosa ) yang ada padamu dan Aku tidak memperdulikannya. Wahai anak Adam seandainya dosamu sampai ke langit kemudian kamu minta ampun kepadaKu maka Aku memberi ampuna kepadamu dan Aku tidak memperdulikannya. Wahai anak Adaml, sesungguhnya apabila kamu datang kepadaKu dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian kamul menjumpai Aku dengan tidak mensekutukan Aku dengan sesuatu niscaya Aku datang kepadamu dengan ampunan sepenuh bumi". (Hadits ditakhrij oleh Turmudzi). Dari Ali bin Abu Thalib ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Apabila malam nishfu (tg1.15) bulan Sya'ban maka jagalah dimalamnya, puaslah siangnya karena maka jagalah di malamnya, puaslah siangnya karena sesungguhnya pada hari itu Allah turun ke langit dunia mulai terbenam matahari, seraya berfirman : "Tidakkah ada orang yang mohon ampun maka Aku mengampuninya. Tidakkah ada orang yang mohon rizki maka Aku memberi rizki ? Bukannkah ada orang yang dicoha, malka Aku lepaskan ia dari cobaan itu. Bukankah demikian ? Bukankah demikian ? Sampai terbit fajar". (Hadits ditakhirj oleh Ibnu Majah).
PAHALA SABAR TERHADAP MUSIBAH (BENCANA):
Dari Anas bin Malik, ia berkata : "Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : "Sesungguhnya Allah berfirman : "Apabila Aku menguji hambaku dengan kedua kesayangannya lalu ia bersabar maka Aku menggantikannya dengan sorga". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Anas bin Malik ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Sesungguhnya Allah berfirman : "Apabila Aku mengambil kedua kehormatan hambaKu di dunia, maka balasannya di sisiKu adalah sorga . (Hadits ditakhrij oleh Turmudzi). Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : Allah Ta'ala berfirman : "Tidak ada balasan disisiKu bagi hambaKu yang mu'min apabila aku mematikan kekasihnya dari penghuni dunia dan ia mengharap pahalanya, melainkan sorga". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Tidaklah dua orang Muslim yang tiga orang anaknya yang belum dewasa meninggal dunia melainkan Allah memasukkannya ke sorga sebab anugerah rahmatNya kepada mereka". Beliau bersabda : "Dikatakan kepada mereka : "Masuklah ke sorga". Mereka menjawab : "Sehingga orang tua kami masuk (sorga)". Dia berfirman : "Masuklah kamu ke (sorga) dan orang tuamu". (Hadits ditakhrij oleh An Nasa'i). Dari Abu Umamah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Allah Yang Maha Suci berfirman : "Hai anak Adam, jika kamu sabar dan mengharapkan pahala pada kejadian pertama, aku tidak merelakan pahala untukmu selain sorga". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah). Dari Abu Musa Al Asy'ari ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : "Apabila anak manusia meninggal maka Allah berfirman kepada MalaikatNya : "Kamu matikan anak hambaKu ?". Mereka menjawab, "Ya". Dia berfirman : "Kamu matikan buah hatinya ?" Mereka menjawab : "Ya". Dia berfirman : "Apakah yang diucapkan oleh hambaKu?" Mereka menjawab : "Memuji dan mengembalikannya kepadaMu (membaca istirja')". Allah berfirman : "Bangunlah rumah untuk hambaKu di sorga, dan berilah nama Baitul Hamdi (rumah pujian)". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
PERSEDIAAN ALLAH YANG AKAN DIBERIKAN KEPADA HAMBA-HAMBANYA YANG SHALIH:
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : Allah beriirman : "Aku sediakan bagi hamba-hambaKu yang shalih sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak tergores oleh hati manusia. Jika mau bacalah : 'FA LAA TA 'LAMU NAFSUN MAA UKHFIYA LA­HUM MIN QL 'RRATI A'YUNIN" (Seseorang itu tidak mengetahui apa yang disembunyikan bagi mereka yaitu yang menyejukkan pandangan mata). (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra., dari Rasulullah saw. bersabda : "Aku sediakan bagi hamba-hambaKu yang shaleh sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, ridak pernah di dengar oleh telinga dan titiak pernah tergores dalam hati manusia". Abu Hurairah berkata. Bacalah jika kamu mau : “FA LAA TA’LAMU NAFSUN MAAUKHFIYA LAHUM MIN QURRATI A’YUNIN” (Seseorang itu tidak mengetahui apa yang disembunyikan bagi mereka yang menyedapkan pandangan mata). (Hadits ditakrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saw. bersabda : Allah Ta'ala berfirman : Aku sediakan bagi hamba-hambaKu yang shalih sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah tergores dalam hati manusia, sebagai simpanan, biarkanlah (tinggalkanlah) apa yang ditampakkan kepadamu". Kemudian beliau membaca: "FALAA TA'LAMU NAFSUN MAA UKHFIYA LAHUM MIN QURRATI A'YUNIN JAZAA-AN BIMAA KAANUU YA'MALUUN” (Seseorang itu tidak mengetahui apa yang disembunyikan bagi mereka yaitu yang menyejukkan mata sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan). (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. besabda : "Allah Azza wa Jalla berfirman : "Aku sediakan bagi hamba-hambaKu yang beriman sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah di dengar oleh telinga, dan tidak pernah tetgores dalam hati manusia". Hal itu sesuai dengan firman Allah : "FALAA TA'LAMU NAFSUN MAA UKHFIYA LAHUM MIN QURATI A'YUNIN JAZAA-AN BIMAA KAANUU YA’MALUUN" (Seseorang itu tidak mengetahui apa \'ang disembunyikan bagi mereka \'aitu yang menyejukkan mata sebagai balasan rerhadap apa \'ang mereka kerjakan ). (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : Allah berfirman : Aku sediakan bagi hamba-hambaKu yang shalih sesuatu yang tidak dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak tergores oleh hati manusia. Jika kamu mau bacalah : 'FALAA TA LAMU NAFSUN MAA UKHFIYA LAHUM MIN QURRATI A'YUNIN JAZAA-AN BIMAA KAA­NUU YA 'MALL'UN" (Seseorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu yang menyejukkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan). Di sorga ada pohon di mana seorang berkendaraan menempuh dibawah naungannva selama 100 tahun tidak selesai. Jika mau bacalah: "WA ZHILLIM MAMDUUDIN" (Dan an yang terbentang luas). Tempat cemeti di sorga itu lebih baik dari pada didunia dan apa yang ada di dalamnya. Jlka mau bacalah : "FAMAN ZUKHZIHA ‘ANIN NAARI WA UDKHILAL JANNATA FAQAD FAAZA WAMAL HAYAA-TUD-DUN-YAA ILLAA MATAA-'UL GHURUUR " (Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam sorga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan). (Hadits ditakhrij oleh Turmudzi). Dari Abu Huairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : Allah Azza wa Jalla berfirman : "Aku sediakan bagi hamba-hambaKu yang shalih sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah tergores dalam hati manusia. Abu Hurairah berkata : Jika mau bacalah : "FALAA TA'LAMU NAFSUN MAA UKHFIYA LAHUM MIN QURRATI A'YUNIN JAZAA-AN BIMAA KAA-NUU YA'MALUUN" (Seseorang tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu yang menyejukkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan). (Hadits ditakhrij oleh Turmudzi).
PENCIPTAAN ADAM:
Dati Abu Hurairah ra. dati Nabi saw., beliau bersabda : "Allah menciptakan Adam, tingginya 60 hasta". Kemudian Allah berfirman : "Pergilah, berilah salam kepada malaikat itu, dan dengarkan penghormatan ketutunanmu”. Adam berkata : "Assalamu'alaikum (Semoga kesejahteraan tetap atasmu)". Mereka menjawab : "Assalamu'alaika wa rahmatullah ( Semoga kesejahteraan dan Rahmat Allah atasmu) . Mereka menambah wa rahmatullah (dan rahmat Allah). Setiap orang yang masuk sorga atas bentuk Adam. Penciptaan itu senantiasa berkurang hingga sekarang". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw., ia bersabda : Ketika Allah menciptakan Adam Dia mengusap punggungnya maka jatuhlah setiap jiwa dari punggungnya. Dialah yang menciptakannya sampai hari kiamat. Dia menjadikan sinar cahaya di antara kedua mata setiap manusia. Kemudian Tuhan menampakkan mereka atas Adam. Lalu Adam bertanya : "Wahai Tuhanku, siapakah mereka?”. Allah berfirman: "Mereka adalah keturunanmu". Adam heran terhadap kecemerlangan apa yang di antara kedua matanya. Ia bertanya : "Wahai Tuhanku, siapakah ini ?". Allah berfirman : "Ini seseorang dari umat yang akhir dari keturunanmu, namanya Dawud". Ia berkata : "Berapakah Engkau beri umur ?". Allah berfirman : "Enam puluh tahun". Ia berkata : "Wahai Tuhanku, tambahkanlah 40 tahun dari umurku". Ketlka umur Adam telah habis, datanglah malaikat maut (malaikat pencabut nyawa). Adam berkata : "Bukankah kamu telah memberikannya kepada anakmu Dawud ?". Beliau bersabda : "Lalu Adam menentangnya, maka keturunannya menentang. Adam lupa, maka keturunannya lupa, dan Adam salah maka keturunannya Salah". (Hadits ditakhrij oleh At Tirmidzi). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Ketika Allah menciptakan Adam dan telah meniupkan ruh padanya, Adam bersin, lalu ia mengucapkan : "Alham­dulillah (segala puji bagi Allah)", ia memuji Allah dengan seizinNya. Lalu Allah berfirman kepadanya : "Rahimakallah ya Adam (Hai Adam, semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu). Pergilah kepada para malaikat itu yakni yang duduk-duduk dari mereka, dan ucapkanlah : "Assa­lamu'alaikum (semoga kesejahteraan tetap atasmu)". Mereka menjawab : "Wa'alaikas salam wa rahmatullah (semoga kesejateraan dan rahmat Allah atasmu)". Kemudian ia kembali kepada Tuhannya. Allah berfirman : "Inilah penghormatanmu dan penghormatan di kalangan anak cucumu". Lalu Allah berfirman kepadanya dengan tergenggam kedua belah tanganNya: "Pilihlah mana yang kamu sukai ?". Adam menjawab saya memilih tangan kanan TuhanKu". Dua tangan Tuhanku yang kanan adalah penuh berkah, kemudian dibentangkannya, tiba-tiba di sana ada Adam dan keturunannya. Adam berkata : "Wahai Tuhanku, apakah itu", Allah berfirman : "Mereka adalah ketu­runanmu". Masing-masing dari mereka telah tercatat umurnya diantara dua matanya. Tiba-tiba ada seorang laki-­laki yang paling bersinar atau termasuk orang yang bersinar dari mereka. Adam berkata : "Wahai Tuhanku, siapakah ini?". Allah berfirman: "Ini adalah anakmu Dawud, telah Aku catat umurnya 40 tahun". Adam berkata : "Wahai Tuhanku, tambahlah umurnya". Allah berfirman : "Itulah vang telah Aku catat baginya". Adam berkata : "Wahai Tuhanku, aku memberikan 60 tahun dari umurku untuknya". Allah berfirman : "Kamu dan itu". Kemudian Allah menempatkannya di sorga selama yang dikehendaki Allah, kemudian diturunkan dari padanya dan Adam menghitung (umur = pen) dirinya. Beliau bersabda : "Malakul maut (malaikat penjabut ruh) datang kepadanya, lalu Adam berkata : "Kamu tergesa-gesa, saya telah dicatat berumur 1000 tahun". Malaikat maut menjawab : "Memang, tetapi kamu telah memberikan kepada anakmu Dawud 60 tahun". Lalu Adam menentang, maka keturunannyapun menentang. Adam lupa maka keturu­nannyapun lupa. Beliau bersabda : Sejak itu, diperintahkan untuk membuat catatan dan saksi-saksi". (Hadits ditakhrij oleh Turmudzi).
PENCIPTAAN ANAK ADAM/MANUSIA DALAM PERUT IBUNYA/b>:
Dari Abdullah bin Mas'ud ra.,ia berkata : Rasululla saw bercerita kepada kami, beliaulah yang benar dan dibenarkan : "Sesungguhnva penciptaan perseoranganmu terkumpul dalam perut ibunva empat puluh hari dan empat puluh malam atau empat puluh malam, kemudian menjadi segumpal darah, semisal itu (40 hari = pen) kemudian menjadi segumpal daging, semisal itu (40 hari = pen), kemudian Allah mengutus Malaikat, kemudian dipermaklumkan dengan empat kata, kemudian malaikat mencari rizkinya, ajalnya (batas hidupnya), amalnya serta celaka dan bahagianya kemudian Malaikat meniupkan ruh padanya. Sesungguhnya salah seorang di antaramu niscaya beramal dengan amal ahli (penghuni) sorga, sehingga jarak antara sorga dengan dia hanya satu hasta, namun catatan mendahuluinya, maka ia beramal dengan penghuni neraka, maka ia masuk neraka. Dan sesungguhnya salah seorang diantaramu, beramal dengan amal ahli neraka, sehingga jarak antara neraka dengan dia hanya satu hasta, namun catatan mendahuinya, maka ia beramal dengan amal penghuni sorga, maka ia masuk sorga. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
PENYIMPANAN & SUAP:
Dari Busr bin Jahhasy ra., ia berkata : Nabi saw: meludah pada telapak tangan beliau, kemudian beliau meletakkan jari telunjuknya dan bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Bagaimana anak Adam dapat melemahkan Aku ? karena Aku menciptakan kamu seperti ini. Jika nafasmu sampai disini - beliau mengisyarakatkan ke kerongkongan beliau", kamu berkata : "Saya bersedekah". Dan mana masa sedekah?". (Hadits ditakhrij oleh An Nasa'i).
PUASA & KEUTAMAANNYA:
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : "Puasa itu benteng, maka janganlah berkata keji dan jangan berbodoh diri. Jika seseorang menentang atau memakinya maka hendaklah ia berkata : "Sesungguhnya saya sedang berpuasa" - dua kali. Demi Dzat yang diriku di' tanganNya, bau busuknya mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari pada bau kasturi. Ia meninggalkan makanan, minuman dan syahwatnya karena Aku. Puasa itu untukKu dan Aku membalasnya. Kebaikan itu lipat sepuluhnya. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. Allah berfirman : "Seluruh amal anak Adam baginya selain puasa, sesung­guhnya puasa itu bagiKu dan Aku membalasnya. Sungguh bau busuknya mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari pada bau kasturi. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Puasa itu bagKu, ia meninggalkan syahwatnya, makanan dan minumnya karena Aku. Puasa itu perisai. Orang yang berpuasa itu mempunyai dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka dan kesenangan ketika bertemu dengan Tuhannya. Sungguh bau busuknya mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari pada bau kasturi. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Setiap amal anak Adam baginya selain puasa, puasa itu bagiKu dan Aku membalasnya". Demi Dzat yang diriKu ditanganNya sungguh bau busuknya mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari pada bau kasturi". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw: bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Setiap amal anak Adam itu baginya selain puasa, sesungguhnya puasa itu bagiKu, dan Aku membalasnya. Puasa itu perisai. Apabila salah seorang di antaramu berpuasa pada suatu hari maka janganlah berkata keji dan jangan teriak-teriak pada hari itu. Jika salah seorang memakimu atau melawanmu maka katakanlah : "Sesungguhnya saya sedang berpuasa. Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tanganNya, sungguh bau busuknya mulut orang yang berpuasa itu lebih harum disisi Allah pada hari Qiyamat dari pada bau kasturi. Orang yang berpuasa itu mendapat dua kesenangan yang dinikmatinya yaitu apabila ia berbuka, maka senang karena bukanya dan apabila bertemu dengan Tuhannya, maka ia senang karena puasanya. (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Sesungguhnya Tuhanmu berfirman : "Setiap kebaikan itu sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Puasa itu bagiKu dan Aku membalasnva. Puasa itu perisai dari neraka. Sungguh bau busuknva mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari pada bau kasturi. Jika salah seorang di antaramu sedang berpuasa dijahili oleh orang jahil maka katakanlah : "Sesungguhnya saya ini sedang berpuasa". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. telah bersabda: Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "HambaKu yang paling Aku cintai adalah or­ang yang paling segera berbuka". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Setiap amal anak Adam itu dilipatkan. Kebaikan dilipatkan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali, sampai sekehendak Allah. Allah berfirman : "Selain puasa, sesungguhnya puasa itu untukKu, dan Aku membalasnva, ia meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku. Orang yang berpuasa mendapat dua kesenangan yaitu kesenangan ketika berbuka dan kesenangan ketika bertemu Tuhannya. Sungguh bau busuknya mulut orang yang berpuasa itu lebih harum disisi Allah dari pada bau Kasturi". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah). Dari Ali bin Abi Thalib ra., beliau dari Rasulullah saw., beliau bersabda : "Sesunguhnya Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : "Puasa itu untukKu dan Aku membalasnya. Orang yang berpuasa itu mendapat dua kegembiraan, yaitu ketika berbuka dan ketika bertemu dengan Tuhannya. Demi Dzat Yang jiwa Muhammad di tanganNya, sungguh bau busuknva mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari pada bau kasturi. Dari Abi Said al Khudri ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi bertirman : "Puasa itu bagiKu dan Aku mem­balasnya. Orang yang berpuasa itu mendapat dua kegembiraan, yaitu apabila ia berbuka maka bergembira dan apabila bertemu Tuhannya dan Tuhan memberinya balasan, maka ia bergembira. Demi Dzat vang jiwa Muhammad di-tanganNya, sungguh bau busuknya mulut orang yang berpuasa itu disisi Allah lebih harum daripada bau kasturi. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi berfirman : "Setiap amal anak Adam itu baginya selain puasa. Puasa itu bagiKu dan Aku membalasnya. Puasa itu perisai. Apabila salah seorang dari padamu berpuasa pada suatu hari, maka janganlah ia berkata keji dan jangan berteriak­teriak. Jika ia dicaci maki atau dilawan oleh seseorang maka hendaklah ia mengatakan: "Saya ini sedang berpuasa. Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tanganNya, sungguh bau busuk mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari pada bau kasturi".
PERDEBATAN SORGA & NERAKA & PENGADUAN NERAKA:
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : "Berdebatlah sorga dan neraka. Neraka berkata : Saya diberi keutamaan dengan orang-orang yang sombong dan tukang paksa" Dan sorga berkata : "Kenapakah tidak masuk padaku kecuali orang-orang yang lemah dan orang bawahan ?" Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman kepada Sorga : "Kamu adalah rahmat Ku, denganmu Aku mengasihani orang yang Aku kehendaki dari hamba Ku". Lalu Tuhan berfirman kepada neraka : "Sesungguhnra kamu adalah adzabKu, denganmu Aku menyiksa orang yang Aku kehendaki dari hamba Ku", masing-masing dari keduanya itu sampai penuh. Adapun neraka tidak penuh sehingga Allah meletakkan kaki Nya, lalu neraka berkata : "Sudah, sudah, sudah, maka di sanalah neraka penuh, dan sebagiannya berkumpul kepada sebahagian yang lain. Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Besar tidak menzhalimi makhluqNya seorangpun. Adapun Sorga, maka sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi, menciptakan makluq untuknya (Sorga)". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : Sorga dan neraka bertengkar di hadapan Tuhan. Sorga berkata : "Wahai Tuhan, gerangan apakah vang masuk sorga hanya orang-orang yang lemah dan orang-orang bawahan ?" Neraka berkata : "Sava diutamakan dengan orang-orang yang sombong". Allah Yang Maha Tinggi berfirman kepada Sorga: "Kamu adalah rahmat Ku", dan berfirman kepada neraka : "Kamu adalah adzab Ku, denganmu Aku menimpakan orang yang Aku kehendaki, masing-masing dari kamu berdua sampai penuh", Rasulullah bersabda: "Adapun Sorga, maka sesungguhnya Allah tidak menzhalimi makhluq-Nya seorangpun, dan sesungguhnya Allah menciptakan neraka untuk orang yang dike­hendakiNya, kemudian mereka dilemparkan padanya (neraka), maka neraka berkata : "Masihkah ada tambahan ?" sampai tiga kali, sehingga Tuhan meletakkan kedua telapak kakinya di neraka, maka neraka itu penuh dan seba­hagiannya ditolakkan kepada sebahagian yang lain". Lalu neraka berkata : "Sudah, sudah, sudah". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Anas bin Malik ra. dari Nabi saw. bahwasanya beliau bersabda: "Jahannam senantiasa menjadi tempat pelem­paran, lalu dia berkata : "Apakah masih ada tambahan ?". Sehingga Tuhan Yang Maha Mulia meletakkan kedua telapak kaki-Nya, lalu sebahagiannya berkumpul dengan sebahagian yang lain dan neraka berkata : "Sudah, sudah; demi Kemulian Mu dan Kehormatan Mu". Di sorga senantiasa ada tambahan, sehingga Allah menciptakan Makhluk untuknya; lalu mereka ditempatkan oleh Allah sebagai tambahan penghuni Sorga. (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Anas ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : "Tetaplah di sorga sesuatu yang dikehendaki Allah untuk tetap, sehingga Allah menciptakan Makhluk dari yang dikehendakiNya untuk sorga itu". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Abu Hurairah ra.., ia berkata : Rasulullah saw: bersabda : "Sorga dan neraka berdebat. Sorga berkata : "Orang-orang lemah dan miskin masuk kepadaku". Dan Neraka berkata : "Para pemaksa dan orang-orang yang sombong masuk kepadaku". Kemudian Allah berfirman : "Kamu adalah siksa-Ku, denganmu Aku menyiksa orang yang Aku kehendaki". Lalu Tuhan berfirman kepada sorga ; "Kamu adalah rahmatKu, denganmu Aku memberikan rahmat kepada orang yang Aku kehendaki". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
RAHMAT ALLAH MENGALAHKAN KEMURKAANNYA & DITERIMANYA TAUBAT DARI ORANG YANG BERDOSA:
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : "Ketika Allah menciptakan makhluk, Allah menulis di dalam kitabNya, Dia menulis atas diriNya, Dia meletakkan di sisiNya pada Arasy : "Sesungguhnya rahmatKu mengalahkan kemurkaanKu". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra. juga, dia berkata di dalamnya : "Sesungguhnya rahmatKu mengalahkan kemurkaanKu". Dalam hadits itu beliau bersabda juga : "Ketika Allah telah selesai menciptakan makhluk ... ". Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Saya mendengar Nabi saw, bersabda : Sesungguhnya seorang hamba melakukan dosa - barangkali beliau bersabda : "Ia berdosa dengan suatu dosa, ia berkata : "Wahai Tuhanku saya berdosa dengan suatu dosa", dan barangkali ia berkata : "Saya melakukan (dosa), maka ampunilah saya". Tuhannya berfirman : "Apakah hambaKu mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menuntutnya ?" Aku mengampuni hambaKu". Kemudian diam selama yang dikehendaki Allah. Kemudian ia melakukan dosa atau beliau bersabda : "Ia berdosa" Ia berkata : Wahai Tuhanku, saya berdosa atau saya melakukan (dosa) lain, maka ampunilah saya". Tuhan berfirman : "Apakah hambaKu mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menuntutnya ? Aku mengampuni hambaKu". Kemudian diam selama yang dikehendaki Al­lah. Kemudian ia berdosa dengan suatu dosa dan barangkali beliau bersabda : "Ia melakukan dosa, lalu berkata : "Saya berdosa yang lain maka ampunilah saya". Dia berfirman : "Apakah hambaKu mengetahui ? Aku mengampuni hambaKu tiga kali, maka hendaklah ia melakukan apa yang dikehendakinva". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. dalam menceritakan apa yang (datang) dari Tuhannya Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Seorang hamba berdosa dengan suatu dosa, ia berkata : "Wahai Allah, ampunilah dosaku". Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : "HambaKu berdosa dengan suatu dosa, ia mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menuntutnya". Kemudian ia kembali dan berdosa, ia berkata : "Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku". Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman: "HambaKu berdosa dengan suatu dosa, ia mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menuntutnya". Kemudian ia kembali berdosa, dan berkata : "Wahai Tuhanku, ampunilah dosa saya". Lalu Dia Yang Maha Suci dan Maha Besar berfirman : "HambaKu berdosa dengan suatu dosa, lalu mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menuntutnya. Berbuatlah apa yang kamu kehendaki, Aku telah mengampunimu". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw, beliau bersabda : "Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Aku menurut dugaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya ketika ia ingat kepadaKu. Demi Allah, sungguh Allah lebih suka kepada taubat hambaNya dari pada salah seorang di antaramu yang menemukan barangnya yang hilang di padang. Barangsiapa vang mendekatkan diri kepadaKu sejengkal maka Aku mendekatkan diri kepadanya sehasta. Dan barangsiapa yang mendekatkan diri kepadaKu sehasta, maka Aku mendekatkan diri kepadanya satu depa. Apabila ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari kecil. (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah saw, beliau bersabda : Sesungguhnva dua orang laki-laki yang masuk neraka sangat keras teriakannya. Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Keluarkan keduanya !". Ketika keduanva telah dikeluarkan, Dia berfirman kepada keduanya : "Karena apakah kamu berdua amat sangat dalam menangis ?" Keduanya berkata : "Kami lakukan hal itu agar Engkau mengasihani kami". Dia berfirman : "Sesungguhnya rahmatKu bagimu adalah kamu berdua terlepas (dari neraka). jatuhkanlah dirimu ke dalam neraka di mana kamu berada !", maka keduanya pergi. Salah seorang dari keduanya menjatuhkan dirinya, lalu dijadikanNya neraka itu dingin dan selamat baginya. Yang lain berdiri dan tidak menjatuhkan dirinya. Lalu Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Apakah yang menghalangi kamu untuk menjatuhkan dirimu sebagaimana temanmu ?" Ia menjawab : "Wahai Tuhanku, sesungguhnya Engkau mengeluarkan saya". Tuhan berfirman kepadanya: "Bagimu harapanmu". Maka keduanva masuk sorga dengan rahmat Allah. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
SHALAT:
Dari Abu Qatadah bin Rib'i ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Aku fardhukan atas umatmu shalat lima (waktu = pen), dan Aku menjanjikan suatu janji yaitu orang yang menjaga shalat itu pada waktunya maka Aku memasukkannya ke Sorga. Barangsiapa yang tidak menjaganya maka tidak ada janji padaKu". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah). Dari Abu Qatadah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Allah berfirman : "Sesungguhnya Aku menfardhukan atas umatmu shalat lima (waktu = pen). Dan Aku janjikan janji bahwasanya barangsiapa yang menjaga shalat itu pada waktunya, maka Aku masukkan ke sorga. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka tidak ada janjiKu padanya". (Hadits ditakhrij oleh Abu Dawud). Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Barangsiapa yang melakukan shalat dengan tidak membaca Ummul Qur'an (Induk Qur'an) maka shalat itu kurang" tiga kali, yaitu tidak sempurna. Ditanvakan kepada Abu Hurairah : "Sesungguhnya kami di belakang imam (menjadi ma'mum)". Ia berkata : "Bacalah dalam hatimu, karena saya mendengar Nabi saw bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar bertlrman : "Aku membagi shalat antara Aku dan hambaKu separoh-separoh, dan bagi hambaKu apa yang dimintanya. Apabila hamba membaca : Alhamdulillahi rabbil 'alamin (Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam), maka Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman: "HambaKu memuji Aku". Apabila ia membaca Arrahmanirrahim (Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang), maka Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : Hamba Ku menyanjung Aku. Apabila ia membaca : Maliki yaumiddin. (Yang Memiliki hari Pembalasan), maka Allah berfirman : "HambaKu memuliakan Aku", dan sekali waktu Dia berfirman : "HambaKu menyerah kepadaKu". Apabila ia membaca : Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in (Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami mohon pertolongan), Allah berfirman : "Ini antara Aku dan hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang dimintanya". Apabila ia membaca : Ihdinashshirathal mustaqim. Shirathal ladzina an'amta alaihim ghairil maghdhubi'alaihim wa ladhdhallin (Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri petunjuk atas mereka bukan (jalan) orang-orang yang dimurkai atas mereka dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat). Maka Allah berfirman : "Ini untuk hambaKu dan bagi hambaKu apa yang dimintanya". (Hadits ditakhrij oleh Muslim) Dari Abu Hurairah ra., ia berkata berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : "Barangsiapa yang shalat tanpa membaca Ummul Qur'an (Induk Quran), maka shalatnya itu kurang, shalat itu kurang, shalat itu kurang, tidak sempurna". Ia berkata : "Wahai Abu Hurairah, bahwasanva kadang-kadang saya di belakang imam". Ia berkata : "Maka ia meraba hastaku". Kemudian Abu Hurairah berkata : "Bacalah Ummul Qur'an itu dalam dirimu, hai Farisi, karena saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : "Aku membagi shalat antara Aku dan hambaKu menjadi dua bagian, separoh untukKu dan separoh lagi untuk hambaKu dan bagi hambaKu itu apa yang dimintanya". Rasulullah saw bersabda : "Bacalah. Seorang hamba mengucapkan : Alhamdulillahi rabbil'alamin (Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam), Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman: "HambaKu memuji Aku" Hamba mengucapkan : Arrahmanirrahim (Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang), Allah berfirman : "HambaKu memuji kepadaKu". Hamba mengucapkan : Maliki Yaumiddiin (Yang memiliki hari Pembalasan). Allah befirman : "HambaKu memuliakanKu. Hamba mengucapkan : Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in. (Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami mohon pertolongan)". Ayat ini antara Aku dan hambaKu. Bagi hambaKu apa yang dipintanya. Hamba membaca : Ihdinash shirathal mustaqim. Shirathal ladzina an'amta 'alaihim ghairil maghdhubi alaihim waladhdhallin (Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka bukan (jalannya) orang-orang yang dimurkai dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat). Itu semua untuk hambaKu dan bagi hambaKu apa yang dimintanya. (Hadits ditakhrij oleh Malik). Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : "Barangsiapa yang shalat tidak membaca Ummul Qur'an (Induk Qur'an), maka shalatnya itu kurang, shalat itu kurang, tidak sempurna". Ia berkata: Saya berkata : "Wahai Abu Hurairah bahwasanya kadang-kadang saya (shalat) di belakang imam (ma'mum)". Abu Hurairah berkata : "Wahai Ibnu Farisi, bacalah Ummul Qur'an itu didalam dirimu, karena sava mendengar Rasulullah saw: bersabda : "Allah Ta'ala berfirman : "Aku membagi shalat antara Aku dan hambaKu separoh­separoh yaitu separoh untukKu dan separoh untuk hambaKu, dan bagi hambaKu apa vang dimintanva. Hamba membaca : Alhamdulillah rabbila 'alamin (Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam). Allah berfirman : "HambaKu memuji Aku". Hamba membaca : Arrahmanir rahim (Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang). Allah berfirman : "HambaKu menyanjung Aku". Hamba membaca : Maliki yaumiddin (yang tnemiliki hari Pembalasan). Allah berfirman : "HambaKu memuliakan Aku". Ini bagi hambaKu. Antara Aku dan hambaKu adalah : Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in (Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami mohon pertolongan). Bagi hambaKu apa yang dimintanva, dan akhir suratpun demikian pula, di mana hamba membaca: Ihdinash shirathal mustaqim. Shirathal ladzina an'amta 'alaihim ghairil maghdhubi 'alaihim waladhdhallin (Tunjukilah kami jalan yang lurus yaitu jalannva orang-orang yang Engkau beri ni'mat atas mereka, bukan (jalan) orang-orang yang dimurkai dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat). (Hadits ditakhrij oleh Turmudzi). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Barangsiapa yang melaksanakan shalat dengan tidak membaca Ummul Qur'an (Induk Qur'an), maka shalat itu kurang, shalat itu kurang, tidak sempurna". Ia berkata : Sava berkata : "Wahai Abu Hurairah, sesungguhnya kadang­kadang saya di belakang imam (ma'mum). Ia berkata : "Maka ia meraba hastaku". Abu Hurairah berkata : "Hai Farisi, bacalah Ummul Qur'an itu dalam dirimu perlahan. Karena saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : "Allah Ta'ala berfirman : "Aku membagi shalat antara Aku dan hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang dimintanya. Rasulullah saw. bersabda : "Seorang hamba membaca : "Alhamdulillahi rabbil'alamin (Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alamj, " Allah Yanga Maha Mulia dan Maha Tinggi berfirman : "HambaKu memuji Aku". Hamba membaca . "Arrahmanirrahim" (Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang). Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "HambaKu menyanjung Aku". Hamba membaca: "Maliki yaumiddin" (Yang memiliki hari Pembalasan). Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar befirman : "HambaKu memuliakanKu". Hamba membaca : Iyyaka na'budu wa iyyakanasta'in (Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanva kepadaMu kami minta pertolongan). Allah berfirman : "Ini antara Aku dan hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang dimintainya". Hamba membaca : "Ihdinash shirathal mustaqim. Shirathal ladzina an'amta alaihim ghairil maghdhubi 'alaihim wa ladhdhallin. (Tunjukilah kami jalan yang lurus, vaitu jalan orang-or­ang yang Engkau beri nilanat, bukan (jalan) orang-orang yang tersesat). Allah berfirman : "Itu semua untuk hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang dimintanya". (Hadits ditakhrij oleh Abu Daud). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Aku membagi shalat antara Aku dan hambaKu dua bagian, separohnya untukKu dan separohnya untuk hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang dimintanya". Ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Bacalah. Seorang hamba membaca : "Alhamdulillahi rabbil 'alamin" (Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam)". Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Hamba Ku memuji Aku dan bagi hambaKu apa yang dimintanya". Hamba membaca : "Arrahmanirrahim" (Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang). Allah berfirman : "HambaKu memuliakanKu, dan ini untukKu". Ayat ini antaraKu dan antara hambaKu separoh. Hamba membaca : "Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in" (Hanya pertolongan)". Ini antara Aku dan hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang dimintanya. Dan akhir surat ini untuk hambaKu. Hamba membaca : "Ihdinash shirathal mustaqim. Shirathal ladiziinaan'amta alaihim ghairil maghdhubi' alaihim waladh dhallin' (Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan or­ang-orang yang Engkau beri ni'mat atas mereka bukan (jalan) orang-orang yang dimurkai atas mereka, dan bukan (jalan) orang-orang yang tersesat). Ini bagiKu dan bagi hambaKu apa yang dimintanya. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
SESEORANG ITU MEMBUTUHKAN ANUGERAH ALLAH TA'ALA:
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Ketika Ayyub mandi dengan telanjang, jatuhlah belalang emas, lalu Ayub menangkap dan meletakkan dalam pakaiannya. Lalu Tuhannya memanggilnva : "Bukankah Aku telah membuatmu tidak membutuhkan terhadap apa yang kamu lihat ?". Ia menjawab : "Ya, demi kemuliaan­Mu, tetapi Aku membutuhkan terhadap berkah-Mu". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
SYAFA'AT:
Dari Abu hurairah ra., ia berkata : "Kami bersama Nabi saw. dalam suatu undangan, maka diangkatlah hasta (kambing) oleh beliau, di mana hasta itu menarik beliau, maka beliau menggigitnya dan beliau bersabda: "Saya adalah penghulu manusia pada hari Qiamat, apakah kamu tahu sebabnya ? Allah mengumpulkan orang yang terdahulu dan terkemudian di satu tanah lapang, dan pemandangan akan memandang mereka dan orang yang memanggil akan terdengar oleh mereka, matahari dekat, sebagian manusia berkata : "Tidakkah kamu melihat apa yang ada pada kamu sekalian ? Apa yang sampai kepadamu ? Tidakkah kamu memikirkan orang yang memohon syafa'at bagimu kepada Tuhanmu ?" Dan sebagian yang lain berkata : "Ayahmu Adam", maka mereka mendatanginya dan berkata : "Wahai Adam, engkau adalah ayah manusia, Al­lah menjadikanmu dengan tangan-Nya, meniupkan ruh­Nya kepadamu, memerintahkan Malaikat lalu mereka sujud kepadamu dan menempatkan engkau di sorga, tidakkah kamu memohonkan syafa'at untuk kami kepada Tuhanmu. Tidakkah kamu melihat apa yang ada pada kami dan apa yang sampai kepada kami ?" Maka Adam menjawab : "Tuhanku murka yang mana sebelum dan sesudahnya Dia tidak pernah murka seperti itu. Dia mencegah saya dari pohon, lalu saya mendurhakainya. Oh diriku, diriku, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Nuh !", maka mereka mendatangi Nuh dan berkata : "Wahai Nuh, engkau adalah Rasul pertama kepada penduduk bumi, Allah menyebut engkau sebagai hamba yang bersyukur. Tidakkah melihat apa yang ada pada kami ? tidakkah engkau memohon syafa'at bagi kami kepada Tuhanmu ?" Maka ia menjawab : "Tuhanku pada hari ini murka, yang mana sebelum dan sesudahnya tidak pernah murka seperti itu, oh diriku, oh diriku datanglah Nabi saw", maka mereka mendatangi aku, dan aku dibawah Arasy, maka diserukan : "Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah syafa'at, kamu akan diberi syafa'at dan mintalah perantara kamu akan diberi". Muhammad bin Ubaid berkata : "Saya tidak hafal kelanjutannya". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Anas ra., ia adalah Ibnu Malik ra., ia berkata : "Rasulullah saw. bersabda : "Allah mengumpulkan manusia pada hari Qiyamat, maka mereka berkata : "Seandainya kita mohon syafa'at kepada Tuhan kita, sehingg Tuhan memberikan kelonggaran kepada kita ditempat kita" lalu mereka datang kepada Adam dan berkata : "Engkaulah yang telah diciptakan Allah dengan tanganNya, Dia meniupkan ruh Nya padamu, dan Allah telah memerintahkan Malaikat, sehingga mereka sujud kepadamu, maka mohonlah syafa'at untuk kami di sisi Tuhan kami". Ia menyebutkan kesalahan-kesalahannya dan berkata : "Datanglah kepada Nuh, seorang Rasul pertama yang diutus oleh Allah". Lalu mereka datang kepada Nuh, maka Nuh menjawab : "Saya tidak menempati tempat itu -dan ia menyebutkan kesalahannya itu- datangilah Ibrahim yang mana Allah menjadikannya sebagai kekasih !", lalu mereka datang kepadanya, maka ia menjawab : "Saya tidak menempati tempat itu -dan ia menyebutkan kesalahan- datangilah Musa yang telah diajak bicara oleh Allah !". Lalu mereka datang kepadanya, maka Musa menjawab : "Saya tidak menempati tempat itu -ia menyebutkan kesalahannya- datangilah Isa", lalu mereka datang kepadanya, maka ia menjawab : "Saya tidak menempati tempat itu, datangilah Muhammad saw. yang telah diampuni dosa-dosanya yang telah terdahulu dan yang terkemudian !". Lalu mereka datang kepadaku, dan aku minta izin kepada Tuhanku. Ketika aku melihat Nya aku sujud dan Tuhan meninggalkan aku sesuai dengan apa yang dikehendakiNya, kemudian diserukan : "Angkatlah kepalamu, mintalah perantara maka kamu akan diberi dan berkatalah maka akan didengar, mohonlah syafa'at maka akan diberi svafa'at," Kemudian aku mengangkat kepala dan memuji Tuhan dengan pujian vang telah diajarkan kepadaku, lalu aku mohon syafa'at, maka Aku membatasinya kepadaku, lalu aku mengeluarkan mereka dari neraka dan aku memasukkan mereka ke sorga, kemudian aku kembali dan sujud seperti itu, pada vang ketiga atau keempat kalinya, sehingga yang ada di neraka itu hanyalah orang-orang yang telah dicegah oleh Al Qur'an." (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Humaid, ia berkata : Aku mendengar Anas ra. berkata : Sava mendengar Nabi saw. bersabda : "Apabila hari Qiamat tiba, Aku diberi syafa'at, kemudian aku berkata : "Wahai Tuhan, masukkanlah ke sorga orang yang di dalam hatinva ada seberat biji sawi". Maka mereka masuk, kemudian aku berkata : "Masukkanlah ke sorga orang yang didalam hatinya ada sedikit dikitnva sesuatu". Maka Anas ra. berkata seolah-olah sa'ya melihat jari-jari Rasulullah saw. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Said Al Khudri ra. bahwasanya Rasulullah saw bersabda: "Allah memasukkan penghuni Sorga ke Sorga, Dia memasukkan orang yang di kehendakiNya dengan rahmatnya dan memasukkan penghuni Neraka ke Neraka, kemudian Dia berfirman : "Lihatlah orang yang kamu sekalian dapati di dalam hatinya iman seberat biji sawi, maka keluarkanlah ia". Kemudian mereka dikeluarkan dari neraka seperti arang, mereka telah terbakar maka mereka dilemparkan di sungai hidup (Nahrul hayat), lalu mereka tumbuh di dalamnya, sebagaimana biji-bijian itu tumbuh di tanah yang dibawa banjir, tidaklah kamu melihatnva, bagaimana ia tumbuh dengan kuning emas". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Abu Sa'id ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Adapun penghuni neraka yang memang jadi penghuninya, mereka itu tidak mati dan tidak hidup, akan tetapi orang­orang yang masuk neraka, karena dosa-dosa mereka," atau beliau bersabda : "Karena kesalahan-kesalahan mereka, maka Allah mematikan mereka dengan benar-benar mati, sehingga mereka menjadi arang, ia diberi idzin untuk diberi syafa'at, mereka didatangi dengan berkelompok-kelompok kemudian mereka di sebarkan disungai sorga. Lalu dikatakan : "Wahai penghuni sorga berangkatlah bersama mereka, kemudian mereka tumbuh seperti tumbuhnya biji-bijian di tanah yang dibawa banjir. Seseorang berkata : "Seolah­olah Rasulullah saw. ada di perkampungan". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Abdullah bin Mas'ud ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda: "Sungguh aku mengetahui penghuni neraka yang paling akhir keluar dari neraka dan penghuni sorga yang paling akhir masuk sorga. Yaitu orang laki-laki yang keluar dari neraka dengan merangkak, kemudian Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman kepadaNya : "Pergilah, dan masuklah ke sorga". Rasulullah saw. bersabda : "Maka ia datang ke sorga dan terbayang olehnya bahwa sorga itu sudah penuh, lalu ia kembali dan berkata : "Wahai Tuhan, saya mendapati sorga itu penuh". Kemudian Tuhan berfirman kepadanya : "Pergilah, dan masuklah ke Sorga. "Rasulullah saw. bersabda : "Maka ia datang ke sorga dan terbayang olehnya bahwa sorga itu sudah penuh, lalu ia kembali dan berkata : "Wahai Tuhan, saya mendapati sorga itu penuh". Kemudian Tuhan berfirman kepadanya : "Maka ia datang ke Sorga", dan di bayangkan olehnya bahwasanya Sorga itu penuh. Lalu ia kembali dan berkata : "Wahai Tuhan, saya mendapati sorga itu penuh". Kemudian Tuhan berfirman kepadanva : "Pergilah dan masuklah ke sorga". Sesungguhnya bagimu seperti dunia dan sepuluh kalinya", atau bagimu sepuluh kali dunia". Rasulullah saw bersabda : "Maka ia berkata : "Apakah Engkau mentertawakan aku, sedangkan Engkau Raja". Ibnu Mas'ud berkata : "Sungguh aku melihat Rasulullah saw. tertawa sehingga tampaklah gigi taringnya". Beliau bersabda : "Maka dikatakan : "Itulah penghuni sorga yang tempatnya paling bawah". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Abu Sa'id Al Khudri ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Tidaklah perdebatan seseorang dari padamu dalam menuntut hak yang ada di dunia lebih keras dari pada perdebatan orang-orang mu'min dengan Tuhan mereka bagi saudara-saudara mereka yang masuk neraka. Rasulullah saw. bersabda : "Mereka berkata : "Wahai Tuhan kami, saudara-saudara kami shalat bersama kami, mereka puasa bersama kami, haji bersama kami, namun mereka Engkau masukkan ke nereka". Rasulullah saw. bersabda : Maka Tuhan berfirman : "Pergilah dan keluarkanlah orang kamu kenal di antara mereka !". Rasulullah saw bersabda : "Maka orang-orang mu'min itu datang kepada mereka dan orang-orang mu'min itu mengetahui rupa-rupa mereka". Diantara mereka ada orang yang sudah dibenamkan ke neraka sampai kepertengahan dua betisnya, dan diantara mereka ada yang sudah dibenamkan sampai kedua mata kakinya. Lalu orang-orang mu'min itu mengeluarkan mereka, dan berkata : "Wahai Tuhan kami, kami mengeluarkan orang-orang yang telah Engkau perintahkan kepada kami". Rasulullah saw. bersabda dan Tuhan berfirman : "Keluarkanlah orang-orang yang di dalam hatinya ada iman seberat satu dinar". Kemudian Rasulullah saw bersabda : "Orang-orang yang didalam hatinya ada seberat setengah dinar, sampai Tuhan berfirman : "Orang yang di dalam hatinva ada seberat semut kecil". Abu Sa'id berkata : "Barang siapa yang tidak membenarkan, maka bacalah ayat ini : "INNALLAAHA LAA YAGHFIRU AN YUSYRAKA BIHI WAYAGHFIRU MAADUUNA DZAALIkA LIMAN YASYAA-U WAMAN YUSYRIK BILLAAHI FAQADIFTARAA ITSMAN 'AZHILMAA". (Sesungguhnva Allah tidak akan mengampuni dosa syvirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya. Barang siapa vang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa besar). (An Nisa' : 48). Dari Abu Sa'id Al Khudri ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Apabila Allah menyelamatkan orang-orang mu'min dari neraka, dan mereka beriman, maka seseorang diantaramu tidak mendebatkan hak sahabatnya di dunia lebih keras dari pada perdebatan orang-orang mu'min dengan Tuhan mereka bagi saudara-saudara mereka yang dimasukkan ke neraka". Rasulullah saw. bersabda : "Mereka berkata : "Wahai Tuhan kami, saudara-saudara kami shalat bersama kami, berpuasa bersama kami dan hajji bersama kami, namun Engkau memasukkan mereka ke neraka". Lalu Tuhan berfirman : "Pergilah kalian dan keluarkanlah orang-orang yang kamu kenal diantara mereka", maka orang-orang mu'min datang kepada mereka, lalu mengetahui rupa-rupa mereka karena neraka tidak memakan rupa-rupa mereka. Diantara mereka ada orang yang telah dibenamkan di neraka sampai pertengahan betisnya dan diantara mereka ada yang dibenamkan sampai kedua mata kakinya. Lalu orang-orang mu'min mengeluarkan mereka, kemudian mereka itu berkata : "Tuhan kami, kami telah mengeluarkan orang-orang yang telah Engkau perintahkan kepada kami", Lalu Allah berfirman : "Keluarkanlah orang-orang yang didalam hatinya ada iman seberat dinar, kemudian orang­orang yang di dalam hatinya ada iman seberat setengah dinar, kemudian orang yang didalam hatinya ada iman seberat biji sawi". Abu Sa'id berkata : "Barang siapa yang tidak membenarkan hal ini maka bacalah ayat ini : "INNALLAAHA LAA YAZHLIMU MITSQAALA DZARRATIN WA INTAKU HASANATAN YUDLAA­'IFHAA WAYU'TI MILLADUNHU AJRAN 'AZHIIMAA " (Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya, barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa besar). (An Nisa' : 48)
SORGA ITU DIHARAMKAN ATAS ORANG-ORANG KAFIR & KERABAT TIDAK BERGUNA BAGI MEREKA:
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Ibrahim bertemu dengan ayahnya Azar pada hari Qiamat, pada wajah Azar terdapat hitam-hitam dan berdebu, maka Ibrahim bertanya kepadanya : "Tidakkah aku telah berkata kepadamu : "Janganlah engkau durhaka kepadaku". Lalu ayahnya menjawab : "Pada hari ini saya tidak durhaka kepadamu". Maka Ibrahim berkata : "Wahai Tuhan, sesungguhnya Engkau telah berjanji kepadaku untuk tidak menyusahkan aku pada hari kebangkitan. Kesusahan manakah yang lebih susah dari pada ayahku yang jauh ?" Allah Ta'ala berfirman . "Sesungguhnya Aku mengharamkan sorga atas orang-orang kafir, kemudian dikatakan : "Wahai Ibrahim, apa yang dibawah kakimu ?" Maka Ibrahim melihat, tiba-tiba ada seperti serigala yang berlumuran darah dan ditarik kaki-kakinya, kemudian dilemparkan ke neraka". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Anas bin Malik ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : "Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman kepada ahli neraka vang paling ringan siksanya : "Seandainya kamu mempunyai dunia dan seisinya, apakah kamu mau menebusinya ?" Ia menjawab : "Ya". Kemudian Tuhan berfirman : "Aku telah menghendaki kamu akan sesuatu yang lebih ringan dari pada ini semenjak kamu dalam tulang rusuk Adam agar kamu tidak mensekutukan". Saya duga Dia berfirman : Dan Aku tidak memasukkan kamu ke neraka, namun kamu enggan, kecuali kamu mensekutukan". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Anas bin Malik ra. bahwasanva Nabi saw. bersabda : "Dikatakan kepada orang kafir pada hari Qiamat : "Bagaimanakah pendapatmu, seandainva kamu mempunyai emas sepenuh bumi, apakah kamu menebus dengannya ?" Ia menjawab : "Ya". Lalu dikatakan kepadanya : "Kamu telah dimintai yang lebih mudah dari pada itu". (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
SESUATU YANG MELINGKARI SORGA DAN NERAKA & MAKANAN PENGHUNI NERAKA:
Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw, beliau bersabda : "Ketika Allah menciptakan sorga dan neraka, Allah mengutus Jibril ke sorga, kemudian Dia berfirman : "Lihatlah kepadanya dan kepada apa yang telah Aku sediakan bagi penghuninya di dalamnya". Rasulullah saw. bersabda : Maka Jibril datang dan melihatnya dan kepada apa yang telah disediakan Allah untuk penghuninya. Rasulullah saw. bersabda : Kemudian Jibril kembali kepadaNya. Jibril berkata : "Demi KemuliaanMu, tidak ada seorangpun yang mendengar sorga kecuali ia memasukinya". Lalu Dia memerintahkan sorga, lalu sorga dikelilingi dengan hal-hal yang tidak menvenangkan. Kemudian Dia berfirman : "Kembali kamu ke sorga, tiba­tiba sorga telah dikelilingi dengan hal-hal yang tidak menyenangkan. Kemudian Dia berfirman : "Kembali kamu ke sorga, tiba-tiba sorga telah dikelilingi dengan hal-hal yang tidak menyenangkan. Lalu Jibril kembali kepadaNya, dan berkata : "Demi kemuliaan Mu, sungguh aku takut, tidak ada seorangpun vang memasukinya". Dia berfirman : "Pergilah kamu keneraka dan lihatlah kepadanya, dan kepada apa yang telah Aku sediakan untuk penghuninya", maka tiba-tiba neraka itu naik sebahagiannya pada sebahagian yang lain. Lalu Jibril kembali padaNya dan berkata : "Demi kemuliaanMu, seseorang tidak mendengar neraka, maka ia memasukinya". Lalu Tuhan memerintahkannya, kemudian neraka telah dikelilingi dengan hal-hal yang menyenangkan. Tuhan berfirman : "Kembalilah kepadanya", maka Jibril kembali ke neraka. Lalu Jibril berkata : "Sungguh saya khawatir seseorang tidak selamat dari padanya kecuali ia akan memasukinva". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi). Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : "Ketika Allah menciptakan sorga, Allah berfirman kepada Jibril : "Pergilah dan lihatlah ia !", maka Jibril pergi dan melihatnya, kemudian dia datang lalu berkata : "Wahai Tuhan, demi kemuliaan Mu, seseorang tidak mendegarnya kecuali dia memasukinya". Lalu Dia mengelilingi sorga dengan hal-hal yang tidak menyenangkan. Kemudian Tuhan berfirman : "Wahai Jibril, pergilah kau lihatlah ia". Maka Jibril pergi dan melihatnya, kemudian Jibril datang dan berkata : "Wahai Tuhan, demi Kemuliaan Mu, sungguh saya khawatir seseorang tidak masuk kepadanya". Rasulullah saw. bersabda : "Ketika Allah menciptakan neraka, Allah berfirman : "Wahai Jibril, pergilah dan lihatlah ia !", maka Jibril pergi dan melihat kepadanya, kemudian Jibril datang dan berkata : "Demi kemuliaan Mu, tidaklah seseorang mendengarnya lalu dia memasukinya", lalu Allah mengelilinginya dengan hal-hal yang menyenangkan. Kemudian Tuhan berfirman : "Wahai Jibril, pergilah dan lihatlah ia !", maka jibril pergi dan melihatnya dan berkata : "Wahai Tuhan, demi kemuliaan Mu sungguh saya khawatir, seseorangpun tidak selamat kecuali ia akan memasukinya". (Hadits ditakhrij oleh Abu Dawud).
SEBAGIAN PENGHUNI SORGA MOHON IZIN UNTUK BERCOCOK TANAM:
Dan Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. : "Pada suatu hari Nabi saw bercerita dan disampingnya ada seorang lelaki dari penduduk kampung, bahwasanya seorang lelaki dari penghuni sorga, minta izin kepada Tuhannya untuk bercocok tanam. Tuhan berfirman : "Tidakkah kamu mendapati apa yang kamu inginkan ?" Ia menjawab : "Ya, akan tetapi saya senang bercocok tanam," maka dia bersegera dan menyemai dan sangat cepat tumbuhnya ujung, tegak dan panennya tumbuh-tumbuhan itu, dan digulungnya seperti gunung. Lalu Allah Yang Maha Tinggi berfirman : "Ambillah wahai anak Adam, sesungguhnya kamu tidak dikenyangkan oleh sesuatu". Maka berkatalah orang dusun itu : "Wahai Rasulullah, engkau tidak mendapati orang ini kecuali orang-orang Quraisy atau or­ang-orang Anshar. Sesungguhnya mereka itu pemilik tanaman. Adapun kami bukanlah pemilik tanaman". Maka Rasulullah saw. tertawa. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
TAKUT & KHAWATIR TERHADAP ALLAH TERMASUK SEBAB DIAMPUNINYA DOSA:
Dari Rib'i bin Hirasy berkata : "Uqbah bin 'Amr berkata kepada Hudzaifah : "Tidakkah kamu bercerita kepada kami sesuatu yang kamu dengar dari Rasulullah saw. ?" Ia menjawab : "Sesungguhnya sava mendengar beliau bersabda : "Sesungguhnya apabila Dajjal keluar, maka ia membawa air dan api". Adapun sesuatu yang dipandang oleh manusia bahwa sesuatu itu api maka sesungguhnya sesuatu itu air dingin, dan sesuatu vang dipandang oleh manusia bahwa sesuatu itu air maka sesungguhnva sesuatu itu api yang membakar. Barangsiapa di antaramu yang menjumpai, maka hendaklah ia menempatkan diri pada rang dipandang bahwa sesuatu itu api, karena sesungguhnya dia adalah air dingin (sejuk)". Hudzaifah berkata . "Saya mendengar beliau bersabda: "Sesungguhnya ada seorang laki-laki sebelum kamu didatangi oleh malaikat untuk mencabut ruhnya, lalu ditanyakan kepadanya : "Apakah kamu mengetahui kebaikanmu?". Ia menjawab : "Saya tidak tahu". Dikatakan kepadanya : "Lihatlah". Ia berkata : "Saya tidak tahu sesuatu, hanya saja pernah berbai'at kepada manusia di dunia, dan aku membalas mereka lalu saya memberi tangguh kepada orang kaya dan membebaskan kepada orang yang kesulitan. "Lalu Allah memasukkannya ke sorga". Ia berkata : "Saya mendengar beliau bersabda : "Sesungguhnya seorang laki­laki hampir meninggal. Ketika ia putus asa terhadap hidupnya, ia berpesan kepada keluarganya : "Apabila saya mati, maka kumpulkanlah kayu bakar yang banyak dan nyalakanlah api padanya, sehingga apabila api itu telah membakar daging dan tulangku, maka ambillah dan tumbuklah. Kemudian carilah hari yang berangin keras dan taburkanlah ke sungai". Maka mereka melaksanakannya, lalu Allah menghimpunnya dan bertanya kepadanya: "Kenapakah kamu perbuat itu semua ?" Ia menjawab : "Karena takut kepadaMu" maka Allah mengampuninya. Uqbah bin Amr berkata : "Saya mendengar beliau menyabdakan hal itu dan orang tersebut tukang gali". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari 'Uqbah bin Abdul Ghafir dari Abu Sa'id Al Khudri ra. dari Nabi saw. bahwasanya seorang yang sebelummu diberi kenikmatan harta oleh Allah. Ketika ia akan meninggal ia berkata kepada anak-anaknya : "Aku ini ayah macam apa bagimu ?". Mereka menjawab : "Ayah yang terbaik". Ia berkata : "Sesungguhnya saya tidak pernah berbuat baik, apabila aku meninggal maka bakarlah sava, kemudian hancur luluhkan dan taburkanlah pada hari yang berangin kencang". Maka mereka melakukannya. Lalu Allah Azza wa jalla menghimpunnya dan berfirman : "Apakah yang membebani kamu ?" Ia menjawab : "Takut kepadaMu". Maka Allah memberikan rahmatNya". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Rib'i bin Hirasy berkata : "Uqbah bin Amr A1 Anshari berkata kepada Hudzaifah : "Tidakkah kamu bercerita kepada kami akan sesuatu yang kamu dengar dari Nabi saw. ?" Ia menjawab : "Saya mendengar beliau bersabda : "Sesungguhnya seseorang yang hampir mati, ketika ia putus asa dari hidup ia berpesan kepada keluarganya : "Apabila saya mati maka kumpulkanlah kayu yang banyak untukku. Kemudian nyalakan api, sehingga apabila api itu telah memakanku (membakarku) dan terus sampai ke tulangku maka ambillah dan tumbuklah dan tebarkanlah di dalam sungai pada hari yang panas atau hari yang berangin. Lalu Allah menghimpunnya dan berfirman : "Kenapakah kamu memperlakukan ini ?" Ia menjawab : "Karena takut kepadaMu". Maka Dia mengampuninya". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Ada seseorang yang keterlaluan terhadap dirinya. Ketika menjelang mati ia berkata kepada anak-anaknya : "Jika saya mati bakarlah saya, remukkanlah saya kemudian taburkanlah saya di angin. Demi Allah jika Tuhanku mampu terhadapku niscaya Dia menyiksaku dengan siksaan yang tidak ditimpakan kepada orang lain". Ketika ia meninggal, hal itu dilaksanakan terhadapnya. Tiba-tiba ia dapat berdiri (setelah dihidupkan lagi) lalu Allah berfirman : "Apakah yang mendorongmu untuk berbuat demikian itu ?" Ia menjawab : "Wahai Tuhanku, yang mendorong adalah ketakutanku kepadaMu". Lalu Allah mengampuninya". Selain Abu Hurairah berkata : "Takut kepadaMu wahai Tuhan-ku" (Hadits di takhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : "Seorang laki-laki yang tidak pernah berbuat kebaikan berkata : "Apabila ia meninggal maka bakarlah ia dan tebarkanlah separohnya di lautan, maka demi Allah jika Allah mampu atasnya niscaya Dia menyiksanya yang tidak pernah ditimpakan kepada seseorangpun di dunia. Maka Allah memerintahkan kepada lautan lalu mengumpulkan apa yang ada didalamnya, dan memerintahkan daratan lalu mengumpulkannya. Kemudian Allah berfirman : "Kenapakah kamu berbuat (demikian) ?". Ia menjawab : "Karena takut kepadaMu sedang Kamu lebih mengetahui" maka Dia mengampuninya". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Said ra. dari Nabi saw. bahwasanya belaiu menuturkan seorang laki-laki yang telah lampau atau or­ang yang sebelummu mengatakan suatu perkataan yakni ia diberi anak dan harta benda oleh Allah. Ketika-mati hampir tiba, ia berkata kepada anak-anaknya : "Ayah macam apa saya ini bagimu ?". Mereka menjawab : "Sebaik­baik ayah". Ia-berkata : "Sesungguhnya ia tidak menyimpan atau menanam kebaikan di sisi Allah. Jika Kuasa atasnya niscaya Dia menyiksanya. Maka perhatikanlah. Jika saya mati maka bakarlah saya, sehingga bila saya telah menjadi arang (abu) lumatkanlah saya, atau ia berkata : "Hancurkanlah saya. Jika ada hari yang berangin ribut, taburkanlah saya- padanya". Nabi saw. bersabda : "Ia mengambil perjanjian mereka atas yang demikian itu. Demi Tuhanku, mereka melaksanakannya kemudian menaburkan pada hari yang berangin ribut". Allah Azza wa Jalla berfirman : "Jadilah" tiba-tiba ia menjadi seorang yang berdiri, lalu Allah berfirman : "Hai hambaKu apakah yang mendorongmu untuk melakukan apa vang telah kamu lakukan itu ?". Ia menjawab : Takut kepadaMu atau untuk berpisah dari padaMu". Beliau bersabda : "Ketika Tuhan bertemu dengannya, Dia memberikan rahmat". Beliau bersabda pada lain kali : "Dia tidak menjumpainya selain dengan rahmat". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : "Seorang laki-laki berlebih-lebihan terhadap dirinya. Ketika hampir meninggal, ia pesan kepada anak-anaknya, dengan berkata : "Jika saya mati maka bakarlah saya kemudian lumatkanlah. Kemudian taburkanlah saya di lautan. Demi Allah jika Tuhan mampu atasKu niscaya Dia menyiksaku dengan siksaan yang belum pernah ditimpakan pada seseorangpun". Mereka mengerjakannya. Allah berfirman kepada bumi : "Tunaikanlah apa yang kamu ambil". Tiba­tiba ia berdiri (hidup lagi = pen). Allah berfirman kepadanya : "Apakah yang mendorongmu berbuat (berpesan) seperti itu ?" Ia menjawab : "Takut kepadaMu wahai Tuhanku" atau "ketakutan kepadaMu". Maka Allah mengampuninya karena (alasan) itu. (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : "Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Seseorang berlebih-lebihan terhadap dirinya, sampai ketika mati hampir datang kepadanya, ia berkata kepada keluarganya : "Apabila saya telah mati maka bakarlah saya kemudian taburkanlah saya di angin di lautan. Demi Allah jika Allah kuasa atas saya niscaya Dia menyiksa saya dengan siksaan yang belum pernah untuk menyiksa makhlukNya seorangpun". Beliau bersabda : "Maka keluarganya melaksanakannya. Allah Azza wa Jalla berfirman kepada segala sesuatu yang telah memungutnya barang sedikit : "Tunaikanlah apa yang telah kamu pungut". Tiba-tiba dia berdiri (hidup lagi = Pen). Allah Azza wa Jalla berfirman : "Apakah yang mendorong berbuat (berpesan) itu ?" Ia menjawab : "Takut kepadaMu". Maka Allah mengampuni-Nya. (Hadits ditakhrij oleh An Nasa'i). Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw, beliau bersabda : "Ketika kematiannya hampir tiba ia berpesan kepada anak­anaknya dengan berkata : "Jika saya telah mati maka bakarlah saya kemudian lumatkanlah saya dan tebarkanlah saya di angin di lautan. Demi Allah jika Tuhanku mampu atasku niscaya Dia menyiksa saya dengan siksaan yang tidak pernah untuk menyiksa seseorangpun". Beliau bersabda : "Mereka melaksanakannya, Allah berfirman kepada bumi : "Tunaikanlah apa yang telah kamu pungut". Tiba-tiba ia berdiri, Allah berfirman kepadanya : "Apakah yang mendorongmu untuk melakukan hal itu ?". Ia menjawab. "Takut kepadaMu atau khawatir kepadaMu wahai Tuhanku". Maka Allah mengampuninya. (Haditsd ditakhrij oleh Ibnu Majah).
TIGA ORANG YANG DICINTAI OLEH ALLAH AZZA WA JALLA:
Dari Abu Dzar ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : Tiga orang yang dicintai oleh Allah Maha Muliia dan Maha Besar, yaitu : Seseorang yang mendatangi suatu kaum, ia minta kepada mereka dengan nama Allah, dan ia tidak minta karena kekerabatan antara dia dan mereka, namun mereka mencegahnya, lalu ada seseorang yang mengiringinya; dia memberinya secara rahasia, yang hanya diketahui oleh Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Besar dan orang yang diberinya. Dan suatu kaum vang berjalan di malam hari sehingga ketika ia lebih senang tidur dari pada apa yang sedang mereka jalankan, mereka singgah dan meletakkan kepala mereka, lalu di antara mereka ada seorang yang bangun untuk merendahkan diri kepada-Ku dan membaca ayat-ayatKu. Dan seseorang yang berada di daslam pasukan, mereka bertemu musuh lalu mereka berbalik ke belakang namun ia maju lagi sehingga ia terbunuh atau mendapat kemenangan". (Hadits ditakhrij oleh An Nasa'i).
TURUNNYA SURAT AL KAUTSAR:
Dari Anas bin Malik ra., ia berkata : Pada suatu hari di hadapan kami (ia maksudkan Nabi Muhammad saw.) ketika beliau tidur sejenak kemudian beliau mengangkat kepala serava tersenyum, lalu kami berkata kepada beliau : "Apakah yang menjadikan engkau tertawa wahai Rasulullah ?" Beliau bersabda : "Tadi telah turun kepadaku sebuah surat yaitu : "Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni'mat yang banyak. Maka shalatlah karena Tuhanmu dan sembelihlah binatang korban. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah orang-orang yang terputus". Kemudian Beliau bersabda : "Tahukah kamu, apakah Kautsar (ni'mat yang banyak) itu ?". Kami menjawab : "Allah dan Rasulnya lebih mengetahui". Beliau bersabda : "Kautsar adalah sungai dan bengawan Tuhanku di syurga. Tempatnya (tempat minumnya) lebih banyak dari pada jumlah bintang. Bengawan itu didatangi umatku, lalu di antara mereka ada yang ditarik, maka aku berkata : "Wahai Tuhanku, sesungguhnya dia adalah umatku". Dia berfirman : "Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang terjadi sesudahmu". (Hadits ditakhrij oleh An Nasa'i).
TELAGA NABI SAW.:
Dari Abdullah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Aku adalah orang yang mendahului kamu atas telaga, maka sungguh orang-orang laki-laki diantaramu dinaikkan bersamaku, kemudian sungguh mereka dipisahkan dari aku, lalu aku berkata : "Wahai Tuhan, shahabat-shahabatku, maka dikatakan : "Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang mereka perbuat sesudahmu". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Anas ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : "Sungguh orang-orang dari sahabatku akan datang kepadaku di telaga sehingga apabila aku mengetahui mereka, mereka dipisahkan dariku, maka aku berkata : "Sahabat-sahabatku", kemudian Allah berfirman : "Kamu tidak mengetahui apa yang mereka perbuat sesudahmu". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., heliau bersabda : "Ketika Aku sedang berdiri, tiba-tiba ada sekelompok or­ang, sehingga ketika aku mengetahui mereka, keluarlah seorang laki-laki dari antaraku dan antara mereka. Kemudian orang laki-laki itu berkata : "Marilah", maka aku bertanya : "Akan ke mana ?". Dia menjawab : "Ke neraka, demi Allah". Aku bertanya : "Bagaimana keadaan mereka ?". Dia menjawab : "Sesungguhnya mereka kembali ke belakang mereka sesudahmu". Kemudian tiba-tiba ada satu kelompok orang, sehingga ketika aku mengetahui mereka, keluarlah seorang lelaki dari antaraku dan mereka. Lalu dia berkata : "Marilah." Aku bertanya : "Akan kemana ?". Dia menjawab : "Ke neraka, demi Allah". Aku bertanya : "Bagaimana keadaan mereka ?"Dia menjawab : "Sesungguhnya mereka kembali ke belakang mereka sesudahmu, dan aku tidak menduga orang yang selamat dari mereka kecuali seperti onta yang tersesat (tanpa penggembala)". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Asma' binti Abu Bakar ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : "Sesungguhnya Aku di telaga, sehingga Aku melihat orang dari kalanganmu yang datang kepadaku dan akan diambil orang-orang dari sisiku". Kemudian aku berkata dan akan diambil orang-orang dari sisiku". Kemudian aku berkata : "Wahai Tuhan, itu dari golonganku dan dari ummatku". Lalu dikatakan : "Apakah kamu mengetahui sesuatu yang telah diperbuat mereka sesudahmu ? Demi Allah, mereka terus menerus kembali ke tumit mereka". Dan Ibnu Abi Mulaikah berkata : "Wahai Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada Mu agar kami tidak kembali ke tumit kami, atau terfitnah dalam agama kami". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
YANG PERTAMA KALI DIHISAB PADA HARI KIAMAT ADALAH SHALAT:
Dari Huraits bin Qabishah, ia berkata : Saya sampai di Madinah. Ia berkata : "Wahai Allah mudahkanlah bagiku (mendapat) teman duduk yang baik. Lalu saya duduk kepada Abu Hurairah ra. Ia berkata : Saya berkata : "Saya berdo'a kepada Tuhan (Allah) Yang Maha Mulia dan Maha Besar -untuk memudahkan bagiku teman duduk yang baik, maka sampaikanlah kepadaKu hadits yang kamu dengar dari Rasulullah saw.- Semoga Allah memberi manfaat kepadaku dengan itu". Ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : "Sesungguhnya sesuatu yang paling dulu dihisab pada hamba adalah shalatnya. Jika shalat itu baik maka ia telah menang dan sukses. Jika shalatnya rusak maka ia telah merugi". Hammam berkata : Saya tidak tahu, ini dari perkataan Qatadah atau riwavat. Jika dari fardhunya ada kekurangan-kekurangan, Allah berfirman : "Lihatlah, apakah hambaKu mempunyai shalat sunnat, maka fardhu yang kurang itu dapat disempurnakan. Kemudian demikian itu caranya dalam menghisab seluruh amalnya". (Hadits ditakhrij oleh An Nasa'i). Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw., beliau bersabda : "Sesuatu yang pertama kali diperhitungkan pada hamba adalah shalatnya, jika ia menyempurnakannya. Jika tidak (sempurna) maka Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Lihatlah apakah hambaKu mempunyai (shalat) sunat ?". Jika kedapatan padanya (shalat) sunat, maka Allah berfirman : "Sempurnakanlah fardhu itu dengannya". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah). Dari Tamim ad Dari ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Sesuatu yang pertama diperhitungkan pada hamba di hari Qiyamat adalah shalatnya. Jika ia menyempurnakannya maka dicatat baginya shalat sunatnya. Jika ia tidak menyempurnakannya maka Allah Yang Maha Suci berfirman kepada para malaikatNya : "Lihatlah apakah kamu menjumpai shalat sunat bagi hambaKu ? maka sempurnakanlah dengannya fardhu yang disia-siakannya. Kemudian amal-amalnya diambil menurut perhitungan itu". (Hadits ditakhrij oleh Abu Daud). Dari Anas bin Hakim Adh Dhabi -ia samar dari Ziyad atau Ibnu Ziyad dia datang di Madinah dan bertemu dengan AburHurairah berkata: Ia minta dijelaskan keturunanku, maka saya menunjukkan nasabku : Abu Hurairah berkata : "Hai pemuda, maukah saya ceritakan hadits kepadamu ?". Saya menjawab : "Baiklah, semoga Allah memberikan rahmat kepadamu". Yunus berkata : "Sava mendengar ia menuturkannya dari Nabi saw. bersabda : "Sesunguhnva amal-amal hamba yang pertama kali diperhitungkan pada hari Qiyamat adalah shalat". Beliau bersabda: Tuhan kami Yang Maha Besar dan Maha Mulia berfirman kepada para malaikatNya -padahal Dia lebih mengetahui : "Lihatlah shalat hambaKu, ia menyempurnakan atau mengurangi. Jika shalat itu sempurna maka dicatatlah kesempurnaan baginya. Jika ia mempunyai shalat sunat maka Allah berfirman : "Sempurnakanlah bagi hambaKu akan fardhunya dari sunatnva". Kemudian amal-amal itu diambil seperti itu. (Hadits ditakhrij oleh Abu Dawud). Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata : Rasululah saw. bersabda : "Tuhanku datang kepadaku dalam sebagus-bagus bentuk". Ia berkata : "Saya menduga beliau sedang tidur". Ia berkata : "Demikianlah dalam hadits". Tuhanku berfirman : "Hai Muhammad, tahukah kamu dalam hal apakah Al Malaul a'la (kelompok yang sempurna) itu bertengkar?". Beliau bersabda : "Saya katakan "tidak". Beliau bersabda : "Maka Dia meletakkan tanganNya diatas kedua belikatku, sehingga Aku dapati kesejukannya sampai kedua susuku". Atau beliau bersabda : "Pada leherku, maka aku mengetahui apa yang dilangit dan di bumi". Dia berfirman : "Hai Muhammad, tahukah kamu dalam hal apakah Al Malaul a'la (kelompok yang sempurna) itu bertengkar ?" Saya menjawab: "Ya". Dia berfirman : "Dalam penghapus, dalam penghapus yaitu diam di Masjid setelah shalat, berjalan kaki untuk jama'ah, menyempurnakan wudhu atas hal-hal yang tidak disenangi. Barangsiapa yang melakukan hal itu maka ia hidup dengan baik, dan mati dengan baik, dan dalam kesalahan seperti hari dilahirkan oleh ibunya. Dia berfirman : "Hai Muhammad, apabila kamu telah shalat maka ucapkanlah : 'ALLAAHUMMA AS ALUKA FI'LAL KHAIRATI WATARAL MUNKARAATI WAHUBBUL MASAA­KIINI WA IDZA ARADTA BI’IBAADIKA FITNATAN FAQBIDLNII ILAIKA GHAIRA MAFTUNIN" (Wahai Allah, saya mohon kepadaMu perbuatan yang baik, meninggalkan kemungkaran, dan cinta pada orang-orang miskin. Apabila Engkau menghendaki fitnah pada hambaMu maka matikanlah saya olehMu tanpa-terfitnah". Beliau bersabda : "Untuk derajat itu adalah menyiarkan salam, memberi makanan, shalat malam di kala manusia sedang tidur. (Hadits ditakhirij oleh Tirmidzi). Dari Ibnu Abbas ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : "Tuhanku datang kepadaku dalam, sebaik-baik bentuk dengan berfirman : "Wahai Muhammad", Aku menjawab : "Kami perkenankan Engkau wahai Tuhanku,' dan kebahagiaanMu". Dia berfirman : "Dalam hal apakah Al Malaul a'la (kelompok yang tinggi) itu bertengkar ? Aku menjawab : "Wahai Tuhanku, aku tidak tahu". Lalu Dia meletakkan tanganNya di antara kedua tulang belikatku dan aku mendapatkan kesejukan di antara kedua susuku, lalu aku mengetahui apa yang di antara timur dan barat. Dia berfirman : "Hai Muhammad !". Aku menjawab : "Aku perkenankan panggilanMu, wahai Tuhanku dan kebahagiaanMu". Dia berfirman : "Dalam hal apakah kelompok vang tinggi itu bertengkar ?". Aku menjawab : "Dalam derajat dan penghapus, yaitu melangkah kaki untuk jama'ah, menyempurnakan wudhu atas hal-hal yang tidak disenangi dan menanti shalat setelah melakukan shalat. Barangsiapa vang menjaga hal itu maka ia hidup dengan baik dan mati dengan baik, dan dosanya seperti hari dilahirkan oleh ibunya". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi). Dari Abdullah bin Amr yaitu Ibnu Ash ra., ia berkata : Kami shalat Maghrib bersama Rasulullah saw, orang yang pulang telah pulang dan masih duduklah orang yang berdo'a atau bermohon. Rasulullah saw. datang dengan segera dan nafas terengah-engah dan terbuka kedua lutut beliau seraya bersabda : "Bergembiralah, ini Tuhanmu telah membuka salah satu pintu langit, Dia bermegah-megahdengan kamu terhadap malaikat, seraya berfirman : "Lihatlah kepada menanti fardhu yang lain". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
YANG DIHARAP HANYA SYAFA'AT DARI RASULULLAH SAW.:
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Orang-orang berkata : "Wahai Rasulullah, apakah kami melihat Tuhan kami pada hari Qiyamat ?" Beliau bersabda : "Apakah kamu saling memadharatkan dalam melihat matahari yang tidak berawan ?". Mereka menjawab : "Tidak, wahai Rasulullah". Rasulullah bersabda . "Apakah kamu saling memadharatkan dalam melihat bulan pada malam purnama yang tidak berawan ?". Mereka menjawab : "Tidak, wahai Rasulullah". Beliau bersabda : "Maka sesungguhnya demikian itulah kamu melihat Tuhan pada hari Qiamat. Allah mengumpulkan manusia, lalu Tuhan berfirman : "Barang siapa yang menyembah sesuatu, maka ikutilah" Orang vang menyembah matahari, ia mengikutinva (matahari itu) dan orang yang menyembah berhala-berhala ia mengikuti berhala-berhala itu, yang masih tinggal adalah umat ini dan didalamnya ada orang-orang munafik. Lalu Allah mendatangi mereka dalam bentuk yang tidak mereka kenal, Allah berfirman : "Akulah Tuhanmu", maka mereka berkata : "Aku berlindung kepada Allah dari kamu, inilah tempat kami, sehingga Tuhan kami datang kepada kami, apabila Tuhan kami mendatangi kami niscaya kami akan mengetahui Nya". Maka Allah mendatangi mereka dalam bentuk yang mereka kenal, lalu Allah berfirman : "Akulah Tuhanmu". Mereka berkata: "Engkau Tuhan kami." Kemudian mereka mengikuti Nya, dan dipasanglah jembatan Jahannam. Rasulullah saw. bersabda : "Aku adalah orang yang pertama melewati, dan do'a-do'a para Rasul saat itu adalah : "Wahai Allah selamatkanlah, selamatkanlah". Padanya ada penyambar seperti duri pohon Sa'dan, tidakkah kamu melihat duri-duri pohon Sa'dan ?" Mereka menjawab : "Ya, wahai Rasulullah." Beliau bersabda : 'Duri-duri itu seperti duri-duri pohon Sa'dan, hanya saja kadar besarnya yang mengetahui hanya Allah. Neraka itu menyambar manusia karena perbuatan mereka, diantara mereka ada yang dihancurkan karena perbuatannva, dan diantara mereka ada vang dicincang, kemudian selamat, sehingga apabila Allah telah selesai dalam memutusi hamba-hambaNya dan berkehendak untuk mengeluarkan mereka dari neraka, maka Dia mengeluarkan, yaitu orang­orang yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Maka Allah memerintahkan Malaikat untuk mengeluarkan mereka, para Malaikat mengetahui mereka dengan tanda bekas sujud, karena Allah mengharamkan neraka memakan bekas-bekas sujud dari anak Adam. Para Malaikat mengeluarkan mereka dalarn keadaan telah hangus, lalu ditumpahkan air pada mereka yang disebut air hidup, maka mereka tumbuh seperti tumbuhnya biji-bijian pada tanah yang dibawa oleh banjir, dan tinggallah seorang lelaki yang menghadapkan wajahnya ke neraka, sambil berkata : "Wahai Tuhan, bau neraka telah menghancurkan saya dan nyalanva telah membakar saya, maka palingkanlah muka saya dari neraka". Dia senantiasa berdo'a kepada Allah, kemudian Allah berfirman : "Jika saya memberi barangkali kamu akan minta padaku akan yang lain", maka dia menjawab : "Tidak, demi kemuliaanMu, saya tidak minta yang lain", lalu Tuhan memalingkan mukanya dari neraka, kemudian sesudah itu ia berkata : "Wahai Tuhan, dekatkanlah saya ke pintu sorga" Maka Tuhan berfirman : "Bukankah kamu telah yakin, bahwa kamu tidak akan minta kepadaKu akan selainnya?, celaka kamu wahai anak Adam, alangkah khianatnya kamu", namun dia senantiasa berdo'a, lalu Tuhan berfirman : "Jika Aku memberimu, barangkali kami minta kepadaKu akan yang lain." Maka dia berkata : "Tidak," demi kemuliaan Mu saya tidak minta yang lain kepadaMu", dia memberikan janji-janji kepada Allah untuk tidak minta vang lain lagi, maka Allah mendekatkannva ke pintu sorga. Ketika ia melihat apa yang ada didalamnya, ia diam sesuai yang dikehendaki Allah untuk diam, kemudian dia berkata : "Tuhan, masukkanlah saya ke sorga". Lalu Allah berfirman : "Bukankah kamu telah yakin bahwa kamu tidak minta kepadaku akan vang kamu telah yakin bahwa kamu tidak minta kepadaku akan yang lain ? Celaka kamu wahai anak Adam, alangkah khianatnya kamu", maka dia berkata : "Wahai Tuhan, janganlah Engkau jadikan saya hamba Mu yang paling celaka". Ia senantiasa berdo'a sehingga Allah tertawa, maka ketika Allah tertawa karenanya, Allah memberikan izin kepadanya untuk masuk sorga. Ketika ia masuk sorga, dikatakan kepadanya : "Bercita-citalah demikian ", maka iapun bercita-cita, kemudian dikatakan kepadanya : "Bercita-citalah demikian, maka dia bercita-cita sehingga cita-citanya habis, lalu dikatakan kepadanya. : "Ini untukmu dan bersama itu kamu mendapat lagi sesuatu yang sama". Abu Hurairah ra. berkata : "Orang lelaki itulah yang paling akhir masuk sorga". Abu Said Al Khudri duduk bersama Abu Hurairah ra, tidak merubah haditsnya sedikitpun sehingga sampai kepada perkataannya : "Ini untukmu dan bersama itu kamu mendapat lagi sesuatu yang sama". Abu Said berkata : "Sava mendengar Rasulullah saw bersabda : "Ini untukmu dan sepuluh kali hal yang seperti itu". Abu Hurairah berkata : "Saya hafal : "Bersama itu kamu mendapat lagi sesuatu yang sama". (HR. Bukhari). Dari Anas Ibnu Malik ra. bahwasanya Nabi saw. bersabda : "Pada hari Qiamat Allah mengumpulkan orang-orang mu'min demikian, lalu mereka berkata : "Seandainya kita mohon syafa'at kepada Tuhan kita, sehingga Dia memberi kelonggaran kepada kita ditempat kita ini", maka mereka datang kepada Adam, kemudian berkata : "Wahai Adam, tidakkah engkau melihat manusia ? Allah telah menjadikan Engkau dengan tangan-Nya, dan menyuruh para malaikatNya untuk sujud kepada Engkau, Allah telah menganjurkan nama-nama segala sesuatu kepada Engkau, maka mohonkanlah syafa'at bagi kami kepada Tuhan kita, sehingga Tuhan memberi kelonggaran terhadap kami di tempat kami ini". Maka Adam menjawab : "Saya tidak menempati tempat itu," ia menyebutkan kepada mereka kesalahan yang dilakukannya, akan tetapi datanglah kepada Nuh, karena dia Rasul pertama iang diutus Allah kepada penduduk bumi," lalu mereka datang kepada Nuh, maka ia menjawab : "Saya tidak menempati tempat itu, ia menyebutkan kesalahan yang telah dilakukannya. Akan tetapi datanglah kepada Ibrahim, kekasih Allah !" Lalu mereka datang kepada Ibrahim, maka ia menjawab : "Saya tidak menempati tempat itu, ia menyebutkan kesalahan­kesalahan yang dilakukannva - akan tetapi datanglah kepada Musa, maka ia menjawab : "Saya tidak menempati tempat itu", ia menyebutkan pada mereka kesalahan yang telah dilakukannya, akan tetapi datanglah kepada Isa, hamba dan Rasul Allah, kalimah dan ruhnya!", lalu mereka datang kepada Isa, maka ia menjawab : "Saya tidak menempati tempat itu". Akan tetapi datanglah kepada Muhammad saw. hamba vang telah diampuni dosa-dosanya yang telah terdahulu dan yang terkemudian". Lalu mereka datang kepadaku, maka aku pergi, lalu minta izin kepada Tuhanku, maka Dia mengizinkannva padaku. Ketika aku melihat Tuhanku, aku sujud, kemudian Allah meninggalkan aku sesuai dengan kehendak Nya dalam meninggalkan aku, kemudian dikatakan padaku : "Bangkitlah Muhammad, berkatalah akan didengar, mintalah perantara akan diberi, dan mohonlah syafa'at akan diberi syafa'at". Maka aku memuji Tuhanku dengan pujian-pujiau yang telah diajarkan kepadaku, kemudian aku mohon syafa'at, dan Tuhan membatasinya kepadaku, maka aku memasukkan mereka ke sorga, kemudian aku kembali, dan ketika aku melihat tuhanku, aku sujud. Lalu Allah meninggalkan aku sesuai dengan kehendak Allah untuk meninggalkan aku, kemudian dikatakan : "Bangkitlah Muhammad, berkatalah akan didengar, mintalah perantara akan diberi, dan mohonkan syafa'at akan diberi syafa'at !". Maka aku memuji Tuhan dengan puji-pujian vang telah diajarkan oleh Tuhan kepadaku, lalu aku mohon syafa'at dan Tuhan membatasinva kepadaku, maka aku memasukkan mereka ke sorga, lalu aku kembali, dan ketika aku melihat Tuhan, aku sujud, kemudian Allah meninggalkan aku sesuai dengan kehendakNya dalam meninggalkan aku, kemudian dikatakan : "Bangkitlah Muhammad, berkatalah akan didengar, mintalah perantara akan diberi dan mohonkan syafa'at akan diberi syafa'at !", lalu aku memuji Tuhanku dengan pujian yang telah diajarkan Nya kepadaku, kemudian aku memohon syafa'at dan Dia membatasinya kepadaku, lalu aku kembali dan berkata : "Wahai Tuhan, yang masih di neraka hanyalah orang-orang yang telah dicegah oleh Al Qur'an, dan wajiblah kekal atasnya".Nabi saw: bersabda : "Keluarlah dari neraka orang-orang yang mengucapkan : "Laailaaha illallaah (tidak ada Tuhan selain Allah) dan dihatinya ada kebaikan seberat gandum ( ± 6 butir biji) kemudian keluar lagi dari neraka orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallaah, dan di hatinya ada kebaikan sebutir biji gandum, lalu keluar lagi dari neraka orang yang mengucapkan: Laa ilaaha illallaah, dan dihatinya ada kebaikan seberat semut kecil. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
TABLIGH:
Dari 'Adi bin Hatim ra., ia berkata : "Ketika saya ada disisi Nabi saw. tiba-tiba datanglah seorang laki-laki kepada beliau, dia mengadukan kepada beliau tentang kemiskinan, kemudian datanglah kepada beliau orang lain yang mengadukan kepada beliau tentang penyamun. Lalu Rasulullah saw, bersabda : "Wahai Adi, apakah kamu melihat Hirah ?" Saya menjawab : "Belum melihatnya, saya telah diberi tahu tentang Hirah itu". Rasulullah saw. bersabda : "Jika kamu hidup lama (panjang umur) niscaya kamu akan melihat sekedup berangkat dari Hirah sehingga thawaf di Ka'bah, sekedup itu tidak takut pada seseorang kecuali kepada Allah". Saya berkata tentang sesuatu antara saya dan diri saya (berguman) : "Dimanakah penyamun yang membuat keonaran di suatu negara ?" (Nabi saw. bersabda) : "Jika kamu hidup lama (panjang umur), kamu akan menaklukkan perbendaharaan Kisra". Saya bertanya : "Kisra bin Hurmuz ?" Nabi saw. bersabda : "Kisra' bin Hurmuz, dan jika kamu hidup lama (panjang umur), niscaya kamu akan melihat seorang laki-laki mengeluarkan emas atau perak sepenuh telapak tangannya, mencari or­ang yang mau menerimanya namun ia tidak mendapat seorangpun yang mau menerimanya. Dan seseorang diantaramu akan bertemu Allah pada hari pertemuan itu, yang antara dia dengan Tuhan tidak ada penterjemah yang menterjemahkan. Maka sungguh Dia (Tuhan) berfirman kepadanya: "Tidakkah aku mengutus kepadamu seorang Rasul yang menyampaikan kepadamu (kerisalahan) ?" Ia menjawab : "Ya". Lalu ia melihat sebelah kanannya, ia tidak melihat kecuali Jahannam dan melihat kesebelah kirinya, ia tidak melihat kecuali Jahannam. 'Adi berkata : "Saya mendengar Nabi saw. bersabda : "Jagalah dari neraka walaupun dengan separoh kurma, jika kamu tidak mendapati separoh kurma maka dengan kata-kata yang baik. 'Adi ra. berkata : Lalu saya melihat sekedup yang berangkat dari Hirah sehingga thawaf di Ka'bah sekedup itu tidak takut kecuali kepada Allah. Dan saya termasuk orang-orang yang menaklukkan perbendaharaan Kisra bin Hurmuz dan sungguh jika kalian hidup lama (panjang umur), niscaya kalian akan menyaksikan apa yang telah disabdakan oleh Nabi, ayah Qasim saw. yaitu : "Orang mengeluarkan sepenuh telapak tangannya". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Orang-orang bertanya : "Wahai Rasulullah, apakah kami melihat Tuhan kami dihari Qiamat?". Beliau bersabda : "Apakah kamu saling memadharatkan dalam melihat matahari di siang hari yang tidak berawan ?" Mereka menjawab : "Tidak" Rasulullah saw. bersabda : "Demi Dzat yang jiwaku ditanganNya, tidaklah kamu saling memadharatkan dalam melihat Tuhanmu, kecuali sebagaimana kamu saling memadharatkan dalam melihat salah satu dari keduanya (matahari atau bulan purnama)". Beliau bersabda : "Maka Tuhan menemui hamba". Lalu Tuhan berfirman : "Wahai Fulan, tidakkah aku memuliakanmu ?, tidakkah Aku menjadikanmu sebagai tuan ? tidakkah Aku menjodohkanmu ?, tidakkah Aku menundukkan bagimu kuda dan unta ? Aku biarkan kamu sebagai pemimpin dan mendapat seperempat (rampasan)". Maka ia menjawab : "Ya" Rasulullah saw bersabda : "Maka Tuhan berfirman : "Apakah kamu menduga bahwa kamu akan bertemu Aku ?" Dia menjawab : "Tidak". Lalu Tuhan berfirman : "Sesungguhnya Aku melupakanmu, sebagaimana kamu melupakan Ku". Kemudian Tuhan menemui orang yang kedua, lalu Dia berfirman : "Wahai Pulan, tidakkah Aku memuliakanmu ?, tidakkah Aku menjadikanmu sebagai tuan ?, tidakkah aku menjodohkanmu ?, tidakkah aku menundukkan kuda dan unta ? Dan Aku biarkan kamu sebagai pemimpin dan mendapat seperempat (rampasan) ?". Maka Dia menjawab : "Ya, wahai Tuhan". Lalu Tuhan berfirman : "Apakah kamu menduga bahwa kamu akan bertemu dengan Ku ?". Dia menjawab : "Tidak". Maka Tuhan berfirman: "Maka sesungguhnya Aku melupakanmu, sebagaimana kamu melupakanKu". Kemudian Tuhan bertemu dengan orang yang ketiga, maka Tuhan berfirman kepadanya seperti itu juga. Lalu dia menjawab : "Wahai Tuhan, saya beriman kepada Mu, kepada Kitab Mu dan kepada Rasul-rasul Mu, saya shalat, berpuasa dan bersedekah", dan la memuji dengan kebaikan yang di bawah kemampuannya. Maka Tuhan berfirman: "Jika demikian, disini". Rasulullah saw. bersabda : "Kemudian dikatakan kepadanya : "Sekarang Kami bangkitkan saksi-saksi Kami atasku". Dia berfikir dalam hatinya : "Siapakah orang yang menjadi saksi atasku ?" Lalu mulutnya dikunci,dan dikatakan pada pahanya, daging dan tulangnya : "Berkatalah !", maka paha, daging dan tulangnya mengatakan amalnya. Yang demikian itu agar dapat membuat alasan bagi dirinya, itulah orang munafik dan itulah orang yang dimurkai Allah". (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Dari Anas bin Malik ra., la berkata : "Kami ada di sisi Rasulullah saw beliau tertawa, lalu bersabda : "Tahukah kalian sebab apakah aku tertawa ?". Kami menjawab : "Al­lah dan Rasul Nya lebih tahu". Rasulullah saw. bersabda : "Termasuk percakapan hamba pada Tuhan Nya Yang Maha Mulia lagi Maha Besar berkata : "Wahai Tuhan, tidakkah Engkau menyelamatkan aku dari kezhaliman ?" Rasulullah saw. bersabda : "Tuhan bertirman : "Ya" Rasulullah saw. bersabda : "Ia berkata : "Sesungguhnya saya tidak melewatkan diriku, kecuali ada saksi dariku". Rasulullah saw. bersabda : "Maka Tuhan berfirman : "Cukuplah dirimu sebagai saksi pada hari ini, juga malaikat Kiraman Katibin sebagai saksi". Rasulullah saw. bersabda : "Kemudian mulutnya dikunci, dan dikatakan kepada anggota-anggota badannya : "Berkatalah". Rasulullah saw. bersabda : "Maka anggota-anggota badannya mengatakan amalnya". Rasulullah saw. bersabda : Kemudian antara dia dengan perkataan itu diputuskan. Rasulullah saw bersabda : "Or­ang itu berkata : "Jauhlah dan binasalah kamu, untukmulah saya membela". (Hadits ditakhrij oleh Turmidzi). Dan Abu Hurairah dan Abu Said ra. berkata : Rasulullah saw bersabda : "Pada hari Qiamat hamba didatangkan, kemudian Allah berfirman kepadanya : "Tidakkah Aku jadikan bagimu pendengaran dan penglihatan, harta dan anak-anak, Aku tundukkan bagimu binatang ternak dan tumbuh-tumbuhan, dan Aku membiarkan kamu menjadi pemimpin dan mendapat seperempat (rampasan) ? Tidakkah kamu menyangka bahwa kamu akan ketemu dengan Ku pada hari ini ?" Rasulullah saw. bersabda : "Lalu ia menjawab : "Ya". Maka Tuhan berfirman kepadanya: "Pada hari ini Aku melupakanmu, sebagaimana kamu melupakan Ku". Dan Anas ra. dari Nabi saw. bersabda : "Pada hari Qiamat anak Adam dibawa, seolah-olah dia anak kambing lalu dihadapkan Allah. Kemudian Allah berfirman kepadanya : "Aku telah memberimu, menganugerahkan kepadamu dan Aku telah memberikan ni'mat atasmu, apakah yang telah kamu kerjakan ?". Lalu ia menjawab : "Wahai Tuhan, saya telah mengumpulkan dan membuahkannya, kemudian sebagian besarnya telah saya tinggalkan, maka kembalikanlah saya, lalu saya kembalikan lagi kepada Mu". Apabila seorang hamba tidak mengamalkan kebaikan, maka ia diteruskan ke neraka". (HR. Turmudzi).
SEMOGA BERMAMFAAT

Daftar isi

Daftar Isi :